24

1.1K 49 5
                                    

Satu Minggu kemudian Hakken dan Zizi melangsungkan acara pernikahan.

Darren dan Intan juga ikut hadir dalam pernikahan itu.

"Pernikahannya mewah ya Pa," ucap Intan.

"Iya sayang," sahut Darren.

"Pa, Intan mau nemui Bity dulu."

"Ya sudah Papa mau gabung sama yang lain."

"Iya Pa."

Bity melambaikan tangannya saat disamping Hakken.

"Kak Intan," panggil Bity sumringah.

Hakken melihat wajah ceria Bity saat bertemu Intan.

'Bahagia sekali Bity bertemu Intan, kasihan juga Intan kalau aku larang bertemu Bity. Biar bagaimanapun Intan juga adikku,' batin Hakken.

Seakan tahu isi hati Hakken, Zizi menggenggam tangan suaminya itu dan mengatakan jika Intan anak yang baik.

"Sayang, kamu lihat Bity sampai seseneng itu dia kalau bicara sama Intan begitu juga dengan Intan."

"Iya aku paham."

"Bagaimana keputusan kamu?"

"Aku tidak akan menghalangi mereka tapi Bity itu masih kecil."

"Aku tahu kok."

"Gak rela rasanya dia itu dewasa tau."

"Kamu jangan egois yahh, Bity itu lambat laun dia akan dewasa."

"Iya aku mengerti kok."

Bity mengajak Intan untuk makan berbagai hidangan yang disediakan.

"Ayo Kak kita makan itu," ucap Bity.

"Iya," sahut Intan geleng-geleng kepala melihat kelakuan Bity.

Tya dan Arjun langsung naik panggung menemui Hakken dan Zizi.

"Hakken selamat ya Nak kamu nikah sekarang iya walaupun satu gender," ucap Tya.

"Iya makasih Tante," sahut Hakken.

Arjun sebenarnya terpaksa naik ke panggung atas paksaan Tya.

"Mas, ayo salam."

"Iya."

Zizi memegang lengan Hakken begitu erat.

"Kalau anda tidak suka silahkan turun," ucap Hakken.

"Mas ..." ucap Tya lagi.

"Gak, kamu tenang aja Papa tidak merasa terganggu."

"Baguslah."

Arjun kemudian menyalami Hakken dan memberi selamat.

Tiba-tiba ada pasangan datang.

"Ya ampun Jun, apa tidak ada laki-laki di dunia ini sampai-sampai Hakken menikah dengan wanita."

"Kamu," sahut Arjun.

"Masih ingat gak sama kita," ucap Fuji.

"Siapa yang mengundangmu, nenek lampir?" tanya Hakken.

"Kami di undang Zira," sahut Fajar tiba-tiba.

"Zira," ucap Arjun.

"Iya," sahut Fuji lagi.

"Mama," panggil seorang wanita cantik ke arah Zira.

"Hey sayang," ucap Zira.

"Mama Zala kangen," rengek wanita itu.

"Mama juga kangen sama Zala."

Semua tertuju pada Zala dan Zira.

"Apa-apaan ini," ucap Darren.

"Maaf yahh semuanya, biar saya perkenalkan lebih detail. Ini Zala anak saya bersama Arjun, Hakken bukan anak kandung saya."

"Apa!" kaget mereka semua kecuali Hakken.

Intan dan Bity jadi tegang begitu juga dengan Hara dan Rin.

"Bagaimana mungkin, apa maksudnya ini semua. Zira, apa maksud kamu?" tanya Arjun.

"Mas Arjun, Zala ini anak kita sedangkan Hakken anak mereka berdua."

"Apa yang sebenarnya terjadi," ucap Tya.

"Waktu kecil aku menukarkan bayi di sebuah rumah sakit, karena kami ingin bayi kami hidup enak. Sesuai harapan kami, Hakken sekarang jadi pengusaha sukses. Hakken sayang, ini kami Nak."

Hakken tersenyum dan mengatakan hal yang tak terduga.

"Maaf Pak Fajar, sepertinya anda itu berimajinasi terlalu tinggi menjadi orang kaya. Lalu bagaimana dengan darah Zala yang sama dengan Ibu Fuji saat terjadi kecelakaan waktu SMA dulu? sesuai rencana anda mengatakan jika darah Dokter Zira cocok padahal anda sudah memanipulasi semua itu, secara diam-diam anda menyogok Dokter yang menangani Zala dan menukar darah anda dengan Dokter Zala. Apa anda juga ingat saat saya kecelakaan masa kuliah dan membutuhkan darah, dengan pongahnya anda menawarkan diri untuk menyelamatkan hidup saya padahal darah yang anda donorkan adalah darah Dokter Zira yang waktu itu anda simpan bersama Dokter sogokan anda. Ahhh saya lupa, kalian semua bawa Dokter manipulatif itu ke hadapan saya."

"Baik Boss."

"Mari kita bongkar kebohongan anda," ucap Hakken.

Fajar dan Fuji sudah pucat.

Zira langsung shok dan tegang, sebenarnya apa yang terjadi.

Semua anak buah Hakken membawa Dokter laki-laki.

"Hay Dok," sapa Hakken.

"Hak-ken," ucap Dokter itu terkejut.

"Apakah anda terkejut?" tanya Hakken.

"Jadi selama ini yang menyekap saya itu kamu," ucap Dokter itu.

"Em em emmmm itu tidak tepat," sahut Hakken.

"Apa maksudnya?" tanya Zira.

"Anda diamlah sebentar Nyonya Zira, saya tidak ingin dijadikan boneka oleh kedua pasangan busuk ini. Mengerti!" ucap Hakken.

"Hakken," ucap Arjun.

"Nah sekarang Dokter, dongengkan cerita mereka itu kepada kami. Anda jangan hanya memakan gajih buta," ucap Hakken.

Dokter itu langsung menceritakan semuanya dimana Fuji dan Fajar tidak pernah menukar bayi mereka justru hanya memanfaatkan Dokter Zira yang mudah terpengaruh.

"Semuanya fakta," ucap Dokter itu.

Zira langsung terduduk lemas.

"Gak mungkin," ucap Zira.

"Kita pergi dari sini Ma," ucap Fajar.

"Iya Pa," sahut Fuji.

"Tangkap mereka!" titah Arjun.

Hakken tersenyum miring menatap Dokter Zira.

'Rasakan kebodohanmu yang Anda pelihara itu,' batin Hakken.

[][][]

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang