Baekhyun mengetukkan kepala dan jemarinya beriringan pada kemudi mobil. Dia telah menunggu kedatangan Kylen di depan apartemen wanita itu sejak sore hari. Pekerjaannya tidak ada yang betul-betul diselesaikannya dengan benar. Sudah beberapa kali Baekhyun mendapat teguran dari sang atasan karena kinerjanya sangat menurun. Bahkan para rekannya ikut mengejak masalah pernikahannya yang alih-alih membuatnya senang justru malah nampak sebaliknya.
Belum lagi dia tidak menemui Je A sejak insiden kemarin pagi. Bahkan semalam Baekhyun menginap di hotel karena enggan bertemu Je A. Meskipun sudah dipaksa Ibunya untuk pindah ke rumah saja, Baekhyun tidak menggubrisnya. Bagi Baekhyun, pindah ke rumah orang tuanya sama dengan masuk neraka. Dia tidak mau hidupnya dikendalikan, apalagi oleh Je A. Di matanya, Je A bukan lagi seseorang yang dapat menjadi tempatnya berbagi cerita seperti dulu. Wanita yang dulu menjadi sahabat terbaiknya setelah Chanyeol itu telah mengubah cara pandangnya pada hubungan mereka dengan gambaran yang sangat buruk.
Lagi-lagi Baekhyun tidak menggubris panggilan masuk dari nomor Ibu dan Ayahnya. Ada beberapa kali panggilan dari Chanyeol dan satu kali dari Je A, tapi itu lebih tidak mempengaruhinya. Yang dia ingin lakukan sekarang hanya menemui Kylen dan membicarakan banyak hal tentang masalah mereka. Dia ingin Kylen tahu bahwa cintanya pada wanita itu sama sekali tidak berubah. Pengkhianatan yang dituduhkan tidaklah benar. Dan Baekhyun akan meminta Kylen kembali mempertimbangkan hubungan mereka selagi dirinya merencanakan perpisahan dengan Je A setelah melahirkan.
Baekhyun memijat pangkal hidungnya saat menegakkan punggung. Kerlingnya jatuh pada jam di pergelangan tangannya yang menunjukan pukul sembilan malam. Ini sudah lebih dari waktu pulang Kylen, tapi bahkan dia tidak mendapat tanda keberadaan wanita itu. Akses masuknya ke dalam apartemen Kylen di pihak keamanan sudah tidak berlaku dan itu jelas atas kemauan Kylen, jadi Baekhyun tidak bisa leluasa pergi ke unit wanita itu seperti dulu. Namun, sepertinya kali ini Tuhan berpihak pada Baekhyun. Sosok Kylen yang berjalan dari arah halte nampak dari tempat mobil Baekhyun terparkir. Dengan gegas, Baekhyun keluar dan menghampiri.
Kylen hampir berteriak saat seseorang mencekal yang tangannya dari belakang. Begitu melihat siapa sang empunya, Kylen berusaha menghempas tautan mereka yang terlampau erat. Demi apapun, Kylen sangat tidak menduga jika Baekhyun menunggunya seperti ini.
"Demi Tuhan, Key. Dengarkan penjelasanku." Pinta Baekhyun serius memohon.
"Tidak mau!" Bentak Kylen balik mencengkram tangan Baekhyun agar melepaskannya, "Aku membencimu."
"Key, kejadiannya tidak seperti yang kau bayangkan. Tolong percaya padaku, Kylen." Ujar Baekhyun mempererat genggamannya.
Kylen menatap Baekhyun tepat di mata dengan sirat penuh kesakitan. Iris hazelnya menyalak seolah berteriak bahwa segala ucapan Baekhyun hanya bualan semata. Mengingat berita pernikahan Baekhyun dan Je A, hati Kylen semakin sakit karena kini sang tersangka penghancur impian indahnya ada tepat di depan mata.
"Tapi faktanya kau memang tidur dengan sahabatmu itu! Dan kau sudah menikah dengannya!" Kylen mengatupkan bibir menahan tangis, "Jangan pikir kau bisa membodohiku! Tidak lagi, Baekhyun!"
"Key, aku bisa jelaskan jadi beri aku kesempatan, Okay?!" Baekhyun menarik Kylen tanpa perduli gerakan berontak wanita itu, "Akan ku jelaskan di mobil, Key."
"Tidak, lepas!" Kylen menahan kakinya agar tidak bergerak mengikuti langkah Baekhyun, "Atau aku teriak."
Baekhyun menghentikan langkah mendadak dan menghadap Kylen, "Ya, berteriaklah jika kau mau orang-orang memukuliku. Berteriaklah, Key!"
Keterdiaman Kylen membuat Baekhyun senang. Baginya itu adalah pertanda bahwa dia punya harapan untuk membuat Kylen mengerti akan keadaannya yang tidak menginginkan pernikahannya dan Je A kemarin. Lantas, Baekhyun kembali menarik halus Kylen untuk masuk ke dalam mobil sebelum dia menyusul.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mistake (COMPLETE)
Fanfiction(Mature Content) Obsesi Je A pada Baekhyun menciptakan keserakahan dalam diri wanita itu. Ketidakmampuannya mendapatkan hati sang sahabat membuatnya marah dan kecewa pada keadaan. Cinta tulusnya dapat balasan sebuah abai dan pada akhirnya, mengambil...