Hari demi hari Baekhyun terdistraksi oleh presensi Je A di dekatnya. Semakin dirinya mencoba mengabaikan Je A, apapun yang dilakukan wanita itu justru kian kuat menarik atensinya. Padahal Kylen sudah memperingatkannya untuk menjaga jarak dan tidak terpengaruh oleh kelicikan Je A lagi.
Mungkin hubungannya dan Kylen tidak lagi semulus sebelum Je A membuat masalah. Tapi mereka sudah berjanji untuk menikah setelah Je A melahirkan. Sampai detik ini, Baekhyun jelas masih ingin berakhir menikahi Kylen. Meskipun entah sejak kapan, memikirkan perceraiannya dan Je A telah menjadi sesuatu yang sedikit mengganggunya.
"Kau tidak pulang?"
Baekhyun tersentak saat bahunya ditepuk lumayan keras oleh seseorang. Begitu mendongak dengan ekspresi agak ketus, Baekhyun mendapat gestur maaf oleh sang tersangka. Kemudian dia mengerling pada jam di layar iPadnya yang menunjukan angka digital 18:34. Setelahnya Baekhyun mengerling pada jendela di ruang rapat itu. Sudah gelap, lampu gedung-gedung yang bersebelahan dengan perusahaan tempatnya bekerja juga sudah menyala menyinari Seoul di malam hari.
"Melamun lagi, heh?!"
"Kau duluan." Jawab Baekhyun saat kembali tersadar.
"Ada masalah?" Tanya Jinki kembali duduk, "Direktur Yoon menegurmu lagi?"
Baekhyun menggeleng, "Tidak ada."
"Ah!!" Telunjuk Jinki bergoyang setelah menebak sesuatu di kepalanya, "Kau bertengkar dengan Istrimu ya? Hei, banyak kabar angin dari teman-teman bahkan divisi sebelahㅡmereka bilang kau tidak akur dengan Istrimu ya?"
"Sepertinya pekerjaan kalian kurang banyak." Komentar Baekhyun sinis dengan mata menyipit.
Jinki justru terkekeh, "Kau tidak pernah terlihat sebugar dulu, Baek. Sejak berita pernikahanmu yang mendadakㅡdengan sahabatmu itu, para bawahanmu, yah termasuk aku ini menyadari perubahanmu. Kinerjamu juga sempat menurunㅡkalau kau begini terus, promosimu bisa mundur tahu!"
Hela napas kasar Baekhyun membuat Jinki mengernyitkan alis. Mungkin Baekhyun tidak menjelaskan apapun, tapi dari gesturnya, Jinki seolah diberikan petunjuk bahwa desas-desus dari para rekannya itu benar. Dia jadi semakin penasaran.
"Benar ya? Kau menikahinya karena katanya dia hamil?" Jinki melipat bibirnya, "Maksudku kalianㅡMarried by Accident?"
Baekhyun mengepalkan tangannya lalu berdiri dengan sentakan sampai Jinki tersentak di kursinya. Tatapannya menyalak tajam, lalu meraih barang-barangnya untuk kembali ke ruangannya sebelum pulang. Mungkin besok dia akan melabrak siapapun yang berani menggunjingnya di belakang. Semakin lama dibiarkan, mereka akan menjadi kurang ajar.
"Ehei!" Jinki tidak menyerah meski melihat Baekhyun membanting pintu ruang rapat. Sembari menuju ke ruangan kerjanya, Jinki mengikuti Baekhyun, "Atau status sahabat hanya kamuflase dari status Friend With Benefit?"
Jinki tertawa meski kini Baekhyun menghentikan langkahnya dengan rahang mengeras. Pria itu tidak menyadari bahwa posisinya sedang terancam. Kini Baekhyun sedang menimbang untuk meninju Jinki dibagian pipi atau ulu hatinya sekalian.
"Benar ya?!" Tebak Jinki masih tertawa lalu menepuk bahu Baekhyun tanpa dosa, "Ya! Kau brengsek juga ternyata. Padahal kekasihmuㅡsiapa crew siaran itu? Aku lupaㅡdia cantik, Kawan! Tapi, sahabatmu itu juga cantik sih."
Jinki mencengkram bahu Baekhyun yang mengerling pada tangannya, "Berceritalah. Kita ini sesama pria dewasaㅡbagaimana rasanya? Apaㅡ"
BUG!!!
"Arghh!!" Erang Jinki limbung menabrak pintu kaca di belakangnya
Baekhyun menghampiri dua langkah dengan wajah yang sudah merah padam. Diraihnya kerah kemeja Jinki dan ditariknya mendekat sebagai bentuk peringatan. Kilat matanya yang menyalak murka membuat Jinki menciut meski dirinya sendiri merasa tidak terima karena ditinju tanpa aba-aba.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mistake (COMPLETE)
Fanfiction(Mature Content) Obsesi Je A pada Baekhyun menciptakan keserakahan dalam diri wanita itu. Ketidakmampuannya mendapatkan hati sang sahabat membuatnya marah dan kecewa pada keadaan. Cinta tulusnya dapat balasan sebuah abai dan pada akhirnya, mengambil...