Semalaman Je A kesulitan tidur. Banyak hal yang membuatnya kesal hingga berdampak pada ketenangannya sampai sulit terlelap. Dari mulai Ayahnya beserta keluarga barunya, Baekhyun juga Kylen yang ternyata berhasil berbaikan, dan dia yang terpaksa tidur di ruang kerja Baekhyun dengan keadaan tak nyaman, Je A juga terganggu pada efek kehamilan mudanya. Penderitaan Je A tidak sampai disana saja. Saat langit masih gelap gulita dan sepasang kekasih di kamar sebelah tengah tidur lelap, Je A harus terbangun untuk menetralkan rasa mualnya yang memang selalu datang tiba-tiba.
Karena kesal, Je A tidak keluar dari ruang kerja Baekhyun agar tidak melihat pria itu dengan Kylen. Pun tubuhnya tidak dapat diajak berkompromi untuk pergi dari sana. Alih-alih mengenyahkan diri, Je A memilih tinggal.
Saat perutnya sudah tidak bisa menahan gejolak yang naik sampai ke pangkal kerongkongan, Je A bergegas keluar. Tubuhnya hampir menabrak sosok yang tidak di duganya juga baru saja membuka pintu kamarnya. Sembari menutup mulutnya dengan tangan, Je A melewati Baekhyun dan membanting pintu kamar mandi di dekat dapur.
"HUEK!!"
Baekhyun yang melihat Je A terpontang-panting hingga membanting pintu kamar mandi hanya diam dan melanjutkan niatnya membasahi kerongkongan. Suara Je A yang tengah muntah bersautan dengan suara keran air. Meski begitu, karena posisi dapur yang bersebelahan tepat dengan kamar mandi, Baekhyun jadi bisa mendengar suara Je A dengan jelas. Kerlingnya jatuh pada jam dinding di ruang tengah. Angkanya menunjuk pukul setengah lima. Dari celah gorden juga bisa Baekhyun lihat bahwa langit masih sangat gelap.
"HUEKK!" Je A terdengar mengerang, "Heish!"
Entah kenapa, kaki Baekhyun seolah merekat dengan lantai disana. Meskipun sudah menutup pintu kulkas, Baekhyun tidak kunjung pergi dan berdiam sembari menatap pintu kamar mandi dengan khidmat tanpa berbuat apapun. Sekali lagi, kerlingnya beralih pada jam di dinding yang sudah berubah sudut dan arah angka dari sebelumnya.
Mendadak otak Baekhyun berpikir tentang beberapa hal bersamaan. Dia tengah mengira-ngira, apa Je A mengalami hal seperti yang terjadi pada kebanyakan Ibu hamil? Entah itu mual dipagi hari, sulit makan, pening hebat, juga letih berat?
Baekhyun menggelengkan kepala menolak perduli. Kebenciannya mencoba mengambil alih. Bukannya ini resiko dari tujuan Je A sendiri?
"HUEK!"
Kepala Baekhyun seperti dipukul dari belakang mendengar erangan itu lagi. Hati nuraninya seperti dipermainkan. Gejolak di dadanya yang begitu hebat membuat Baekhyun mengingat kenangan baiknya bersama Je A dulu. Cara wanita itu menghiburnya, cara wanita itu tertawa, cara wanita itu yang berusaha selalu ada di sisinya, dan juga hal-hal lainnya berdatangan menggoyahkan ketidakperdulian Baekhyun pada Je A.
Tatapan Baekhyun menatap pintu kamar mandi dan tangannya bergantian. Dia menghela napas panjang, lalu meraih gelas kosong dan mengisinya dengan air mineral sebelum meninggalkan benda itu di atas meja. Baginya, terlalu sulit memaafkan kesalahan Je A yang mengacaukan hidupnya, tapi melihat wanita yang selama ini berusaha dijaganya seperti saudara juga bukan hal yang menyenangkan juga untuknya. Jadi, karena tidak mau berlebihan hingga membuat Je A salah sangka, Baekhyun hanya akan melakukan sekedarnya.
Setelah masuk ke dalam kamar, Baekhyun berniat kembali tidur. Dia membaringkan diri di samping Kylen yang terjaga karena pergerakannya.
"Dari mana?"
"Dapur. Tidurlah lagi, masih gelap." Kata Baekhyun yang meraih Kylen dalam pelukan.
Perlahan, ritme napas Kylen berangsur teratur yang menandakan bahwa wanita itu kembali terlelap. Niat awal Baekhyun ternyta tidak berjalan semestinya. Dia kehilangan rasa kantuknya karena sosok di luar sana yang entah sedang apa di dapurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mistake (COMPLETE)
Fanfiction(Mature Content) Obsesi Je A pada Baekhyun menciptakan keserakahan dalam diri wanita itu. Ketidakmampuannya mendapatkan hati sang sahabat membuatnya marah dan kecewa pada keadaan. Cinta tulusnya dapat balasan sebuah abai dan pada akhirnya, mengambil...