35

942 28 2
                                    

Bity memeluk Intan saat membuka matanya.

"Kak ..."

"Iya sayang ada apa hemm?"

"Bity takut Kak."

"Udah kamu gak usah takut ada Kakak disini."

"Jangan tinggalin Bity lagi Kak."

"Itu gak akan terjadi sayang."

"Hiks hiks ..."

"Sudah yahh, makan malam kali ini Kakak siapin."

"Beneran."

"Ya dong buat kesayangan."

"Yeyy."

"Aaaaaaaa buka mulutnya."

"Mmmmm enak ada asin-asinnya."

"Mungkin kena hingus atau air mata kamu sayang."

"Eh enggak kok."

"Yakin, tadi Kakak lihat kamu nangis keluar ingus."

"Ishh enggak lah."

"Hahaha iya-iya dehh sini suap lagi."

"Mmmmm isynaaakk."

"Yang banyak makannya biar cepat sembuh."

"Iya Kak."

"Habis ini minum obat ya sayang."

"Di gerus ya Kak obatnya."

"Kenapa di gerus?"

"Bity gak bisa minum obat yang batangan Kak, gak enak suka muntah."

"Ikh dasar bocil!"

"Bity bukan bocil tau."

"Yang minum obat di gerus begini cuma bocil, sayang."

"Enggak, Bity bukan anak kecil."

"Iya-iya deh si paling dewasa, emmuahhh gemes banget cepet sembuh baby."

[][][]

Beberapa bulan kemudian, undangan pernikahan Hara Bow dan Rin di share.

"Kak Hara udah nikah ya Kak."

"Iya sayang, mereka nikah di Thailand."

"Apa Mommy sama Bunda juga hadir."

"Tentu."

"Yahhh ..."

"Kenapa sayang?"

"Hari pernikahan mereka mentok sama jadwal ujian Bity di kampus."

"Benarkah?"

"Iya." Bity tertunduk sedih karena tidak bisa ikut."

"Jangan sedih begitu sayang."

"Maaf Kak."

"Pernikahan mereka juga di Thailand sayang, kita masih bisa video call."

"Apa itu benar Kak."

"Iya."

"Bagus deh kalau gitu."

"Ya sudah kalau gitu kita cari makan, Kakak lapar nihh."

"Iya Kak, Bity juga dari tadi lapar."

"Ya sudah kalau gitu kita let's go."

"Ayo Kak."

Intan mengacak rambut Bity dengan gemas karena sangat mudah berubah moodnya.

Sesampainya di restoran mahal, Bity memesan makanan yang dia sukai."

"Bity pesan burger ya Kak sama baby crab ya Kak."

"Boleh sayang."

Intan juga memesan banyak makanan untuk kesayangannya itu.

"Makan yang banyak sayangku."

"Pasti itu Kak, Bity perlu tenaga buat ujian nanti."

"Hahaha bisa aja kamu."

Di meja yang sedikit jauh dari pandangan Intan, Kalesya mengintai.

"Kalian saat ini boleh-boleh saja bersenang-senang tapi ke depannya tidak akan!" ucapnya mengepalkan tangan.

[][][]

Arjun sangat emosi karena Hara ingin  menikahi Rin tanpa restu darinya.

"Tidak akan aku biarkan!"

"Kamu mau kemana Mas?" tanya Tya.

"Diam kamu, apa ini juga kemauan kamu Tya hah."

"Apa sih maksud kamu."

"Hara sama Rin mau nikah kenapa aku gak tau."

"Ngapain minta izin sama kamu."

"Aku ini Papanya Hara, apa aku salah."

"Selama ini Hara sama Rin minta restu dari kamu, kan tapi apa jawaban Mas. Coba Mas ingat kembali saat mengusir Hara dirumah ini, aku sangat ingat Mas, sakit hatiku saat itu!"

"Rin itu tidak pantas untuk Hara."

"Apa yang membuat Rin tidak pantas untuk Hara, apa?"

"Dia anak yatim piatu!"

"Lalu apa bedanya sama kamu, Mas! bukannya kamu juga yatim piatu sejak kecil bahkan Zira bisa menerima kamu apa adanya."

Plak!

Arjun menampar pipi Tya cukup keras.

Tya hanya diam dan menatap tajam ke arah Arjun.

Dengan tangan yang gemetar, Arjun menatap tangannya yang sudah menampar istrinya tadi.

"Mas minta maaf Ty ... minta maaf sama kamu."

Air mata Tya sudah tak terbendung lagi.

"Maafkan Mas, Mas gak sengaja."

Tya langsung mendorong Arjun dengan kuat.

"Pergi kamu Mas, aku kecewa ..." Tya langsung pergi dan mengambil semua pakaiannya di lemari. Arjun memang kerap menampar Tya saat kalap tapi selalu dimaafkan Tya tapi kali ini tidak ada toleransi lagi.

"Ty ... jangan pergi Ty, Mas mohon."

Brughh ...

Tya dengan cepat mendorong Arjun sampai terjungkal.

Bughhh ...

"Aduhh," ringis Arjun.

Tya langsung masuk mobil dan pergi meninggalkan Arjun.

[][][]

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang