"kamu ini gabisa apa apa, nyusahin juga! Saya ga inget pernah ngebesarin anak ga guna kaya kamu"
ujar seorang lelaki paruh baya di umurnya yang tak lagimuda, rambut hitam keputihan dengan wajah yang sudah mulai keriput.
"gue juga ga minta di besarin sama lo."
Balas sang anak laki laki dengan rambut merah dan paras yang cantik, mirip seperti Wanita.
"dasar anak gak tau di untung! Kamu- uhukk"
ucapan sang ayah kini terhenti dengan batuk yang bercampur dengan darah.
"papa! Ka! Lo ini apa apaan sih! Udah tau papa lagi sakit jangan bikin papa marah lagi!"
pekik sang adik dengan nada tinggi dan khawatir dengan keadaan sang ayah.
"rin. Lo jangan ikut campur ini masalah gue sama lelaki brengsek ini" ujar sang kaka
Mendengar perkataan kakaknya rin memanas dan wajahnya memerah seolah tidak terima apa yang barusaja kakaknya katakan.
"Ka sae! Papa ngurusin kita dari kecil! Lo gaada berterima kasihnya sama sekali!" ketus rin.
"lo jangan lemah kaya cewek. Gue tanya, dia ngajarin gue ? dia nafkahin gue? Dia ngedidik gue?"
tanya sae sambil menunjuk papanya yang terduduk di lantai. Rin yang mendengar hal tersebut hanya terdiam dan menatap lantai.
Sae menatap kedua mata rin dengan tatapan yang tajam dan juga tegas seolah menunggu jawaban langsung dari rin
Memang sang papa jarang sekali menafkahi rin dan juga sae sejak kecil, semua kebutuhan ditanggung oleh mamanya yang kini telah meninggal karena terkena serangan jantung bertahun tahun silam.
"tapi dia udah ngebesarin kita." Sahut rin
Sae yang tidak terima dengan jawaban rin sontak langsung menampar rin.PLAKK .
suara yang cukup nyaring untuk di dengar oleh rumah berlantai 2 tersebut.
"si bangsat ini... dia nyiksa gue sedari gue kecil. Mama yang selalu ngobatin luka gue.. lo tau gimana sikap dia ke mama kan! Dia nyiksa mama... dia orang yang ngebunuh mama. Bajingan yang ga pantes hidup."
Pekik sae dengan nada tinggi sembari menunjuk nunjuk ke arah papanya.
"Oh mungkin lo ga ngerasain hal itu karena fungsi jantung lo lemah.. wajar aja lo berlagak banyak tapi senggol dikit mati."
Ketus sae ke arah rin sambil menatap tajam ke arah papanya.
Rin lagi lagi hanya terdiam karena ucapan tajam sae yang langsung mengarah ke hatinya, sae meninggalkan rin dan papanya di rumah tersebut.
Sepanjang jalan sae hanya menyesali dirinya yang terlalu lemah dan tidak bisa mencegah kematian mamanya.
"ma... sae..gabisa ngelindungin mama.." ucap sae dalam isak tangisnya yang sunyi.
"Coba dulu sae nggak ikut lomba futsal... Mama ga akan pergi ninggalin sae.."
"Ma... Sae kangen..."
Sae mengingat kembali memori lama nya dengan sang mama, rambut putih gemulai yang bersinar dan warna merah di ujung rambutnya.
Sae tertawa sedikit ketika mengingat banyak pengalaman yang menyenangkan dengan mamanya, bermain air di sungai tempat ia menangis sekarang.
Penyesalan tersebut tak berlangsung lama, sae kemudian cepat cepat menyeka air matanya dan menabahkan dirinya untuk tidak menangis lalu berjalan ke suatu tempat.
![](https://img.wattpad.com/cover/344032465-288-k872371.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar mommy and Gay brother
FantasiaSeorang pria berparas cantik yang bernama Sae Itoshi memiliki pertengkaran dengan keluarganya sejak mamanya meninggal dunia, Sae sudah sangat muak dengan tingkah laku ayah dan juga adik laki lakinya yang memiliki kondisi jantung yang lemah "Lo itu b...