.⋆。˚☽˚。⋆.𝑇𝑅𝑂𝑈𝑉𝐴𝐼𝐿𝐿𝐸.⋆。˚☽˚。⋆.
_________________
Setelah beberapa jam melanjutkan perjalanan maeve bisa melihat sebuah desa yang cukup kecil tak jauh dari tempatnya berjalan"apakah itu desa mu?" tanya maeve
"benar, sebentar lagi kita akan sampai" jawab hayden
Sayangnya hari sudah terlalu malam, sepertinya para penduduk desa sudah terlelap
"jadi, yang mana rumahmu?" tanya maeve
"sebentar lagi" jawab hayden
Namun, mereka terus berjalan sampai di penghujung desa dan sudah tidak ada rumah lagi
"rumahku ada di atas bukit itu" ucap hayden
yah.. sepertinya memang maeve harus berjalan lebih jauh lagi
"kenapa.. memilih rumah yang jauh diatas sana..." tanya maeve
"tanahnya lebih baik, disini juga jarang ada hewan ternak lewat, dan pemandangannya lebih bagus" ucap hayden
kini keduanya telah sampai di halaman rumah milik hayden dan ternyata benar pemandangan disini sangat indah
disamping rumah hayden jika sedikit turun kebawah ada hamparan rumput yang luas dan diseberangnya terdapat deretan pegunungan
"masuk lah lebih dulu, aku perlu memeriksa kebun ku" ucap hayden
seperti yang diminta hayden, maeve berjalan mendahului hayden yang sedang sibuk memeriksa satu persatu tanaman di kebun miliknya
kebun hayden terletak di depan dan belakang rumahnya, rumah hayden juga cukup sederhana terbuat dari kayu serta cerobong asap seperti rumah pada umumnya
maeve menaiki tangga kayu kecil untuk mencapai ke beranda rumah milik hayden dan berusaha membuka pintu depan
"anu.. hayden.. sepertinya pintunya masih terkunci" seru maeve
"Oh iya, astaga aku sampai lupa, ini kuncinya" ucap hayden
"nanti jangan lupa nyalakan lilin dan perapiannya" lanjutnya
maeve terdiam sebentar
"tapi... aku tidak bisa menyalakan api menggunakan batu.." ucap maeve
ucapannya itu kembali disambut gelak tawa oleh hayden
"HAHAHA tentu saja, jangan gunakan batu maeve, pakai korek yang ada di dapur, batu hanya di pakai kalau tidak ada korek api, aku tidak semiskin itu" ucap hayden
maeve memang bodoh rasanya ia ingin menguburkan diri karna malu
Ia akhirnya memasuki rumah hayden yang gelap karna belum ada cahaya dari manapun
Maeve terdiam sejenak memandangi rumah milik hayden yang hanya sebesar kamar tidurnya, ya mungkin lebih besar sedikit
sebenarnya rumah hayden cukup besar, maeve pernah melihat rumah yang lebih kecil daripada ini
Ia lalu mencari letak dapur milik hayden untuk mencari korek api
setelah menemukannya, ia mulai menyalakan lilin yang ada di dinding rumah hayden satu persatu, baru kemudian menyalakan tungku perapian
ternyata menyalakan tungku perapian tidak semudah yang ia bayangkan
maeve kemudian terduduk didepan perapian sambil memikirkan apa yang sedang terjadi di istana
apakah mereka sudah mulai mencarinya
≪•◦ ❈ ◦•≫
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑇𝑅𝑂𝑈𝑉𝐴𝐼𝐿𝐿𝐸
Fanfictionsang pangeran kabur dari kerajaan bersama seorang petani dan menjalani hidup bersama benarkah semudah itu?