12

2.1K 98 2
                                    

Hakken langsung menampar Hara karena marah.

Arjun sangat terkejut begitu juga dengan Mamanya Hara, Tya.

"Hakken, apa yang kamu lakukan hah!?" Arjun langsung membentak Hakken yang juga anak kandungnya bersama mantan istrinya.

"Itu peringatan untuk anak anda yang tidak tahu diri ini!" sahut Hakken lalu menendang meja dan pergi dari rumah itu.

Arjun langsung menatap Hara.

"Apa yang sudah kamu perbuat, Hara?" tanya Arjun.

"Bukan urusan, Papa!" sahut Hara langsung naik ke atas dan menutup pintu dengan sangat keras.

"Hara, berani kamu sama Papa!"

"Mas, sudah."

"Lihat anak kamu, Tya."

"Dia juga anak kamu, Mas."

"Akhh persetan dengan semua itu, pokoknya aku gak mau tahu Hara harus minta maaf sama Hakken!"

Tya hanya bisa menghela nafasnya dengan berat.

Apalagi yang kamu lakukan, Hara.

Tya mengetuk pintu kamar Hara.

"Mama boleh masuk, Ra?"

"Masuk aja Ma."

Tya pun masuk dan menutup pintunya sambil memperhatikan Hara.

"Kamu kenapa?"

"Hara murahan ya Ma."

"Maksud kamu apa?"

"Hara udah lecehin anak kesayangan Kakak Hakken."

"Ahhh, tunggu ini maksudnya apa? Hakken punya anak, Hara Kakak kamu itu belum menikah."

"Kak Hakken adopsi anak dan satu sekolah dengan Hara, namanya Bity. Dia cantik dan imut, Hara juga sering rebutan dengan Intan."

"Astaga, Mama baru tahu kalau Kakak kamu adopsi anak."

"Ma."

"Iya sayang."

"Mama tahu alasan Kak Hakken benci Hara."

"Kakak kamu itu sebenarnya baik tapi karena Papa kamu saja."

"Maksudnya."

"Kamu, kan tahu mantan istri Papa kamu itu Mamanya Intan. Nahh sedangkan Kakak kamu Hakken adalah anak kandung mereka tapi tidak pernah diperhatikan, mungkin Kakak kamu sakit hati dengan Papa makanya dia gak pernah manggil Papa."

"Kasihan Kak Hakken yah Ma."

"Dia dari kecil tinggal sama Nenek."

"Jadi Kak Hakken itu ..."

"Dia tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, makanya dia keras!"

"Besok Hara akan minta maaf sama Kak Hakken."

"Bagus sayang, Mama dukung itu."

"Emmm."

() () ()

Mamanya Intan, Zira terlalu sibuk menggapai karir sebagai Dokter.

Papanya Intan, Daren Holan.

"Apa Intan bertengkar lagi disekolah?" tanya Daren.

"Seperti yang kamu tebak," sahut Zira.

"Dengan Hara!"

"Iya."

"Apa perlu kita mengadakan pertemuan keluarga besar, termasuk Hakken."

Zira langsung diam dan menghentikan aktivitasnya.

"Entahlah," sahut Zira.

"Zira, kamu tidak merindukan Hakken?" tanya Daren.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu," sahut Zira.

"Hanya merasa lucu saja, Ibu dan anak tidak bertegur sapa."

"Itu hanya kesalahpahaman saja."

"Kalau begitu perbaikilah, sebelum anak itu semakin membencimu. Aku lihat dia mengadopsi anak."

"Mengadopsi anak?"

"Iya, satu sekolah dengan Intan. Mungkin Intan kenal dengan anak itu."

Zira hanya diam.

() () ()

Setelah lama bekerja di kantor, Hakken langsung pulang dan memeluk kesayangannya itu.

"Mommy sudah pulang."

"Iya sayang."

"Mommy."

"Iya."

"Hari ini Bity senang."

"Senang kenapa sih?"

Bity mengambil hasil gambarnya.

"Ini Mommy."

"Woahhh ini ahh sayang kamu hemmm sini peluk dulu," kata Hakken terharu karena Bity menggambar dirinya.

"Ini Mommy dan ini Bity, bagus gak."

"Bagus sayang, kayaknya ada bakat jadi pelukis nih."

"Hihihi."

"Bity mau kursus sayang," tawar Hakken.

"Mau Mommy," sahut Bity dengan sumringah.

"Ya sudah nanti Mommy daftarkan kamu yahh."

"Horeee, makasih Mommy. Bity sayang Mommy banyaaaaak banget!"

"Mommy juga sayang Bity."

"Malam ini Bity mau tidur sama Mommy."

"Ok, let's go."

() () ()

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang