Bab 10

352 65 0
                                    

Selamat Baca ❤️❤️❤️

Setelah itu ga bisa update tiap hari ya guys.... Hehehe....

---

Naka menatap Libra semakin sengit saat mendengar pria itu bersikap tegas dan berkata ia adalah calon suami Naka.

Naka menggelengkan kepalanya lalu mendesah berat. Sedetik kemudian ia lempar kaos kaki asemnya ke wajah Libra yang dengan sigap di tangkap pria itu.

"Makan tuh kaos kaki!" Umpatnya.

Dengan cepat Libra melempar kaos kaki tersebut ke lantai, bangkit dari sofa meraih pergelangan tangan Naka, dan mendesaknya hingga ke dinding membuat Naka sangat terkejut.

Untuk sesaat Naka terkesima, ia tak mampu berpikir, tak tahu mau bicara apa, tatapan mata nya terkunci oleh sorot mata tajam dan dalam milik Libra membuat degub jantung nya berpacu cepat tanpa mampu ia kendalikan, terlebih saat Libra mendekati wajahnya membuat ia merasakan aroma segar nafas pria itu berbeda dengan nafasnya yang berbau mint mix nikotin.

Naka tersadar, ia lalu membuang tatapan dari Libra dan mendorong pria itu.

"Loe apa-apaan sih? Kalau Bunda, Papa atau Abang Gue lihat, mampus loe!" Umpatnya.

Libra menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Semuanya pergi. Mau ke rumah calon kakak ipar loe katanya. Gue di sini sebagai calon suami elo, bertugas nungguin loe sekaligus nganter elo dengan selamat ke rumah Mikha."

"Calon suami? Calon suami apaan sih loe!" Ucap Naka santai lalu mengambil botol air mineral dingin di lemari es.

Libra menyusul Naka ke ruang makan.

"Gue udah bertekad, mengakhiri kepura-puraan nggak butuh gue. Gue akan nikahin elo."

"Hmmmffhhh..." Naka yang sedang minum seketika muncrat bahkan sampai kena Libra. Dengan sabar pria itu hanya bisa mendesah.

"Sorry... Sorry... Nggak sengaja." Ucapnya segera membersihkan wajah Libra dengan kedua tangannya, mengusap wajahnya dengan posisi sedikit berjinjit. Jika tadi ia sengaja melempar Libra dengan kaos kaki busuknya, kali ini ia benar-benar tidak niat.

"Lama banget... Kita nggak sedekat ini ya?" Ucap Libra memeluk pinggang Naka.

Naka melirik kan matanya ke kiri seolah bisa melihat ke belakang punggungnya padahal tak terlihat sama sekali.

"Iya lamaaa...." Ucap Naka menjewer telinga kiri Libra membuat Libra meringis kesakitan melepaskan rangkulannya di pinggang Naka.

"Addududuh... Aduuhhh, sakit sayang." Ucap Libra.

Naka merasakan sebuah panah tertancap di ulu hatinya mendengar kata sayang keluar dari mulut Libra. No... Tidak lagi. Ia pun mengabaikan rasa itu.

"Loe nggak usah ngomong aneh-aneh deh. Gue tahu elo kesal, elo marah karena gue nyerahin kerjasama kita buat wawancara ke junioran gue di kantor, tapi nggak usah pake cerita aneh-aneh deh. Calon suami lah, mau nikahin lah. Gue juga nggak perlu elo anterin ya, gue bisa pergi sendiri ke rumah kak Mikha."

"Nggak bisa, Bunda sama Papa tadi pesan gue harus nganterin elo, sekalian juga gue diundang kok ke acara makan malam tersebut."

Naka sama sekali tak ingin percaya omongan pria playboy bermulut manis tapi beracun ini. Segera ia ambil ponselnya dan menghubungi yang berwajib.

"Awas kalo koe bohong!" Umpat Naka.

"Halo Na..."

"Bun ini kok---"

"Kamu dimana ini udah jam berapa Naka? Itu Libra udah nungguin kamu kan? Cepetan ke sini, jangan bikin Bunda, Papa dan Abang kamu malu karena harus nungguin kamu lama-lama."  Naka menatap Libra pasrah.

Love Story (Naka & Libra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang