Libra memang sudah gila. Pria itu sungguh melaksanakan ucapannya. Dia membawa Naka pergi dari keramaian dan menuju kamar yang dipakai Naka bersiap-siap tadi.
Sebenarnya itu adalah kamar yang disewa atas nama Libra. Dan sekarang ia sedang di kamar ini sambil mencium Naka mesra.
Naka mendorong Libra beberapa kali tetapi kegilaan Libra tak bisa ia kendalikan dan lambat laun memancing gairah sialannya juga.
Setelah berjuang menolak Libra, mendorong pria itu, bahkan berusaha menendangnya, ia tetap saja kalah.
Selain karena fisik Libra yang lebih kuat darinya, padahal dia jago bela diri ya, tapi Libra yang juga master bela diri pastinya lebih gesit dari Naka, dari segi ukuran tubuh ia juga kalah jauh dibandingkan Libra. Jadi Naka pasrah lah ceritanya.
Berakhir lah keduanya dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun dan menyatu di ranjang.
Peluh keringat, suara desahan sesekali diselingi umpatan Naka karena menyesali kebodohannya sendiri yang menikmati keperkasaan Libra menyatu dalam pergumulan panas.
Naka ingin berhenti setelah mendapatkan pelepasannya tetapi Libra tak memberikan kesempatan baginya untuk sadar dari kendali pria itu.
Kedua tangan Libra mengunci tangan Naka dan ia bergerak dengan lincah dan gesit seolah menunjukkan betapa luar biasanya dia sebagai pria. Dan sejujurnya Naka mengakuinya jika Libra memang luar biasa.
Satu-satunya pria yang mampu membangkitkan sisi liarnya sebagai wanita.
"Loe nggak pakai kondom?" Tanya Naka kesal usai mereka sama-sama melepaskan cairan kenikmatan. Nafas keduanya saling memburu bagaikan kejar-kejaran setelah menikmati percintaan panas.
"Udah selesai baru kamu protes. Lagipula aku nggak berniat memakai itu lagi dengan kamu. Aku bersih kok sayang, cuma kamu satu-satunya wanita yang pernah bercinta dengan ku. Dan aku tahu aku juga satu-satunya pria bagimu sampai saat ini."
"Kata siapa? Gue pernah kok having sex sama cowok lain. Sama teman kuliah gue, juga pernah terlibat sama rekan kerja gue. Elo mah biasa aja. Jangan kepedean kalau elo cuma satu-satunya. Dan jangan pikir gue percaya kalau elo nggak pernah melakukannya dengan yang lain." Ucap Naka merasakan sakit luar biasa di sudut hatinya. Nyeri yang tak pernah mampu ia sembuhkan meskipun sudah berusaha memaafkan Libra.
Libra mendekati Naka menatap matanya dalam lalu tersenyum. "It's only me. I can feel it. Dan baiklah kita anggap saja ya, kalau ada pria lain selain aku, aku nggak masalah, aku tetap terima kamu apa adanya. Tapi kamu harus tahu satu hal, selalu hanya ada kamu buatku." Ucap Libra lalu mengecup kening Naka.
Perasaan Naka bergemuruh. Hatinya sungguh kacau dan amburadul dibuat pria ini. Semua sikap Libra seolah menegaskan ia memang mencintai Naka, tetapi kenyataan masa lalu yang ada antara mereka terbangun bagaikan tembok tebal yang tak bisa ia hancurkan meskipun mau.
"Gue nggak akan bisa maafin elo." Ucap Naka lalu berlalu ke kamar mandi.
Libra mendesah menatap Naka yang masuk ke kamar mandi.
"Baiklah, bencilah aku terus! Dengan begitu aku akan selalu ada di dalam hati dan pikiran mu meskipun sebagai sosok terjahat. Lalu setelah kamu lelah membenci ku, cintailah aku lagi... Sampai-sampai kamu tidak akan bisa mencintai orang lain lagi seperti aku yang tidak bisa mencintai siapapun seperti aku mencintaimu!!!!" Ucapnya berteriak.
Libra yakin Naka mendengar ucapannya. Ia tidak akan menyerah. Never.
---
Kegilaan Libra selanjutnya adalah ia mengambil ponsel sekaligus semua tanda pengenal Naka di dompetnya beserta kartu-kartu penting termasuk ID Card nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (Naka & Libra)
RomanceSequel MBA GARIS KERAS : BACAAN DEWASA "Gue bilang loe seksi..." ucap Libra serius. "Seksi? Cewek kayak gue, yang pake kaos oblong terus celana usang sama rambut berantakan gini loe kata seksi? Ha-ha-ha. Playboy tuh emang aneh ya? Kambing dibedakin...