"Naka!!!" Seru Sugi melihat rekan kerjanya penuh semangat. Ia berlari memeluk tubuh mungil Naka. Beberapa rekannya juga menyambutnya.
Naka tersenyum manis mendapatkan sambutan yang hangat dari rekan kerjanya. Ia kira suasana akan canggung tetapi semua bersikap baik-baik saja bahkan seolah tak ada yang terjadi di Bali.
Naka tidak pulang dengan rombongan dari Perusahaan nya. Dan dia juga mengambil cuti dua hari.
Sugi yang langsung mendekap Naka dan mengacak rambutnya segera menawari Naka coffe dari cafe favorit mereka.
Ach mengingat Cafe itu itu jadi ingat pemilik nya.
"Btw, Na, itu kan Cafe calon suami loe, nggak bisa gitu kita-kita dikasih diskon kalau mesen makan atau minuman?" Goda Kezia salah satu rekannya.
Kening Naka berkerut. "Calon suami?" Tanya Naka.
"Iya kan? Loe juga sih selama ini nggak bilang kalau Mas Libra itu calon suami loe dan kalian bahkan segera menikah." Kata Desy rekannya yang lain.
"Gue nggak ngerti? Siapa yang calon suami siapa? Gue? Sama Libra gitu?" Tanya nya bingung dijawab rekannya dengan anggukan kepala.
"Bentar deh, kayaknya ada beberapa kesalahpahaman deh. Gue sama Libra nggak ada apa-apa."
"Masa sih? Mas Libra sampe datang ke ruang kerja Pak Bos loh kemarin siang."
"Hahhhh???!!! Ngapain???" Naka terkejut bukan main. Ia tidak tahu apa-apa karena semalam masih cuti.
"Dia bilang elo calon istrinya, kalian akan segera menikah, dan Topan diminta kerja profesional jika tidak dia akan menuntut Pak Boss atas penyalahgunaan wewenang kerja."
"Astaga... Dia apa-apaan sih???" Naka mengerutkan dahinya.
"Loh... Keren tahu Na. Mustinya loe lihat Si Libra kemarin. Tahu nggak loe dia datang tuh penuh senyuman kehangatan ke kita, tapi pas ketemu pak Bos... Matanya... Tajam. Bagaikan singa yang siap menerkam saat ada lawan. Tapi begitu ketemu sama kita-kita lagi... Uughhhhh friendly banget sikapnya apalagi attitude nya, jempol. Pantesan aja loe bisa jatuh cinta sama dia ya Na. Kirain loe selama ini sukanya sama Boss, ternyata loe selama ini cuma jaga kesopanan aja ke pak Boss dan cintanya sama pangeran tampan nan tajir... Wuih keren deh kisah loe pokoknya." Ujar Kezia.
Naka tak mampu berkata-kata. Kalau ia bilang tidak maka ia akan membantah perkataan Libra yang secara nggak langsung sudah menaikkan harga dirinya. Tapi kalau dia bilang iya atau dia diam aja berarti ia membenarkan Libra jika dirinya calon istri si playboy cap jengkol itu.
"Sorry guys... ehm...Naka, boleh bicara sebentar." Seseorang memanggil Naka yang sedang ngobrol dengan beberapa temannya. Seseorang itu Pita.
"Ehmmm... Kita pesan kopi di JLV ya Na..." Kata Sugi. Naka cuma bisa nyengir mengiyakan tanpa antusias sama sekali.
---
Pita tahu banget gimana perasaan kagum dan simpati Naka sebelum ini pada Topan, tapi ia malah punya hubungan dengan Topan dibelakang Naka. Rasanya tuh kayak punya musuh dalam selimut, ditusuk dari belakang, anjiiirrr sakit banget. Nyesekkkk lah pokoknya.
Setelah semua terbongkar, Pita benar-benar merasa ia harus bicara dengan Naka, tapi ia bingung harus mulai dari mana.
"Loe mau bicara apa?" Tanya Naka setelah berduaan dengan Pita beberapa menit tanpa komunikasi. Nada suaranya masih ketus.
"Gue... Gue minta maaf karena nggak jujur sama loe Na. Ehm, gue salah karena nggak cerita yang sebenarnya ke elo. Tapi gue nggak akan minta maaf soal hubungan antara gue dan Mas Topan. Karena itu bukan seperti yang loe kira." Ucap Pita dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (Naka & Libra)
RomanceSequel MBA GARIS KERAS : BACAAN DEWASA "Gue bilang loe seksi..." ucap Libra serius. "Seksi? Cewek kayak gue, yang pake kaos oblong terus celana usang sama rambut berantakan gini loe kata seksi? Ha-ha-ha. Playboy tuh emang aneh ya? Kambing dibedakin...