Yeouk masih bekerja dikantornya. Dia mendapat notif dari Yoonjin.
ParkYoon: "Aku sudah tanya dengan Yoongi, terima kasih karena kau dia jadi jujur denganku. Dia mengatakan kalau kau kekasih temannya yang menyukainya"
Dan Yoonjin mengirimkan foto, dimana Yoongi sedang merebahkan kepalanya di pangkuan Yoonjin dengan Tangan Yoonjin mengelus kepala Yoongi.
Yeoul hanya membaca pesan itu. Hatinya begitu berkecamuk. Dia ingin berteriak namun dia sadar dia berada dikantornya.
Siang harinya Yoongi mengirimi Yeoul pesan.
"Jagiii, kau sudah makan?"-Namchin-
"Sudah"-Yeoul-
"Kau kenapa? kenapa sepertinya malas-malasan menjawab pesanku?"-Namchin-
"Pekerjaanku sedang banyak"-Yeoul-
"Kau pasti merindukanku kan? nanti aku akan menjemputmu😘"-Namchin-
Namun Yeoul hanya membacanya. Dia lalu berjalan mendekati Yoonjin.
"Jagiyaaa"-Yoongi-
"Hooo?"-Yoonjin-
"Kenapa kau bertanya tentang wanita itu?"-Yoongi-
"Wanita itu mengirim pesan kepadaku, besok-besok tidak usah menjemputnya apalagi dia menyukaimu"-Yoonjin-
"Biar aku pantau ponselmu, biar aku tahu kau berada dimana"-Yoonjin-
"Haiaa mwooyaa?"-Yoongi-
Sore harinya Yoongi sudah berada didepan kantor Yeoul.
Yeoul berjalan mendekati Yoongi dengan wajah lesu.
"Kenapa wajah kekasihku ini?" tanya Yoongi sambil memasangkan helm untuk Yeoul.
"ayoo pulang" kata Yeoul lesu. Diperjalanan Yeoul tidak memeluk pinggang Yoongi.
"Kau kenapa? aku membuat kesalahan?" tanya Yoongi namun Yeoul hanya diam saja.
Sampai didepan rumah Yeoul, Yeoul segera melepas helmnya dan memberikan helm itu pada Yoongi, Lalu Yeoul segera masuk air matanya menetes deras."Jagiii" panggil Yoongi namun Yeoul tidak menjawabnya. Yoongipun memarkirkan motornya, dia masuk kedalam rumah Yeoul.
"Eommonim?" sapa Yoongi kepada ibu Yeoul yang sedang melihat acara televisi.
"Iyaa nak masuk saja"-Nyonya Kim-
Yoongipun masuk kedalam kamar Yeoul, nampak Yeoul menangis menyembunyikan suara tangisannya dibantal.
Yoongi memandang dengan rasa bersalah, lalu dia mendekat mengelus rambut Yeoul. Yeoul bangkit dan melihat Yoongi. Dia menghapus air matanya, lalu menarik tangan Yoongi.
"Ileowaaa" kata Yeoul menarik tangan Yoongi menuju keluar rumahnya. Mereka berdiri didepan rumahnya.
"Kau mau menjelaskan semua? kenapa kau seperti ini lagi? saat aku diJepang kau selingkuh aku memakluminya karena aku sadar aku tidak disini denganmu. Tapi sekarang apa? alasannya apa? karena cuek saat aku sibuk menemani appaku dirumah sakit? haaaaa? apa alasannya kau melakukan ini? hikkskss . Kenapa kau tegaaa? hikkss"-Yeoul-
"Jagiii Mianheee"-Yoongi-
"Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutmu? tidak ada kata lain?"-Yeoul-
"Mianhee"-Yoongi-
"Sekarang kau lebih memilih siapa? dia kan pasti? yang lebih cantik lebih kaya? lebih muda? aku tidak perlu jawabanmu karena aku tahu kau akan memilih dia. Toh aku ini apa? hanya pacar temanmu yang selalu kau antar jemput. Haiss. Yaaaaak mulai sekarang kita akhiri sampai disini, jangan pernah memperlihatkan wajahmu yang menjijikkan ini didepan mataku, dan jangan pernah juga memohon untuk berteman baik Karena aku sudah tidak sudi berteman denganmu haiiiisssss" teriak Yeoul memukul dada Yoongi.
Lalu Yeoul menghapus air matanya, setelah itu dia berjalan masuk.
"Jagiiii, jagiyaaa" panggil Yoongi kepada Yeoul, namun Yeoul tidak menggubrisnya.
Sejak saat itu Yoongi tidak pernah mengunjungi Yeoul.
Ketika Yeoul saraoan dengan kedua orang tuanya.
"Nak Yoongi tidak pernah kemari? sedang marahan?"-Nyonya Kim-
"Aniii, dia sudah mempunyai kekasih"-Yeoul-
"Kenapa bisa seperti itu?"-Nyonya Kim-
"Yaaa bisa, kalau ada yang lebih cantik, kaya dan muda kenapa tidak"-Yeoul-
"Carilah seorang lelaki yang mapan, appa tidak mau anak gadis appa yang selalu bekerja keras ini dikehidupan rumah tangganya harus menderita appa tidak mau"-Tuan Kim-
"Appa hanya diam saja ketika melihat lelaki itu, appa sebenarnya tidak setuju. Tapi melihat putri appa nampak bahagia bersamanya ya appa biarkan. Karena appa tidak mau melihat putri appa bersedih" kata Tuan Kim, seketika air mata Yeoul menetes.
"Sudah jangan menangis, untuk apa menangisi lelaki seperti itu? doakan yang terbaik untuknya jangam pernah menyumbahinya. Doakan yang terbaik agar doa itu kembali kepadamu nak"-Tuan Kim-
########
Sebulan kemudian Appa Yeoul meninggal, disusul sebulan kemudian eomma Yeoul meninggal.
Hati Yeoul begitu hancur, cobaan demi cobaan dilaluinya.
Setelah ibu Yeoul dimakamkan, Yeoul keluar dari kamarnya untuk mengambil minum.
"Aku tidak mau kalau disuruh tinggal disini, bagaimana orang tuaku?"-Istri Seok Jin-
"Tapi kasihan Yeoul kalau dia sendirian disini, aku anak tertua harus menggantikan orang tuaku"-Seok Jin-
"Dia sudah dewasa oppa, tidak perlu dijagain"-Istri Mingyu-
"Benar itu kata adik ipar"-Istri Seok Jin-
"Kalau perlu jual rumah ini, dibagi sekalian enak saja dia sendiri yang menempati"-Istri Mingyu-
"Kan aku bilang tinggal disini bersama-sama, kalian tidak mau tapi sekarang malah seperti itu"-Seok Jin-
"Lagian ini rumah kenangan kita, sejak appa dan eomma menikah mereka sudah disini tidak akan kita menjualnya"-Mingyu-
"Ya sudah adik perempuanmu suruh membeli rumah ini, lihat dipasaran berapa harga jualnya. Lalu dibagi tiga dan dia harus membayar kita. Bukan begiti kakak ipar?"-Istri Mingyu-
"Benar sekali"-Istri Seok Jin-
"Besok Yeoul akan mencari uang, jangan khawatir" kata Yeoul memasang wajah marahnya sambil berjalan mengambil air minum, lalu kembali kekamarnya.
"Kalian ini, bisa tidak seperti itu? kita ini sedang berduka kalian malah membahas seperti ini" kata Seok Jin menuju kamar Yeoul.
"Dongsaeng"-Seok Jin-
"Nee oppa masuk saja" kata Yeoul menghapus air matanya.
"Kau tidak makan?"-Seok Jin-
"Yeoul tidak lapar"-Yeoul-
Seok Jinpun duduk dilantai dimana Yeoul juga sedang duduk disitu.
"Tidak usaj menghiraukan kata-kata para eonnimu"-Seok Jin-
"Gwenchama, Yeoul akan mencarikan uang, beri waktu Yeoil satu sampai dua bulan agar Yeoul dapat memberi uang untuk oppa dan Mingyu oppa. Untuk saat ini Yeoul hanya punyauang untuk memberi satu orang saja, makanya agar barengan beri waktu satu atau dua bulan"-Yeoul-
"Oppa dan Oppa Mingyu tidak perlu khawatir Yeoul tinggal sendirian, Yeoul sudah dewasa dan Yeoul bisa menjaga diri Yeoul"-Yeoul-
"Dongsaeng maafkan oppa yang tidak bisa selalu menjagamu. Yang tidak bisa menggantikan Appa dan eomma hikkss" kata Seokjin menangis sambil memelul Yeoul.
"Gwenchana oppa, oppa tidak boleh bersedih eomma dan appa disurga nanti jadi ikut bersedih"-Yeoul-
"Mianhee hiksss"-Seokjin-
Mingyu yang berdiri dipintu Yeoul juga menangis melihat kakak dan adiknya menangis.
-Bersambung-