TM 10

625 94 79
                                    

*sedikit lebih banyak narasi ya gaes ya*

Je A menghembuskan napas panjang dan lega setelah menyelesaikan beberapa masakannya. Dia melepas apron yang dikenakannya dan menatap jam yang menunjukan pukul tujuh malam. Sebentar lagi waktunya Baekhyun pulang, jadi dia sengaja memasak untuk makan malam.

Tadi siang Je A sudah meminta konfirmasi Baekhyun untuk menanyakan waktu kepulangannya. Sebenarnya tujuan lainnya adalah mencari tahu apakah Baekhyun akan pergi dengan Kylen atau tidak dan beruntungnya pria itu berkata akan pulang ke apartemen. Tanpa pikir panjang, Je Apun segera membeli banyak bahan untuk memasak.

Meskipun karena terpaksa dengan tujuan yang menyakitinya, Je A cukup bersyukur bahwa Baekhyun mengikuti hal-hal yang terkait dalam perjanjian mereka kapan hari. Agaknya Baekhyun bisa diajak kerjasama walau jelas bahwa perlakuan pria itu padanya berbeda seratus delapan puluh derajat dari sebelum dirinya membuat masalah.

Baekhyun masih menatapnya dengan benci yang tidak ditutupi. Pria itu membuat sekat nyata yang meskipun tak terlihat mata, tapi dapat dirasakan oleh Je A. Hubungan mereka jauh dari kata baik. Tidak ada canda dan tawa seperti dulu. Sosok yang dulu selalu ada untuk menghiburnya telah pergi karena kesalahannya sendiri.

Je A tahu, bahkan sekalipun raga Baekhyum ada bersamanya, jiwa pria itu ada di tempat lain. Satu tempat yang berwujud seorang wanita yang bukan dirinya. Tapi Je A akan belajar menerimanya. Setidaknya untuk tujuh bulan ke depan sampai anak-anaknya terlahir dan semua akan dia akhiri.

Ya, Je A sengaja menyembunyikan fakta bahwa di dalam rahimnya telah tumbuh dua sosok yang memiliki separuhnya dan Baekhyun. Dokter berkata bahwa hanya ada satu kantung janin yang mana artinya dia punya resiko besar selama mengandung nanti. Penjelasan dokter tentang keadaan kandungannya membuat hati Je A terasa terpelintir. Ketakutannya timbul semakin besar. Dia bersumpah tidak ingin kehilangan mereka karena kesalahannya yang sudah membuat Tuhan marah dan telah menghancurkan banyak hati serta kehidupan orang-orang di sekelilingnya.

Perjanjian yang Je A ajukan pada Baekhyun tidak banyak. Dia hanya ingin Baekhyun berperan dengan baik sebagai suami dan calon ayah untuk sementara. Setidaknya, Je A tidak harus membual pada anak-anaknya tentang Baekhyun yang mengurus mereka saat belum hadir di dunia. Tidak ada larangan dari Je A untuk Baekhyun agar tidak berkencan dengan Kylen. Mereka bebas, asal Baekhyun tahu batasnya, terlebih untuk tidak melakukan hal-hal gila di apartemen yang menjadi tempat tinggal mereka ini.

Sakit memang, harus menyadari bahwa persetujuan Baekhyun atas perjanjian itu adalah demi untuk bersama Kylen dan melindungi wanita itu dari kelicikannya. Tapi Je A tidak punya ide lain untuk mengancam Baekhyun agar setuju dengan niatnya itu. Dengan begini, Je A masih bisa mengusahakan sesuatu yang berguna untuk anak-anaknya demi menebus kesalahannya. Bagaimanapun, mereka tidak bersalah. Meski sebentar, anak-anaknya harus tahu bahwa mereka punya Ayah walaupun perannya atas keterpaksaan saja.

Je A mengusap perutnya yang mulai nampak menonjol, "Tunggu sebentar ya, Ayah kalian mungkin sedang perjalanan. Kalian sudah lapar?"

Kekehan Je A tercipta saat menyadari sikapnya kini. Meski tidak ada suara jawaban, rasanya menyenangkan mengobrol dengan sosok-sosok yang belum bisa dilihatnya dengan nyata itu. Sensasinya menggelikan di ulu hati. Dia merasa tidak pernah kesepian lagi seperti hari-harinya dulu.

"Aku sangat suka makanan pedas. Tapi kalian tidak bisa memakannyaㅡhmm, tapi kupastikan nutrisi kalian terpenuhi." Ujar Je A masih bermonolog sendiri, dia menunjuk perutnya, "Ngomong-ngomong, kalian laki-laki atau perempuan, hmm? Atau laki-laki dan perempuan??"

"Bukan-bukan! Tidak masalah kalian laki-laki atau perempuan. Aku hanya penasaran." Je A mengusap perutnya seolah menenangkan, "Wah, padahal kurasa minggu lalu kalian belum seterlihat ini."

The Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang