TM 1

1.5K 138 49
                                    

Je A menatap layar ponselnya dengan kilat penuh luka yang mendalam. Keadaannya sejak pagi sudah sangat buruk, pekerjaannya di kantor menumpuk hingga atasan yang cerewet ikut membuatnya tertekan, dan kini pesan dari Baekhyun semakin membuatnya merasa kacau. Jika biasanya melihat Baekhyun tersenyum adalah sebuah hal yang bisa dikatakan penawar penat, hari ini berbeda bagi Je A.

Foto Baekhyun yang tersenyum di samping Kylen Lee kekasihnya itu berhasil mendidihkan kepala dan dada Je A sampai terasa mau meledak. Apalagi saat mata Je A menatap tajam pada pose Kylen yang menunjukan punggung tangannya pada kamera untuk memamerkan cincin permata berlian yang tersemat di jari manisnya. Baekhyun berkata, mereka akan bertunangan dalam waktu dekat dan itu adalah alarm kematian untuk Je A yang mencintai pria itu begitu hebat.

"Je A~ya, you okay?"

Je A menggeleng dengan tangan terkepal membalas pertanyaan Seola. Matanya memanas, tapi dia enggan menangis di depan siapapun.

"I'm not." Jawab Je A sembari mengusap wajahnya kasar, "Baekhyun sudah melamar Kylen, Seola."

"What?!" Seola meletakan cangkir kopinya di atas meja pantry dan duduk di samping Je A, "Kau serius?"

"Mereka pamer ini." Kata Je A menunjukan ponselnya sembari tersenyum kecut, "Senyuman mereka mengejekku sekali, bukan?"

"Ya Tuhan." Seola memeluk Je A erat dan mengusap punggungnya, "Seharusnya kau menurut apa kataku. Nyatakan perasaanmu pada Baekhyun, Je A. Sekarang, kau lihat sendiriㅡkau terlambat."

Je A gagal menahan tangisannya. Dia terisak tertahan merasakan kumpulan ngilu yang menyerang tubuhnya bersamaan. Fakta bahwa dirinya bukan seseorang yang berakhir bersama Baekhyun adalah hal yang selalu dia takutkan. Tapi menyatakan perasaanpun, Je A tidak pernah punya keberanian.

"Setidaknya Baekhyun tahu kau mencintainya, Je A. Bertahun-tahun memendam rasa, dan berakhir dengan melihatnya menikahi wanita lain, itu menyiksa dirimu sendiri namanya."

Je A mengurai pelukannya dan membiarkan Seola mengusap anak sungai kecil yang mengaliri pipinya.

"Aku takut menjadi serakah, Seola. Ketika menyatakan cinta, aku tidak sanggup mendengar penolakannya. Aku sangat mencintainyaㅡtapi sekarang, apa aku akan benar-benar kehilangannya?" Tanya Je A putus asa. "Kenapa Kylen, bukan aku saja?"

"Aku tidak menyangka Baekhyun secepat ini mengambil langkah pada hubungannya dengan wanita campuran itu." Seola menghela napas, tidak tahu harus menghibur Je A dengan cara apa, "Lebih baik kau tenangkan diri dulu, Je A. Ini pasti sulit untukmu. Kurasa menyibukan diri hanya akan membuatmu semakin stress. Pulanglah lebih awal, biar aku handle sisanya hari ini."

"Jika berdiam di rumah, aku tidak yakin akan bisa istirahat, Seola. Aku kacau hari ini." Ujar Je A kembali menitikan air mata, "Maaf membebankan pekerjaanㅡ"

"Jangan dipikirkan. Keadaanmu jauh lebih penting. Omelan si nenek sihir itu sudah membuat perasaanmu buruk sejak pagiㅡaku tahu." Seola mengusap lengan Je A, "Pergilah. Apa perlu kuhubungi Yerin untuk menemanimu minum?"

Je A menggeleng cepat sembari merpikan bawaannya, "Aku ingin sendiri. Sekarang ketenangan adalah yang harus kucari."

"Je A, jangan berbuat macam-macam. Setelah pekerjaanku selesai, aku akan menyusul. Hubungi aku ya?"

"Tidak perlu. Kau sudah lelah setelah lembur. Aku tidak akan berbuat bodoh, Seola."

Ya, semoga.

Setelah berpamitan pada Seola, Je A pergi menuju basemen dan duduk merenung di balik kemudi mobilnya. Tatapannya menerawang jauh mengingat banyak kenangannya bersama Baekhyun. Belasan tahun bersahabat, baru sekarang Je A merasa sesakit ini saat membayang wajah pria itu. Suara tawanya yang terngiang di telinga, tampan wajahnya yang terbayang di balik kelopak matanya saat terpejam, perhatiannya yang menyentuh relung jiwa Je A, semuanya membuat wanita itu kesakitan hebat.

The Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang