Kepanti

113 14 6
                                    

‘BIII NANA DIKEJAR ANGSA!!’

‘PAK EKOO AMBIL MANGGA NYA DUA YAA’

‘BU EGAAA NANA AMBIL JAMBUNYA 6’

‘MINYAK ZAITUN KALO LARI YANG CEPET DONG!’

‘BIBIII! NANA KENA KEJAR ANJING’

“pak eko… gimana kabarnya?” tanya nana dengan satu airmata yang jatuh setelah bernostalgia.

“ka… kunjungin pa eko yuk?... kita akhirin ini disini… iku gaakan maksa ka nana… buat suka sama iku… tapi setiap iku ulangtahun iku selalu berharap ka nana suka sama iku, pak eko sakit sakitan… dia pas musim buah selalu ngasih mangganya ke bi cia… berharap dapet rujak buatan ka nana… ayo ka… ke panti” ajak aiku

Shidou melihat ke arah aiku dengan wajah shock, sama dengan anak buahnya. Baru kali ini ia melihat sisi lembut dari aiku dan… panti? Satu kata yang membuat shidou lebih kaget.

“hayu ka…? Iku ga mau lama lama ngebuat pak eko nunggu…” ucapnya lagi

Nana melihat ke arah shidou seakan meminta izin untuk pergi sebentar dan shidou hanya menjawabnya dengan anggukan.

“gue… juga ikut.. boleh kan..?” tanya shidou
Nana melihat ke arah kaiser otoya dan sae.

“Lo pada ikut ga?” tanya nana sambil mengusap bibirnya yang pecah.

Sae mengangguk dengan cepat dan langsung memakai sendalnya dan menghampiri nana, begitu pula dangan kaiser juga otoya dan reo.

Nana dengan cepat menelpon bodyguardnya dan menyuruhnya kesini dengan mobil, dengan sisa waktu nana mengganti bajunya ke kemeja putih dengan sweater dan celana yang longgar dan tidak ketat.

Tak berselang lama bodyguard nana pun datang dengan mobil yang cukup besar, dengan cepat aiku duduk di kursi sebelah supir dan nana yang mengemudikan mobilnya. Kaiser dan sae di belakang sedangkan otoya dan shidou di tengah, reo? Mengikuti dari belakang dengan motornya.

“do, gue izin duduk di samping nana” ucap aiku sambil memalingkan wajahnya ke jendela

Nana yang mendengar aiku meminta izin hanya tertawa perlahan dan mengusap rambut aiku.

“jangan dewasa jangan juga terlalu bocil.” Ucapnya sambil melihat lurus ke jalan

Shidou hanya melihat nana yang mengelus rambut aiku dengan tatapan yang saangaatt cemburu. Bagaimana tidak. Musuhnya sendiri diberi puk puk sedangkan dia tidak.

Tak lama setelah mengemudi mobil,nana berhenti di depan panti asuhan cikusdung. Bangunan yang penuh dengan nostalgia dan memori kenangan saat kecil Bersama aiku.
Nana dan aiku turun diikuti dengan yang lainnya dan menghampiri panti tersebut.

“bii, bi ciaa” panggil aiku

“kunaon kang?” tanya bi cia

Bi cia hanya menatap wajah aiku dan nana yang kini berdiri sangat tinggi dibandingkan dirinya, sedikit demi sedikit memori nostalgia muncul dan satu bulir airmata jatuh ke pipi bi cia.

“nana…? Iku…?” tanya bi cia dengan airmatanya yang jatuh

“bi… kumaha kabarna?” tanya nana dengan senyum ramah

Bi cia tidak menjawab namun menjewer kuping nana hingga memerah dan tidak melepaskannya, sedangkan nana hanya bisa meringis kesakitan.

“MANEH KAMANA AJAA! TEU BALIK BALIK,. IKU KU AING NYARIIN SIA, NANA! EKO TEU BILANG MANEH DI ADOPSI!” ucap bi cia di sela isak tangisnya

Sugar mommy and Gay brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang