1

9.2K 279 5
                                    

Bugh ...

Bugh ...

"Ampuun Nona, ampuni saya ..." Mohon pria itu yang sudah tidak berdaya terhadap wanita dihadapannya ini.

"Setelah anda mengkhianati saya, kamu memohon ampun. Benar-benar tidak tahu diri!" sahut wanita itu dengan geram.

"Maafkan saya Nona," sahut pria itu lagi.

"Cihhh!"

Dor!

"Aaaaaaa!" teriak wanita imut yang bernama Bity dibalik pohon.

"Siapa itu?"

Bity berusaha menutup mulutnya dan kabur supaya tidak diketahui.

"Ada yang melihat Bos," kata anak buah wanita itu.

"Kejar," titahnya.

"Baik!"

Dua anak buah wanita itu mengejar Bity dengan cepat dan menangkapnya.

"Lepasin, Bity gak mau! Lepasin!"

"Ikut kami!"

"Tolooong."

Bugh ...

Wanita itu langsung memukul Bity sampai pingsan dan menggendongnya.

"Biar saya yang gendong, kalian berdua urus pria bangsat itu!"

"Baik Bos."

"Hemmm, ternyata kamu masih bocah. Baiklah, kamu harus ikut aku bocah!" gumamnya dengan semirik iblis.

***

Pagi-pagi sekali, Bity merasakan nyeri dibagian lehernya.

"Leherku kenapa?" keluhnya namun enggan membuka mata.

Sedangkan wanita itu baru masuk dan tersenyum melihat Bity baru bangun.

Duduk disamping Bity dengan segelas susu hangat dan biskuit.

Bity membuka matanya dan melihat langit-langit, sekitar lima menit baru sadar.

"Astaga ini dimana?"

"Dirumahku bocah!"

Bity menoleh ke samping dan langsung ingat kejadian malam tadi.

"Aaaaaaaaaa!" teriak Bity.

Wanita itu santai saja mendengar Bity teriak karena kamarnya sudah ada kedap suara.

"Jangan berteriak seperti itu atau aku akan memperkosamu," ucap wanita itu.

"Hah, memperkosa? Apa itu?" tanya Bity.

"Kamu tidak tahu," sahut wanita itu.

Bity mengangguk.

"Berapa umurmu?" tanya wanita itu lagi.

Bity menggeleng.

"Astaga, kamu ini hewan apa manusia."

"Bity manusia," kata Bity.

"Bagaimana kamu menyebut manusia sedangkan umur saja tidak tahu!"

"Bity memang tidak tahu umur."

"Kamu sekolah apa tidak?"

"Sekolah, Bity tidak sekolah."

"Kenapa kamu tidak sekolah, anak seusia kamu itu sekolah."

"Tidak, Bity tidak sekolah."

"Kenapa tidak sekolah?" tanya wanita itu heran.

"Katanya Bity anak bodoh, tidak pantas sekolah dan Bity itu katanya anak pembawa sial!"

Wanita itu sangat terkejut.

"Siapa yang bicara seperti itu sama kamu, bocah?"

"Ibu sama Ayah, Kakek dan Nenek juga, emmm semuanya."

"Kamu tidak marah?"

"Kenapa Bity harus marah, emang bodoh itu apa?"

"Kamu tidak tahu bodoh itu apa?"

"Tahu."

"Apa?"

"Cantik, 'kan."

Wanita itu makin terkejut.

"Siapa yang bilang begitu?"

"Ayah."

'Astaga anak ini, saya jadi penasaran.'

"Baiklah bocah karena kamu salah, berarti mendapatkan hukuman."

"Hukuman, jangan kasih Bity hukuman."

"Kamu salah."

"Hiks hiks hiks jangaaaan, Bity takut hiks hiks ..."

'Aneh!'

"Kenapa kamu harus takut?" tanya wanita itu.

"Bity takut kena hukuman karena hukuman yang diberikan Kakek, sakit!"

'Kakek, mencurigakan.'

"Kamu dikasih hukuman apa sama Kakek kamu?" tanya wanita itu lagi.

"Bity sering dicambuk makanya please Tante, bebaskan Bity, jangan hukum Bity!"

"Kenapa kamu dicambuk?"

"Karena Bity gak bilang-bilang ambil ayam goreng di meja makan."

Degh ...

'Dasar tidak manusiawi!'

"Kenapa begitu?"

"Emmm gak tahu, pokoknya Bity gak boleh makan ayam goreng."

"Lalu kamu selama ini makan apa?"

"Nasi basi."

Degh ...

"Apa!"

"Kenapa Tante, kok terkejut!"

"Bity, kamu tahu nasi basi itu apa?"

"Tidak tahu, karena Bity sering makan itu sejak kecil."

'Anak yang malang.'

"Kamu mau ikut Tante."

Bity langsung mundur.

***

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang