HE is my 'dad'?

171 12 0
                                    

Nana bergegas memisahkan mereka yang sedang beradu mulut shidou memegangi sae yang sedari tadi dikuasai rasa marahnya.

“sae, mundur” ketus nana

Sae menghiraukan apa yang nana ucapkan dan masih saja berteriak kepada papanya, sebaliknya juga sama Yamada masih saja meladeni sae yang emosinya meledak ledak.

“DIAM! Bungkam mulut kalian atau salah satu dari kalian di rawat di rumah sakit ini”

Seruan nana yang berhasil membuat satu rumah sakit terdiam, sae hanya membuang muka dan duduk di kursi tunggu sedangkan papa sae atau Yamada hanya bisa menghela nafas kasar. Sae duduk di samping kaiser guna meredakan emosinya, nana hanya menarik nafas Panjang menenangkan dirinya sendiri agar tidak termakan amarahnya.

“sabar sae… tenang dulu.. gue sih ga mau di bantai ka nana, kan yang paling penting sekarang adek lo..” celetuk kaiser

“ kenapa bisa masuk rs?” tanya nana datar

Keheningan masih saja menyelimuti rumah sakit tersebut tidak ada seorangpun yang menjawab pertanyaan yang nana lontarkan, terutama Yamada.

“certain kisah busuk lo,bajingan” ketus sae

“anak ga tau di untu-“

“mau saya bikin babak belur?” potong nana

“dia, balik balik mabok ke rumah, seenaknya ngelecehin rin. DIA ADEK GUE BANGSAT! MANUSIA BIADAB! BAJINGAN KAYA LO TUH GA PANTES HIDUP MANUSIA BANGSAT!”

Teriakan sae kini menggema di seluruh rumah sakit, semua orang kini beralih pandangannya ke arah Yamada dengan tatapan jijik. Tidak dapat di bayangkan bahwa seorang papa tega melecehkan anak laki lakinya sendiri,bahkan sampah lebih cocok di pandang daripada dirinya. Menjijikan.

Nana sontak terdiam dengan penjelasan dari sae, melihat ke arah Yamada dengan wajah yang sangat kesal. Nana mencoba menenangkan dirinya namun dengan informasi bahwa adiknya di lecehkan sudah cukup untuk menyalakan sumbu amarahnya.

“ew.. ini..? ayah kita?” tanya nana sambil memasang wajah jijik

Suara tamparan yang sangat kencang kini menggaung di depan instalasi gawat darurat, satu tamparan yang mampu menumbangkan Yamada dalam sekali serang. Tamparan yang dapat membuat…

“UHUK! “

Ya…  gigi yang patah.

Sesaat nana ingin melontarkan satu tamparannya lagi dokter dari igd keluar dari ruangannya dan mengkonfirmasi kondisi rin.

“saudara rin… membutuhkan donor jantung secepatnya… ini bahkan sudah menjadi keajaiban jika ia belum meninggal sekarang” jelas sang dokter

“jantung.. yang udah ga berdetak… bisa… di donorkan?” tanya nana

“sayang sekali kemungkinan keberhasilannya hanya sedikit sebisa mungkin dari manusia yang masih hidup sehat.. dalam 48 jam jika pendonor tidak di temukan… saudara rin akan tiada” jawab sang dokter


Nana hanya mengangguk paham dan dokterpun pergi dari hadapannya, nana melihat ke bawah dengan tatapan kosong. Dirinya yang lain mungkin sudah mengambil kesadarannya namun Ketika shidou menepuk pundah milik nana ia sontak tersadar Kembali.

“ka.. you okay..?” tanya shidou khawatir

“yes sweetpie… im good” jawabnya sambil mengusap rambut shidou

Shidou tersenyum untuk menutupi kesedihannya, nana mengalihkan pandangannya ke arah sae dan menemukan sae yang sedang menangis.

“gimanapun dia adek gue ser… sebencinya gue ke dia tapi kita pernah Bahagia bareng sama mama… dia keluarga gue juga…” serunya dalam isak tangis.

Kaiser berusaha kesekian kali untuk menenangkan sae namun tekanan yang ia terima kali ini terlalu jauh dari batas miliknya, nana Kembali memfokuskan pandangannya ke Yamada yang masih meringis kesakitan.

“gitu  aja sakit? Gimana perasaan gue pas tau lo ngelecehin adek gue, bajingan biadab” ketus nana sebelum menarik shidou keluar dari rumah sakit,

Namun sebelum nana keluar dari lobby sae menarik lengan bajunya yang membuat dirinya terhenti.

“gue pake atm lo… buat beli jantung bisa kan?” tanya  sae

“jantung aman sama gue… banyak sukarelawan yang gue kenal, lo sadar dulu. Masukin manusia ga guna itu ke penjara, bukti? Keputusan hakim? Gue tanganin. Semenjak lo masih punya gue. Lo gaakan sengsara lagi” jelas nana sebelum pergi ke motornya dan mengantar shidou ke rumah otoya.


Di sepanjang perjalanan shidou hanya diam dan membiarkan cumi bakarnya Kembali dingin, dan begitupun di rumah otoya ia tidak mengucap sepatah kata pun dan hanya melamun di kamar otoya.

“santai aja… dia ka nana, pasti bisa ngelakuin semuanya do” ujar otoya sambil memakan cumi bakar shidou

“ka nana… iya juga… dia pasti bisa,,” gumam shidou


Kini nana sedang memacu motornya Kembali ke kantornya, memarkirkan motornya di sembarang  tempat dan langsung menuju ke ruang kerjanya, mencari file di setiap sela sela rak buku yang tidak ia tanda tangani.


“Grace, carikan semua file tentang pendonoran jantung, saya butuh sekarang” ucapnya sambil membaca satu persatu file yang ada di tangannya.


Grace yang baru pertamakali melihat nana yang terburu buru sontak dengan cepat membantu mencarikan file tentang pendonoran jantung, hingga pada file ke 34. Nana menemukan 1 file dengan pendonoran jantung dengan suka rela, dengan nama berandal yang cukup terkenal di kota ini.


“siapkan mobil dalam 10 menit” perintah nana

“baik, akan kami siapkan segera” jawab grace sebelum melangkah keluar dari kantor

Kurang dari 10 menit mobil yang ia inginkan sudah siap, tanpa penjaga ia membawa super car nya dengan kecepatan tinggi melewati satu per satu mobil  yang ada di hadapannya. Sesekali ia mengecek lagi isi dokumen atau file tersebut dan sangat  tepat bahwa file itu barusaja di kirim siang tadi, dengan cepat nana berhasil sampai di tempat yang dituju.


Sudah terlihat dari visual luar, tempat yang sangat cocok untuk para berandal hidup. Manusia manusia menjijikan yang hanya membunuh, memperkosa dan merampok. Nana tanpa ragu memarkirkan mobilnya di depan gerbang masuknya lalu bergegas ke dalam.

Satu orang yang duduk dengan tenang di atas tumpukan rongsokan yang bisa di bilang ‘singgasana’ miliknya, sangat jelas bahwa dia adalah pemimpinnya.


“atas nama raime , panggilan persetujuan dokumen pendonoran jantung yang anda kirim siang tadi” ucap nana yang baru saja masuk satu Langkah dari pintu

Sugar mommy and Gay brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang