7

2.8K 134 0
                                    

Intan baru saja sampai ke rumahnya dan sudah disambut sang Mama.

"Anak Mama udah datang," ucapnya.

"Iya Mam," sahut Intan.

"Kamu pasti lapar," tebak Mama Intan.

"Hee iya Ma," sahut Intan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Ya sudah kamu ganti baju dan cuci kaki dan tangan, Mama siapin makan siang buat kamu."

"Iya Ma, makasih."

"Iya sayang."

Intan pun ke atas dan masuk kamar mandi untuk mengganti bajunya lalu memakai baju santai.

"Hufft ahhh capeknyaaa," keluh Intan lalu teringat akan gadis kecil yang bernama Bity.

Intan tertawa sendiri jika ingat kelakuan Bity.

"Hahaha dia sangat polos dan lucu, aku suka dia tapi ... sepertinya orang itu juga menyukai Bity."

Yang dimaksud Intan adalah, Hara.

Iya Hara!

"Aku tidak akan membiarkan dia mendekati Bity, enak saja!"

Tok tok

"Intan, makan siangnya udah siap Nak."

"Iya Mam."

Intan pun membuka pintunya dan menggandeng sang Mama untuk turun ke bawah.

"Mama hari ini masak apa?" tanya Intan.

"Masak kesukaan kamu dong," sahut Mama Intan.

"Wahh itu pasti enak."

"Iya sayang."

Dimeja makan sudah terhidang makanan enak dan lezat.

"Papa kapan pulang Ma?" tanya Intan lagi.

"Tiga hari lagi sayang," sahut Mama Intan.

"Ouhh."

"Kenapa Nak?" tanya Mama Intan cukup khawatir dengan perubahan ekspresi Intan.

"Gak papa kok Ma," sahut Intan yang tidak ingin membuat Mamanya sedih.

"Kamu yakin?"

"Iya Mam."

"Ya sudah kalau begitu kita lanjut makan."

"Hemmm."

() () ()

Bity sedang asyik main boneka dan nonton tv yang sudah di jadwalkan Hakken.

"Ok Cici, kita makan dulu yahhh." Bity mengambil beberapa makanan sedikit lalu menyuapi boneka kelinci yang beri nama Cici.

Makanan yang diberikan Bity pun hanya replika tidak benar-benar makanan.

Hakken akan segera kembali ke kantor dan dia langsung menghampiri Bity lalu mengecup keningnya.

Cup

"Mommy," kata Bity.

"Mom mau pergi ke kantor dulu yah sayang," izin Hakken.

"Kapan Mom pulang?" tanya Bity dengan wajah imutnya.

"Kalau cepet sore ini sayang tapi biasanya malam, gak papa ya."

"He emmm Bity gak papa kok, yang penting Mom pulang dan bisa nemenin Bity lagi."

"Pinter anak Mom, oh ya selama Mon ke kantor Bity gak boleh keluar rumah."

"Iya Mom."

"Satu lagi jangan nakal."

"Bity gak nakal Mom."

"Bagus, ya sudah sini cium dulu."

Cup

Pipi kanan

Cup

Pipi kiri

Cup

Dagu

Cup

Menempelkan hidung dengan gemasnya.

"Mom pergi dulu sayang," kata Hakken melambaikan tangannya.

Diluar pagar, Hakken menekankan pada anak buahnya untuk tidak mengizinkan siapapun yang masuk meski mengaku orang tuanya atau apalah, kalau mereka memaksa hajar saja.

"Saya tidak ingin ada yang masuk ke rumah saya meskipun mereka mengaku orang tua saya dan jaga kesayanganku!"

"Baik Miss," sahut anak buah Hakken.

"Bagus!"

Siang ini Hakken ada pertemuan beberapa klien.

"Siang Miss," sapa yang lain.

"Hemmm."

Beberapa klien sudah menunggu Hakken dan mereka saling menatap terutama ke arah Tuan Zhan.

"Ada apa?" tanya Tuan Zhan dingin.

"Tidak papa," sahut salah satu klien yang tadi menatap Tuan Zhan.

Hakken tidak memperdulikan ada Tuan Zhan dalam meeting ini.

"Baiklah, bisa kita mulai."

"Bisa Miss."

15 menit kemudian ...

Para klien saling berjabat tangan.

"Selamat ya Miss."

"Miss Hakken luar biasa."

"Sukses untuk anda ya Mis."

Semua orang keluar yang tertinggal hanya Tuan Zhan dan Hakken.

Hakken bersiap ingin pergi dan merapihkan semua barangnya.

Tuan Zhan memangku dagunya dengan tangan yang bertumpu di meja.

"Biasanya anak akan menyapa orang tuanya, bukan."

Hakken hanya diam tanpa berniat sedikitpun menyahut.

Pergi tanpa menoleh dan itu membuat sesak dada Tuan Zhan.

"Kamu masih membenci Daddy ya, Ken."

() () ()

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang