38

965 27 2
                                    

Kalesya mengelus pipi Bity dengan lembut dan ingin menciumnya.

Tapi Bity berontak dengan menggoyangkan kepalanya kesana kemari dengan brutal.

"Jangan, pergi Kalesya."

"Ayolah Bit, jangan kayak gini ok sayang."

"Gak mau kamu jahat."

Sedangkan Intan dan Hakken sudah berhadapan dengan anak buah Kalesya.

"Brengsek dimana bos kalian hah!"

"Ha haha hahah ... pertanyaan bodoh mana mungkin kami beritahu."

"Intan, Mommy akan hajar yang di depan kamu terobos aja selamatkan Bity."

"Baik Mom."

Hakken langsung maju dan memukul telak mereka semua.

Bughh! Bughhh! Bughhh!

"Kalian dasar  kurang ajar, berani sekali menculik anak saya!"

Bughhh!

Hakken menggunakan pisau lipat dan menusuk dada mereka bahkan mencongkel matanya.

"Aaaaaaaaaaa!" teriak mereka semua.

Hakken juga merobek dada merak sampai ke bawah perut dan mengambil jantungnya lalu di masukkan ke dalam mulut temannya lagi secara paksa dan brutal.

"Ini hukuman untuk kalian karena sudah menculik putriku!" tekan Hakken dengan muka yang menyeringai tanpa dosa.

Hara dan Zizi tiba di lokasi dan melihat banyak mayat yang tak utuh.

"Hahhhh!" teriak Zizi dengan takut.

"Kak Zizi jangan takut ini pasti anak buah Kalesya."

"Lalu Hakken sama yang lainnya mana?"

"Kita masuk ke dalam Kak Zi."

"Moga aja mereka baik-baik aja Ra."

"Iya Kak."

Kalesya menggantung Bity di atas dengan di bawahnya buaya.

"Hikk huhu ... Kak Intan," suara tangis Bity pecah.

"Brengsek apa yang kamu lakukan dengan Bity, sialan!"

"Hahahah kalau aku tidak bisa memiliki Bity artinya kamu juga tidak bisa, Intan!"

"Dasar gila, kamu benar-benar gak punya hati!"

"Itulah cintaku pada Bity, besar bukan."

"Persetan dengan cinta, lepaskan Bity."

"Aku tidak mau."

Buaya di bawah Bity sangat kelaparan dan itu membuat Intan sangat cemas dan panik.

Hakken dan Hara membuat rencana.

Dari belakang, Zizi mendekati Intan untuk memberi kode.

"Kak Zizi."

"Tenang Intan, kita selamatkan Bity sama-sama."

"Ha hah hah ... apa hanya perempuan tua itu yang membantu kamu, Tan."

"Diam."

"Kak Intan huhuhuh ... hiks hiks hiks tolongin Bity."

"Bity, tenang Bity, tenang sayang."

"Sudah kalian mengucapkan kata cintanya," ucap Kalesya.

"Kamu jahat Kalesya!" teriak Bity.

Hakken menyerang Kalesya dari samping.

"Cihhh, sialan si tua bangka ini lagi."

Kalesya mengambil pistol yang dia selipkan di pinggang.

Dorr!

"Mommmy!" teriak Bity.

Beruntungnya Hakken bisa menghindar dan mengambil pistolnya juga.

Dorr! Dorr! Dorr! Dorr!

"Brengsek!" maki Kalesya karena kalah cepat dengan Hakken saat membidikkan peluru pistol.

Dorr!

Hakken menembak tangan Kalesya terlebih dahulu.

"Akhhhhh," ringis Kalesya karena merasa terpojok dia memanggil bantuan.

Intan dan Zizi dikepung anak buah cadangan Kalesya.

"Zizi, Intan," ucap Hakken panik.

"Ha ha ha hah ..." Kalesya tertawa puas dan ingin menembak tali yang menggantung Bity.

Dorr!

"Bityyy!" teriak Intan.

Hakken langsung menembak  dada Kalesya lalu Hara melompat dengan tinggi untuk menangkap tubuh Bity agar bisa ke samping.

Brakkkk!

Hara dan Bity jatuh ke samping kolam dan kepalanya Bity terbentur keras.

"Akhhhh," ringis Bity melihat Kalesya sudah berada di samping kolam tapi buaya itu malah naik dan menerkam Kalesya.

Kelesya tersenyum melihat Bity.

"Awas Hara, Bity," ucap Intan dan menembak buaya itu.

Hakken menarik Zizi yang hampir di terkam buaya.

"Awas sayang," ucap Hakken.

"Haduhh hampir saja."

Hakken, Hara, dan Intan menembaki para buaya itu.

Lalu Intan menggendong Bity yang sudah pingsan.

"Kita harus bawa Bity ke rumah sakit," ucap Intan.

"Kalian bawa Bity, biar aku yang menyelesaikannya."

"Tapi Mom," sanggah Hara.

"Kalian bawa Bity, cepat. Zizi kembalilah ke acara dan bubarkan."

"Baik Ken."

"Ayo," ucap Intan menggendong Bity ala bridel style.

Hakken menelpon anak buahnya.

«Kalian, cepat kesini.»

[][][]

NEXT

Kamu MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang