TM 13

580 102 85
                                    

Setiap hela napas memburu yang berhembus dari mulut Je A mewakilkan seberapa keras dia menahan tangisnya. Tapi pada akhirnya, lagi-lagi Je A gagal hingga air mata itu merebak keluar membasahi pipinya disertai isak tangis yang tersedu. Dadanya begitu sesak seperti dihimpit sesuatu yang besar. Semakin dalam dia mengambil ingatan atas ucapan-ucapan penghakiman yang Baekhyun lontarkan di taman rumah sakit membuat luka di hatinya terasa kembali terbuka lebar dan berdarah-darah di dalam sana.

Tak perduli bahwa dia tengah menjadi atensi orang-orang penunggu bis di halte dekat rumah sakit itu, Je A menumpahkan semua kesakitannya. Segala cara dia coba untuk mengurangi sesak di dadanya. Dari terisak hebat, mengerang pilu, hingga memukul dadanya sendiri Je A lakukan karena tersiksa. Padahal Je A sudah mengira pasti bahwa obsesinya pada Baekhyun hingga menyulut kesalahannya kemarin akan membuatnya semakin terluka, tapi dia tidak menyangka bahwa rasanya akan sesakit dan setersiksa ini.

"Dia kenapa?"

"Ada yang mengenalnya?"

"Kasihan sekali."

"Sepertinya depresi."

"Mungkin dia dari rumah sakit."

Suara-suara yang bersahutan disana tak Je A gubris. Kekesalannya atas sikap Baekhyun yang pilih kasih hingga tak memberinya kesempatan menjelaskan masih mengambil alih emosinya. Mungkin juga hormon kehamilannya turut andil dalam kekuatan kesedihan yang dia rasakan, jadi Je A sedikit lebih sulit meredakan tangisan.

"Byun Baekhyun, awas kalau kau minta maaf!" Desis Je A mengepalkan tangan.

Saat sebuah sapu tangan terulur di depan wajahnya muncul tiba-tiba, Je A praktis dibuat tersentak. Kepalanya mendongak melihat sang empunya. Dan keterkejutannya bertambah besar saat melihat seorang pria yang kini tengah tersenyum canggung di hadapannya.

 Dan keterkejutannya bertambah besar saat melihat seorang pria yang kini tengah tersenyum canggung di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Siㅡsiapa?"

"Ah, kau lupa padaku." Pria beralis tebal itu menggaruk pelipisnya, "Aku Do Kyungsoo. Kau ingat Kyungsooㅡemm, pororo?"

"AHH!" Je A bangkit dari duduknya sembari menunjuk wajah Kyungsoo dengan heboh. Lagi-lagi dia mengabaikan keheranan manusia sekelilingnya termasuk Kyungsoo yang terkejut, "Kau! Itu KAU! Kyungsoo ketua kelas?"

Kyungsoo melebarkan senyuman di bibir berbentuk hatinya dan mengangguk, "Benar."

"Astaga!" Je A segera mengusap air mata dan ingus yang mengotori wajahnya, "Maaf."

"Tidak apa. Terimalah." Kyungsoo menunjuk hidungnya sebagai gestur pada Je A sembari mengulurkan sapu tangannya yang sebelumnya terabaikan, "Bawa saja."

Je A menerima sapu tangan dari Kyungsoo malu-malu, "Ah, aku pasti jelek sekali."

Do Kyungsoo adalah seseorang yang pernah spesial dalam hati Je A. Jauh sebelum bertemu Byun Baekhyun, pria tampan di hadapannya adalah sosok yang sempat membuat hari-hari Je A terasa indah di masa sekolahnya. Selaras dengan penampilannya yang elegan, sifat Kyungsoo tak jauh beda. Seperti halnya kisah cinta pertama pada umumnya yang tidak pernah berhasil, milik Je A pada Kyungsoopun sama.

The Mistake (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang