masalalu aiku n nana pt²

108 12 2
                                    

Teriakan aiku kini menjadi pusat perhatian di jalan raya tersebut, beberapa orang mengerumuni aiku dan nana yang tergeletak di tanah dengan darah yang jatuh dari kening dan mulutnya.

"ka.. bangun... lamun teu bangun ku bi cia di jewer... ka.. maneh geus janji ku iku...hayang punya pohon mangga jeung jambu... " ucapnya dengan isak tangis

Pak eko yang kebetulan lewat langsung dengan sigap menghampiri kerumunan tersebut, setelah wajah korban teridentifikasi pak eko berubah pucat layaknya melihat hantu. Tidak dikira korban kecelakaan tersebut adalah nana. Anak yang sering mencuri mangga di pohonnya.

Pak eko dengan sigap membopong nana ke panti dan aiku berlari mengikuti pak eko walau sesekali terjatuh dan melukai lututnya.

"CIA! PATRICIA!!"

teriak pak eko dari luar panti dengan suara yang lantang dan histeris

Bi cia pun keluar dengan wajah paniknya.
"kunaon pak?" tanya bi cia

Sesaat bi cia melihat anak yang bersimbah darah di tangan pak eko, bi cia dengan cepat jatuh terlemas di lantai.

"panggilkeun ambulan!" suruh pak eko

Bi cia dengan sigap menelpon ambulan dan membawa nana dan pak eko ke rumahsakit sebagai pendampingnya, aiku yang melihat nana pergi Bersama mobil ambulance berpikir bahwa nana telah tiada.

"bi...? Ka nana geus..."

"Teu mungkin!" potong bi cia dengan isak tangis nya

Bi cia memeluk aiku dan menangis sejadi jadinya di depan pintu panti asuhan, kondisi nana terbilang cukup buruk dengan kaki yang patah dan beberapa tulang rusuk yang retak. Pak eko dengan sigap mencari pelaku penabrakan dan meminta pertanggung jawaban

"AING TEU BUTUH DUIT! AING BUTUH KESELAMATAN NANA! KALIAN PARA BAJINGAN BRENGSEK YANG CUMA TAU TENTANG UANG TUTUP MULUT,. GA BERHAK HIDUP!! SAYA BUTUH JAMINAN! JIKA MEMANG ANAK SAYA MENINGGAL. SAYA AKAN TUNTUT KALIAN."

Seru pak eko dengan air mata yang tidak bisa ia bendung lagi

Tidak bisa di sangka olehnya, nana yang setiap kali musim buah akan selalu mencuri buahnya kini tergeletak di Kasur rumahsakit dengan kondisi yang buruk. Bagai tersengat petir di siang bolong kaki pak eko mulai lemas dan jatuh ke lantai, tangisannya tak dapat ia tahan lagi. Meskipun sering kali nana membuatnya marah ataupun mencuri buahnya, pak eko hanya anggap itu semua sebagai candaan.

Setiap anak kecil butuh masa Bahagia, setiap anak butuh afeksi dan setiap anak butuh kasih sayang. Namun jika memarahi dengan kekerasan adalah kasih sayang, maka anak akan meniru dan menerapinya hingga besar. Pak eko tidak pernah sekalipun memukul atau mencaci maki nana dan aiku yang sering mencuri buahnya, ia malah menganggapnya sebagai anak angkatnya sendiri.

Hati pak eko hancur berkeping keping Ketika melihat nana yang masih terkapar bersimbah darah di Kasur rumahsakit, pak eko memperlakukan anak anak panti sebagai anaknya sendiri. Sudah cukup ia kehilangan anaknya sekali dan tidak ingin untuk kedua kalinya. Sesaat pak eko menyadari gelang yang dipegang nana dengan erat, pak eko menghampiri dan mengambil gelang tersebut dan bertuliskan

'aiku-love-nana'

Lagi lagi isak tangis pak eko pecah seketika di dalam ruangan tersebut.
Tak berselang lama ada sepasang kekasih yang mengajukan diri untuk membayar semua biaya pengobatan dan penanggungjawaban, pak eko dengan sigap berdiri dan berterimakasih kepada pasangan tersebut, namun sebelum setuju pasangan tersebut ingin nana sebagai anak angkatnya dan hal ini membuat pak eko shock.

Hidupnya tanpa hama seperti nana bagaikan satu keping puzzle yang hilang, hidupnya tidak akan lagi seperti dahulu dan akan sangat jauh berbeda. Namun ini semua tentang keselamatan nana sekarang, pak eko dengan berat hati menyetujui persyaratan tersebut.

Sugar mommy and Gay brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang