TM 19

759 98 81
                                    

Chanyeol tengah mengevaluasi hasil potretnya di depan layar saat bahunya di tepuk oleh seseorang. Dia tersentak kecil dan hampir mengumpat, tapi bibirnya sontak membungkam saat tahu siapa tersangkanya. Hela napasnya berhembus disertai seringai membalas cengiran wanita itu.

"Ya! Aku tahu Oppa hampir mengumpatku." Kylen berdecih dengan bersedekap dada, "Aku baru tahu kau photografernya."

"Aku juga tidak tahu kau ada jadwal program hari ini." Jawab Chanyeol mengusak kepala Kylen.

"Mana bisa kau tahu, menghubungiku saja tidak." Kylen membalas alasan Chanyeol sengit, "Kau takut aku memergokimu merayu model-model itu ya?"

Chanyeol tertawa, "Ya, kau bisa menggagalkan niatku mengencani mereka, Key. Ahㅡkau masih ada pekerjaan?"

Kylen menggeleng, "Baru saja selesai meeting dengan para talentku. Kebetulan aku mendengar seseorang menyebut namamu, jadi kupastikan itu kau untuk menyapa. Oppa bagaimana?"

"Sudah tuntas." Chanyeol mengedikan kepala pada layar di sampingnya, "Hanya memastikan hasil-hasilnya sebelum ku eksekusi. Kau mau menunggu sebentar? Aku akan bergegas, asistenku yang mengurus sisa disini. Lama tak mengobrol denganmu, barangkali ada cerita baru."

"Eoh." Kylen mengangguk, "Baguslah. Kutunggu."

Tak lama setelah Chanyeol selesai berbenah, pria itu datang menghampiri. Mereka memutuskan pergi menggunakan mobil Kylen dengan membiarkan kendaraan Chanyeol dibawa oleh asistennya. Lantas, setelah memutuskan kemana akan pergi, Chanyeol membawa memudinya meninggalkan perusahaan siaran itu.

"Wah, agak canggung kurasa." Kata Kylen diakhiri tawa kecil.

"Itu kau. Aku sih biasa saja." Chanyeol menyeringai jenaka, "Pekerjaanmu lancar, Key?"

Kylen mengedikan bahu, "Begitulah. Dimana-mana selalu ada masalah. Memangnya pekerjaan apa yang lancar-lancar saja, hmm?"

"Yah, kau benar. Kudengar dari Baekhyun, kau menjadi program director projek menjanjikan? Itu sebuah pencapaian besar, kan?"

"Ya. Aku bisa sombong kalau kau berkata begitu." Kylen tersenyum lebar lalu tertawa kecil, "Oppa sendiri? Tidak berniat meninggalkan Korea lagi, kan?"

"Memangnya kenapa?" Chanyeol terkekeh, "Apa Korea sesepi itu tanpaku?"

"Tidak juga." Kylen membalasnya dengan tawa, "Berbeda jika tanpa Baekhyun."

"Cih! Aku sudah menduganya." Ujar Chanyeol berdecih, "Sejujurnya, aku pergi untuk melarikan diri. Kalian hebat bisa membuatku kembali dengan undangan pernikahan ituㅡow, maaf, Key. Aku tidak bermaksud."

"It's okay." Raut Kylen berubah kelam, celetukan Chanyeol itu jelas menyulut rasa kecewa dalam hatinya atas batalnya pernikahan impiannya bersama Baekhyun, "Sudah terjadi."

Karena Kylen terlihat tak menunjukan selera untuk kembali berbincang, Chanyeol memilih diam. Dia sengaja menyalakan radio untuk sedikit mengusir suasana canggung di mobil itu. Agaknya, dia sendiri mulai muak dengan basa-basinya sendiri. Apalagi, kini dia sedang di samping salah satu wanita yang masuk daftar hitamnya.

Sampai di restoran pilihan Kylen, keduanyapun melanjutkan obrolan yang sebelumnya terpotong dengan topik tak jauh melenceng. Tentu saja objek pembicaraan mereka adalah seorang Byun Baekhyun. Pun Chanyeol ada disana juga karena Baekhyun alasannya.

"Kau ada masalah dengan Baekhyun?" Chanyeol bisa melihat keterkejutan di mata Kylen saat mendengar ucapannya, "Key, antara aku dan Baekhyun tidak ada rahasia. Kau tahu itu kan? Dia memberitahukuㅡbahkan tentang hubungan kalian juga perjanjiannya dengan Je A. Benar karena itu?"

Napas Kylen berhembus panjang dan kasar. Dia bersumpah, menyebut nama Han Je A benar-benar terasa memuakan untuknya. Bagi Kylen, Je A adalah mala petaka yang sangat ingin disingkirkannya.

The Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang