Chapter 19

693 90 4
                                    

⚠️⚠️WARNING⚠️⚠️

chapter ini mengandung obrolan yang sedikit dewasa(?) ENGGAK YG GIMANA2 SIH

yahh read on your own risk

⚠️if you underage please dont read this book ⚠️

.⋆。˚☽˚。⋆.𝑇𝑅𝑂𝑈𝑉𝐴𝐼𝐿𝐿𝐸.⋆。˚☽˚。⋆.
_____________


Hayden terbangun dengan tubuh yang lebih segar. Ia merenggangkan seluruh tubuhnya yang tidak lagi terasa kaku

Ia mengalihkan pandangannya ke arah ranjang maeve dan mendapatinya masih tertidur pulas

akhir-akhir ini dirinya merasa bingung akan perasaannya sendiri, ia menyayangi maeve seperti adik-adiknya dulu

namun kali ini terasa berbeda

ia selalu menganggumi senyum maeve dan setiap tuturnya yang lembut dan bijak. Maeve terkadang menasehati hayden untuk hal-hal kecil yang tidak ia sadari

contohnya seperti sikapnya pada nyonya elinore yang menurut maeve terlalu acuh atau kalau hayden bekerja terlalu keras

tapi ia tau maeve pasti tidak pernah berpikir sejauh itu tentang dirinya

Kalau boleh jujur, tujuan utama hayden ke kota ini selain karna harga jual buah dan sayurnya lebih tinggi, ia juga mencari bibit bunga yang maeve inginkan

Ia dengar kota ini memiliki bibit bunga yang baik dan beragam karna letaknya dekat dengan pelabuhan

Hayden bangkit dari ranjangnya dan membangunkan maeve dengan pelan

"maeve... aku akan pergi" ucap hayden

yang di panggil pun mulai membuka mata dan mengerjapkannya perlahan

"oh.. ohhh aku mau ikut" ucap maeve parau

"Tidak usah maeve, istirahatlah, nanti siang akan ku ajak kau berkeliling"

maeve memajukan bibirnya seperti kebiasaannya kalau sedang kesal

melihat itu hayden harus menahan dirinya untuk tidak langsung mencubit gemas pipi maeve

"baiklah-baiklah, kau ikut denganku, cepatlah bersiap" ucap hayden

Maeve buru-buru melompat dari kasur sebelum hayden berubah pikiran dan berlari keluar untuk mencuci wajahnya

hayden hanya bisa tertawa melihat tingkah yang lebih muda

≪•◦ ❈ ◦•≫

Ditengah hiruk pikuk keramaian, maeve membantu hayden mendirikan tenda untuknya berjualan, keduanya tampak sibuk dengan dunianya sendiri

namun hal itu harus terhenti saat wanita pedagang roti di samping mereka berceletuk geli akan keasyikan keduanya

"Haduhh, pasangan muda ini, seperti dunia milik sendiri" ucapnya dengan lembut karna melihat keduanya

"kami hanya berteman" ucap maeve gugup dengan tawa canggung

wanita itu tertawa kembali, "tentu saja, aku percaya padamu"

maeve hanya mampu memaling wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya

Beberapa saat setelah tenda hayden sepenuhnya berdiri, para pelanggan mulai berdatangan

𝑇𝑅𝑂𝑈𝑉𝐴𝐼𝐿𝐿𝐸Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang