TM 21

670 101 73
                                    

Baekhyun tidak segera turun dari mobil Je A yang dipakainya sementara setelah memastikan pagar rumah sudah tertutup penuh secara otomatis dari kaca di atas dasboard mobil. Hari ini dia pulang sedikit terlambat karena harus mengurus beberapa pekerjaan tambahan di perusahaan. Dan karena itu pula, cedera ringan di pergelangan tangannya terasa lebih ngilu dari biasanya.

Meski tidak digunakan untuk mengangkat benda berat, tapi pergelangan tangan Baekhyun mulai menunjukan lebam dan agak membengkak. Terlalu sering berkutat dengan file serta komputer, Baekhyun tidak menduga bahwa cederanya akan menimbulkan sakit yang cukup mengganggunya. Sejenak, Baekhyun memijat pergelangan tangannya dengan perlahan. Kalau Ibu atau Je A tahu perihal kecelakaan kapan hari, mungkin akan ada keributan yang terjadi malam itu. Beruntung Chanyeol bisa diajak kerjasama dengan tidak melakukan hal-hal berlebihan seperti mengadu pada penghuni rumah. Sejauh ini alasan mobil mogok berhasil mengelabuhi Je A yang bertanya perihal keterlambatannya pulang beberapa hari lalu. Dia cukup pandai menyembunyikan jejak kecelakaan itu, jadi dia harap, Je A juga tidak cukup teliti dengan keanehan pergerakan tangannya.

Setelah merasa sedikit lebih baik, Baekhyun memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Suara Je A dan Ibunya yang tengah mengobrol terdengar tepat saat Baekhyun membuka pintu. Di ruang tengah, Baekhyun tidak menemukan sang Ayah meski mobilnya sudah di garasi.

"Ah, kau pulang." Sapa Je A menghampiri sembari mengulurkan tangan untuk meraih tas kerja Baekhyun, "Kau mau makan malam dulu atau mandi dulu?"

Baekhyun memberikan tasnya dan duduk di sofa, "Mandi. Ngomong-ngomong, kalian terlihat seru sekali. Membicakan apa?"

Ilseul mengerling pada Je A yang duduk di samping Baekhyun, "Hanya membicarakan pengalaman Ibu saat mengandung kau dan Dohyun. Ah ya, kapan kalian berniat mengecek jenis kelamin cucu Ibu? Kau bilang akan melihatnya bersama Je A, Baek?"

Baekhyun menatap Je A yang juga melihatnya dengan bahu mengedik, "Beri aku kontak doktermu. Biar kureservasikan cek upmu. Mulai sekarang, aku harus tahu jadwalnya jadi mudah pula untukku mencocokan jadwal bulan-bulan berikutnya."

Raut Je A nampak senang. Dia tidak menutupi ekspresinya sampai membuat Baekhyun salah tingkah dan membuang pandangan ke arah Ibunya.

"Kalau memang penuh dan kita terlambat melakukan pendaftaran, nanti akan ku hubungi Kyungsoo untuk melobbyㅡ"

Tatapan Baekhyun membuat Je A mengghentikan ucapannya seketika.

"Apa hubungannya dengan Kyungsoo?"

"Dokter Jung adalah rekomendasi Kyungsoo. Mereka dekat jadiㅡ"

"Tidak perlu. Kau bisa merepotkan pria itu."

Je A menggeleng cepat, "Kyungsoo bilang aku bisa menghubunginya kapanpunㅡ"

"Aku bilang tidak perlu, A~ya." Ujar Baekhyun memotong tegas. Dia menyadari perubahan atmosfer disana hingga mendadak bibirnya ikut kaku karena celetukannya barusan, "Nanti bisa buruk pendapatnya tentangku. Sudahlahㅡaku akan membersihkan diri dulu."

Belum sempat Je A membalas, Baekhyun sudah meninggalkan ruang tengah. Dari caranya bicara dengan ketus, Je A bisa merasa bahwa Baekhyun nampak terganggu akan pembahasan mereka. Lantas, Je A mengerling pada Ilseul.

"Apa aku salah bicara ya, Bu?"

Ilseul nampak ragu, tapi bibirnya tersenyum kala satu kemungkinan muncul di kepalanya, "Entahlah, Suamimu nampak tak suka kau menyebut nama pria lain, Nak."

Argumen Ilseul tak membuat Je A puas. Topik yang mereka bicarakan adalah tentang jadwal cek up. Bisa saja Baekhyun hanya tidak mau dipandang buruk oleh orang lain. Tapi kenapa Baekhyun harus repot memikirkan pendapat orang lain tentang perannya jika sebelumnyapun perduli saja tidak?

The Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang