TM 6

594 102 52
                                    

Menjaga jarak dari kedua orang tua Baekhyun menjadi pilihan Je A sejak lima belas menit kedatangannya ke rumah sakit itu. Je A sendiri diminta datang kesana setelah kedua orang tua Baekhyun membuat reservasi untuk pemeriksaan kandungan demi mendapat validasi atas kehamilannya. Lagi-lagi Je A terpaksa untuk tidak masuk kerja, bersyukur saja dia mendapatkan ijin berkat wajahnya yang memang pucat pasi karena kebiasaan mual di pagi hari.

Keadaan Je A saat ini masih tidak cukup baik. Tapi sebelum bertemu Ilseul dan Dosan, Je A berusaha untuk terlihat lemah. Dari pertama melihat presensi dua manusia yang sudah dianggapnya orang tua sendiri itu, Je A dibuat merasa bersalah. Sebab, mereka nampak cemas, terutama Ibu Baekhyun yang tidak seramah sebelumnya.

Je A menutup mulutnya saat rasa mual itu datang menyerang. Dia berusaha untuk tak memperlihatkannya demi mendapat simpatik atau dianggap mencari perhatian. Tapi ternyata Ilseul menyadarinya karena saat Je A berbalik duduk tegap, wanita yang punya mata seperti Baekhyun itu sudah duduk disampingnya menyodorkan sapu tangan.

"Setiap pagi mual begini?"

"Iya." Jawab Je A sembari menerima sapu tangan milik Ilseul.

"Apa sangat mengganggumu? Bagaimana kau mengatasinya?"

Je A tertegun sejenak. Suara lembut itu selalu merasa membuatnya tersentuh. Dia merasa berbicara dengan mendiang Ibunya sendiri.

"Aku hanya berusaha untuk memakan sesuatu yang manis, Bi."

"Saat aku mengandung Dohyun dan Baekhyun juga selalu mual di awal kehamilan. Rasanya tenagaku tidak pernah terisi sekalipun banyak beristirahat dan dipaksa makan oleh Paman juga mertuaku." Ilseul mengusap bahu Je A, "Begitu saja masih berat, apalagi hidup sendiri sepertimu?"

Je A terenyuh mendengar penuturan Ilseul. Padahal dia telah membuat kesalahan besar tidak hanya pada Baekhyun, tapi juga keluarga besar mereka, tapi Ibu Pria itu masih memperlakukannya dengan baik. Pun sebenarnya mereka bisa saja tidak yakin pada janin dalam rahimnya sebab tidak adanya bukti bahwa sosok yang hidup di dalam dirinya ini adalah darah daging Baekhyun.

"Bibi tidak membenciku?" Je A menelan ludahnya yang tercekat di lehernya, "Bibi boleh membenciku kalau mau."

"Aku hanya marah karena tidak menyangka kau melakukan ini, A~ya." Ujar Iseul menatapi tangannya yang menggenggam milik Je A, "Sekalipun sudah mendengar penjelasan Baekhyun, tidak bijak jika aku mengesampingkan kesalahan anakku dan melimpahkan seluruhnya padamu. Dia bisa saja pergi meninggalkanmu tapiㅡ"

"Maafkan aku, Bi." Ujar Je A lirih dan tidak berani menatap wajah Ilseul, "Aku egois. Mendengar Baekhyun akan menikah dengan Kylen, hatiku menggelap. Maaf sudah mencintai Baekhyun dan merusak hidupnya. Aku bersalah karena menyakiti Bibi dan Paman."

"Semua sudah terjadi, A~ya. Baekhyun juga mengakui telah melakukannya. Entah bagaimana, saat dia mengatakan bahwa itu benar terjadi, aku yakin bahwaㅡ" Ilseul melihat perut Je A yang masih rata, lalu mendongak pada wanita itu, "Dia memang cucuku."

Pintu ruangan berwarna putih dengan papan bertuliskan nama seorang dokter bergelar SpOG itu terbuka saat sepasang manusia keluar setelah pemeriksaan. Lalu nama Je A lah yang kemudian dipanggil untuk masuk. Bersama Ilseul, Je A menjadi berkalilipat lebih gugup daripada pemeriksaannya tempo lalu.

"Aku akan masuk bersama Je A, Yah." Kata Ilseul pada Dosan yang hanya mengangguk.

Di dalam, Je A menerima beberapa prosedur pemeriksaan termasuk USG. Sekali lagi Je A bisa melihat sesosok gumpalan daging yang mulai lebih besar dari terakhir dia melihatnya. Jantungnya berdegup cepat, dan tanpa sadar meremat jemari Ilseul yang juga menatap layar dengan senyuman getir.

"Tujuh minggu, janinnya sudah membentuk tangan dan kaki. Ini matanyaㅡ" Dokter bernama Kim Hani itu tersenyum sembari menjelaskan, "Plasentanya ada disini."

The Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang