10

2.4K 108 0
                                    

() () ()

Hakken langsung pergi ke sekolah karena khawatir dengan Bity.

"Dimana Bity?" tanya Hakken.

"Di uks Miss," sahut anak buah Hakken.

"Hemmm."

Diruang uks Bity terus menangis karena takut dengan Hara.

"Sayang," panggil Hakken dan langsung memeluk Bity.

"Mommy, Bity takut."

"Takut kenapa sayang, cerita sama Mommy hemmm."

"Tadi ada yang maksa Bity buat hisap teteknya."

Betapa terkejutnya Hakken mendengar ucapan Bity.

"Siapa yang berani maksa kamu!?"

"Kak Hara!"

Degh

"Hara."

"Iya."

'Brengsek!' batin Hakken mengepalkan tangannya.

"Kita pulang ya Nak."

"Bity gak mau disini, Bity takut."

"Iya sayang, kita pulang yahh."

"Iya."

"Sini Mommy gendong."

Hakken akan memberi pelajaran pada Hara nantinya.

Kepala sekolah juga sudah tahu kalau Bity hampir dicelakai salah satu murid kelas 12.

Sesampainya di rumah Hakken menggantikan baju Bity karena Bity kalau sudah menangis susah beraktivitas.

"Mommy siapin makan siang Bity dulu yahh."

Bity hanya diam dan itu membuat Hakken makin sedih.

Setelah membuat makanan untuk Bity, Hakken pergi ke atas dan  menyuapi Bity.

"Kamu harus makan yang banyak yahh."

Tidak ada sahutan dari mulut mungil Bity dan itu sangat jelas dilihat Hakken jika Bity trauma.

'Sialan anak itu, kali ini aku tidak akan memberi ampun.' Haken berujar dalam hatinya sangat geram.

"Ahh pinter anak Mommy makannya, sini bibirnya Mommy bersihkan."

"Mommy," panggil Bity tiba-tiba.

"Ada apa sayang," sahut Hakken.

"Bity ngantuk."

"Ngantuk, mau bobo."

"Iya."

"Mau Mommy temenin."

"Iya."

"Ya sudah ayo berbaring, mau di empok juga."

"Mau Mommy."

"Ya sudah sini Mommy empok."

Plok

Plok

Plok

Hakken mengempok pantat Bity agar bisa tidur siang.

Setelah Bity tidur, barulah Hakken mencium pucuk kepala Bity dengan lembut.

"Kasihan anak Mommy pasti dia ketakutan," gumam Haken lalu menyelimuti Bity.

() () ()

"Mommy," panggil Bity yang sudah mandi.

"Ehhh anak Mommy emmm wangi sekali sihh."

"Hihihi tadi Mbak Anom yang bantuin Bity mandi."

"Ouhh ya, coba cium dulu wangi gak. Kalau gak wangi ulang lagi mandinya sama Mommy."

"Bity bisa mandi sendiri kok."

"Iya sayang, Bity bisa mandi sendiri tapi gak wangi."

"Kenapa?"

"Bity mandinya gak pakai sabun sihh."

"Masa sihh?"

"Ayo ulang mandinya sama Mommy."

Bity hanya menurut saat digendong oleh Hakken ke kamar mandi.

Hakken melepas semua baju Bity dan tubuhnya kelihatan putih, mulus kaya pantat bayi.

"Bity mau berendam disini," pinta Bity menunjuk bathub.

"Iya sayang sini dulu Mommy gosok pantatnya yahh."

Hakken menggosok tubuh Bity dengan busa sabun agar wangi dan juga shampo.

Bity tidak bisa menggunakan shampo dan itu fatal karena waktu itu dia pernah mandi dan menggunakan shampo untuk menggosok tubuhnya kemudian berujung gatal-gatal.

Byur

Byur

Byur

Hakken menyiram tubuh mulus Bity dan sesekali memijat payudara Bity yang masih mungil.

"Mommy enak dipijit," kata Bity.

"Iya dong sayang, kalau payudara dipijit emang nikmat biar sehat payudaranya."

"Apa Mommy selalu pijit payudara Mommy."

"Enggak sayang."

"Ouhhh."

"Udah ah ayo pakai handuk."

"Iya."

Setelah selesai mandi, Hakken mengeringkan rambut Bity.

"Bity suka pakai baju ini Mommy," tunjuk Bity dengan baju bergambar kelinci."

"Haha iya sayang kamu pakai baju itu."

Setelah selesai mengeringkan rambut, Hakken memakaikan baju yang dipilih Bity tadi.

"Sekarang kita pakai bedak," kata Hakken mengambil my baby.

Setelah pakai bedak dengan puas Hakken menciumi pipi Bity.

"Mommy gemas banget sama Bity."

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

"Mommy pipi Bity sakit," protes Bity.

"Hehehe maafin Mommy yahh soalnya gemes pengen nyubit pipi Bity."

"Jangan, nanti pipi Bity merah."

"Hahaha ya sudah, Bity minum susu yahh seperti biasa."

"Iya."

Hakken membuatkan Bity susu dalam dor warna pink.

"Selesai juga susunya."

Hakken memanggil Bity yang memainkan boneka  kelincinya.

"Sayang, ini susunya sudah jadi ayo ngedot dulu."

"Yeyyyy!"

Hakken terkekeh dan sangat gemas melihat tingkah Bity.

Kali ini Hakken menemani Bity minum susu.

Tiba-tiba bunyi pesan diponselnya masuk.

Ting

@Tuan Andara
”Kenapa kamu mengeluarkan Hara, Hakken!”

Hakken tersenyum membaca pesan itu, siapa lagi kalau bukan pesan dari Ayahnya.

() () ()

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang