Hana sudah sedikit lebih tenang sekarang. Setelah membasuh tubuhnya yang terasa lembab dan mengganti pakaiannya kini ia dan Bhumi duduk di meja makan. Bhumi mengambilkan segelas air dingin untuk Hana. Hana menyentuh gelas dingin itu dengan kedua tangannya, membiarkan sensasi dingin mengalir di jari jemari tangannya.
"Mau kamu atau aku yang lebih dulu bicara?" ujar Hana dingin. Tatapannya lurus mengarah pada air dingin dalam gelas yang ada di genggaman tangan.
"Meski aku nggak yakin kamu tahu tentang ini atau tidak, tapi aku akan tetap bertanya sebelumnya. Apa kamu tahu Sheira sebatang kara?"
Sedikit terkejut namun Hana masih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak terpancing pada perkataan Bhumi. Ia tetap lurus menatap gelas di hadapannya dibandingkan menatap Bhumi. "Aku sendiri nggak yakin tahu hal itu atau tidak, aku hanya pernah bertemu keluarganya saat pernikahan Sheira dan Adit."
"Sheira tidak punya keluarga! Sebenarnya dia,-" terdengar hembusan nafas kasar dari mulut Bhumi sebelum pria itu melanjutkannya "Sebenarnya dia adalah anak dari salah satu pejabat berpengaruh di negeri ini."
Mata Hana mengerjap beberapa kali dan yang kali ini dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya hingga spontan Hana mengangkat kepalanya dan menatap Bhumi lekat. "Anak diluar nikah," sambung Bhumi. Melihat ekspresi Hana yang begitu kaget Bhumi sudah menebak bahwa wanita itu tidak tahu apa-apa mengenai Sheira.
"Ibu Sheira adalah wanita simpanan dan karena kecerobohannya lah Sheira ada. Sheira pernah mencoba menemui ayah kandungnya beberapa kali, namun bahkan sampai sekarang pria itu tidak ingin melihat atau bakan mengakuinya. Terakhir kali ia dan Ibunya bahkan diancam jika kembali datang mengganggu, maka mereka akan dihabisi dengan tidak segan-segan."
Mimik wajah Hana berubah menjadi ngeri. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, ternyata tawa ceria Sheira selama ini, menyimpan rahasia yang begitu kelam. Hana merutuk dirinya sendiri yang menyebut dirinya sahabat tapi bahkan tidak tahu menahu soal ini.
"Aditya dari keluarga baik-baik." Lanjut Bhumi, ekspresi Bhumi seketika berubah mendung, "Aku cuma nggak mengira kalau reaksi pria itu akan sebrutal seperti ini." Sesal Bhumi.
Dahi Hana mengernyit bingung, "Maksudnya?"
Bhumi menatap Hana lekat. Ia menarik nafas dalam-dalam. "Aku begitu membenci Sheira saat kutahu ternyata dia berkhianat dibelakangku. Aku menerimanya apa adanya, bahkan kukatakan kepada Ibu bahwa dia dari keluarga baik-baik. Namun balasan yang dia lakukan padaku benar-benar melukai egoku sebagai seorang laki-laki.
"Aku mengiriminya kado pernikahan di hari pernikahan mereka, kubeberkan rahasia Sheira dalam secarik kertas dan berharap Aditya mengetahuinya lantas segera menceraikan Sheira. Namun ternyata berhari-hari kutunggu tidak ada yang terjadi. Mereka terlihat baik-baik saja hingga 2 minggu lalu. Sheira tiba-tiba menghubungiku kembali."
Hana melongo mendengar cerita Bhumi, dadanya mulai sesak "Ya Allah, Mas! Apa yang sudah kamu lakukan sama mereka?" Hana mulai terisak histeris.
Bhumi terlihat menyesal, "Kupikir surat itu tidak sampai di tangan Aditya, kupikir semua sudah berlalu, belakangan baru aku tahu bahwa benda itu disimpan oleh Sheira di dalam lemarinya dan tanpa sengaja Aditya baru mengetahuinya beberapa minggu lalu. Dia merasa dibohongi oleh Sheira yang mengatakan berasal dari keluarga baik-baik." Bhumi bangkit dan berlutut di hadapan Hana "Hana sungguh aku tidak tahu kalau reaksinya akan sebrutal itu."
Hana memukul bahu Bhumi dengan kesal. Hana bangkit dari kursinya dan menatap Bhumi dengan penuh benci "Jahat, kamu Mas!"
"Aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi. "
"Dengan cara apa?" tantang Hana, "Menikahi Sheira?"
-----Bersambung----
KAMU SEDANG MEMBACA
Bhumi Untuk Hana
RomanceBerawal dari seringnya Hana menutupi kebohongan Sheira dari kekasihnya Bhumi, membuat Hana harus terkena getahnya ketika Sheira justru lebih memilih selingkuhannya untuk dan mencampakkan Bhumi begitu saja. Bhumi yang tidak terima dicampakkan begitu...