36

889 30 0
                                    

Beberapa Minggu kemudian, Hara dan Rin menikah tanpa di hadiri Arjun.

"Maaf sayang pernikahan kita kali ini tidak dihadiri sama Papa kamu," ucap Rin menunduk.

"Kenapa kamu yang minta maaf, lagian laki-laki itu aja yang egois. Tidak mau mendengarkan keinginan anaknya, makanya Kak Hakken pergi dari rumah."

"Bukan itu, gara-gara kamu mau menikahi aku Papa ka-"

"Gak usah mikirin orang itu, kita harus bahagia. Dia aja bahagia masa kita enggak, tunjukin ke dia kalau kita bisa hidup tanpa uangnya. Terbukti, kan sekarang."

Rin mengangguk lalu memeluk Hara dengan erat. "Terima kasih sudah mau menerima aku apa adanya."

Tidak terasa air mata Hara jatuh karena terharu. "Sama-sama sayang, aku sayang dan cinta banget sama kamu."

"Ekhemmm," tegur Tya.

"Ehhh!" kaget mereka berdua lalu melepaskan pelukannya secara perlahan.

"Dihari pernikahan begini kalian mewek, kan Mama juga ikutan mewek."

"Hehehehe maaf Ma," ucap Hara sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu.

"Kamu sihh," tukas Rin.

Hakken dan keluarga kecilnya mendekati Hara dan Rin.

"Selamat ya Ra," ucap Hakken lalu memeluknya.

"Iya Kaka terima kasih," sahut Hara membalas pelukan Hakken.

Begitu juga dengan Rin, Hakken juga memeluknya sebentar.

"Selamat yahh Rin," ucap Hakken.

"Iya Kak terima kasih sudah hadir," sahut Rin.

Kemudian Zizi sambil menggendong Bira.

"My ... My ... Undaaaaa ..." oceh Bira dan itu membuat Hara dan Rin gemas apalagi Tya.

"Ikhh gemas banget," ucap Tya.

"Itu loh Ma, pipinya Bira gemes pengen gigit." Hara ikut menimpali dengan gaya yang gemas.

"Kayak bakpao," sambung Rin sambil cekikikan.

"Kan Bira makan sun Tante," sahut Zizi seperti gaya anak kecil.

"Ha ha ha ..." tawa mereka semua.

Kemudian Zizi memberikan selamat satu-persatu pada Hara dan Rin.

"Selamat yahh kalian berdua, pokoknya doanya yang langgeng sampai kakek dan nenek."

"Makasih ya Kak Zizi doanya," ucap Rin.

"Iya sama-sama kita turun dulu yahh," ucap Zizi.

"Iya Kak, banyak kok makanan Indonesia disini," sahut Hara.

"Baiklah, ayo sayang."

Tiba-tiba datang paket besar dan itu membuat Hara dan Rin keheranan.

"Itu paket siapa sihh apa nyasar, besar banget." Rin bingung melihatnya karena paket kotak itu sangat besar.

Kurir meminta tandatangan pada Hara.

"Bisa tandatangan disini," ucapnya.

"Dari siapa yahh?" tanya Hara.

"Saya gak tau tapi katanya dari sahabat kalian yang gak bisa hadir, tolong tandatangan ada paket lain yang harus saya antar."

"Baiklah."

Kurir itu pun disuruh membawa makanan.

"Terima kasih," ucap kurir itu lalu lanjut bekerja.

Sedangkan Hakken dan Zizi melihat paket itu cukup tercengang.

"Paket siapa ya itu," ucap Zizi.

"Mungkin dari temannya mereka berdua," sahut Hakken.

"Bisa jadi sih Yang."

Saat Hara dan Rin membuka kotak besar itu.

"Oh tidaaaak!" teriak Rin kesenangan karena mendapatkan kado spesial dari Intan dan Bity.

"Astaga mereka memberikan tiket honeymoon di Paris," gumam Hara sambil menitikkan air matanya.

Tidak hanya itu, Intan dan Bity juga mengucapkan spanduk besar untuk mereka berdua.

Selamat menikah, Hara dan Rin dari sahabat kalian.

"Mereka so sweet banget sih sayang kasih ucapan ke kita," ucap Rin senang.

"Iya sayang," sahut Hara tersenyum bahagia karena sahabat mereka dengan susah payah membuat kado seperti ini.

Intan dan Bity juga meminta untuk rekaman video pernikahan sang sahabat.

Bity menyandarkan kepalanya di bahu sambil tersenyum.

"Ini kenapa cenyum-cenyum sihh," ucap Intan dengan gemasnya.

"Ishh Kak Intan mahhh," sahut Bity malu-malu.

"Hahaha ada apa sayang kok senyum-senyum dari tadi."

"Senang aja Kak."

"Karena apa?"

"Emmm kasih tau gak yahh."

"Ouhh ada mau rahasia-rahasiaan nihh, mau di gelitikin nih kayaknya."

"Ikhh curang," ucap Bity kemudian kabur.

"Hayo mau kabur kemana," sahut Intan lalu juga ikut lari kecil mengejar Bity.

[][][]

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang