Bab 4

282 69 8
                                    

Selamat Baca ❤️

Libra mengulum senyum saat meninggalkan Naka di dapur. Tanpa menoleh sekalipun ia bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah Naka yang cantik sekaligus menggemaskan.

Bukan waktu yang singkat, kala ia harus meninggalkan Indonesia ke Luar Negeri untuk melanjutkan pendidikan sekaligus belajar melupakan cinta pertama nya.

Sayangnya... Ia tetap di jalur rel yang sama seperti sebelumnya.

Sejauh apapun ia berkelana, sebanyak apapun tawaran cinta yang datang, semenggiurkan apapun pesona kaum hawa yang pernah mendekati dirinya, tetapi sosok Naka tak pernah bisa benar-benar digantikan.

Awalnya Libra percaya diri pulang ke Indonesia jika semua sudah usai dan dia akan baik-baik saja saat kembali ke Indonesia. Namun nyatanya ia bahkan tak berani menemui Naka setelah hampir setahun kembali.

Ia memang sering bertemu Fandi, sahabatnya, tetapi itu diluar rumah keluarga sahabatnya tersebut.

Sebuah cerita cinta masa lalu, membuat ia menahan diri tidak menemui Naka, meskipun hampir setiap hari ia selalu mengikuti gadis itu bagaikan penguntit dari kejauhan tetap saja ia cuma seorang pengecut.

Sampai akhirnya sebuah pesan membuat ia sangat bahagia.

"Bang, kasih tahu sahabat elo itu, kalau mau datang atau main ke rumah ya silahkan aja ga usah sembunyi-sembunyi deh apalagi ngikutin gue kerja."

"Ehm... Ehm..." Suara deheman Naka membuyarkan lamunan Libra.

Libra menatap Naka yang melipat kedua tangannya di dada sambil duduk dengan sangat-sangat kesal menahan amarahnya pada Libra. Wajahnya bahkan ikut merah padam bagaikan buah tomat yang siap dilahap.

Ia kira Libra sudah setuju jadi narasumber majalahnya, tetapi pria itu malah jual mahal. Sombong. Nyebelin.

"Ini martabak buatan gue khusus gue masak buat loe. Di makan ya?" Pinta Libra pada gadis manis di hadapannya yang duduk berseberangan dengannya.

Libra memotong martabak dan mencucukkan garpu lalu menyodorkan ke hadapan Naka. Otomatis hal itu jadi perhatian karyawannya dan juga beberapa pengunjung wanita yang seketika berbisik-bisik.

Pasalnya Pak Boss biasanya ditemani wanita cantik, sexy, anggun tetapi kali ini tampilan wanita yang menemaninya rada berantakan. Belum lagi sikap manisnya pada sang wanita. Biasanya wanita yang akan memanjakan beliau.

Mungkin Pak Boss udah bosan ditemani cewek cantik sampai maunya yang rada gimana gitu...

Naka berusaha tak menggubris tawaran Libra meskipun sebenarnya itu cukup sulit. Ia mengalihkan pikiran tentang makanan dengan memilih ke tujuan utama alasan ia menemui Libra. Naka mengambil bolpoin dan kertas kontrak lalu menyodorkan kepada Libra.

"Gue ke sini buat kerja bukan buat makan." Ucap Naka tak nyaman dilihatin.

"Loe cobain dulu dong, gue buat sendiri loh khusus buat loe, dan masalah kontraknya gampang lah, tinggal tanda tangan. Ntar kalau makanan loe udah habis sret-sret selesai." Ucap Libra sambil menirukan gerakan membuat tanda tangan.

Aih... Naka kayaknya semakin susah nolak deh... ia bahkan hampir meneteskan liurnya. Selain ini sudah waktunya makan karena ia tadi lupa sarapan, martabak yang dibuatkan Libra benar-benar sangat menggiurkan. Aromanya... Tampilannya... Hmmm...

"Gue bisa baca pikiran loe jadi sebaiknya jangan menolak." Sindir Libra.

Naka melirik Libra tajam. "Ehm." Katanya. "Ini gue makan cuma karena urusan kontrak aja." Ucap Naka meraih garpu yang disodorkan Libra padanya lalu ia pun melahapnya.

Love Story (Naka & Libra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang