"Badannya sedikit lebih tegak kepalanya miring ke kanan sedikit lagi... Iya..."
Ckrek
Naka mengambil foto Libra yang sedang memasak di dapur untuk kebutuhan penerbitan majalah bulan depan.
"Sekali lagi sekarang loe masak aja kayak biasanya nanti gue ambil fhotonya candid." Ucap Naka mengarahkan Libra.
Libra menurut tanpa banyak protes. Nanti setelah selesai pemotretan dan wawancara ia akan bicara dengan Naka.
Sulit sekali menemui Naka sekarang ini. Dia terus saja menghindari Libra terlebih sejak acara syukuran beberapa hari lalu.
Setiap Libra ke rumahnya Naka selalu mengunci pintu kamarnya bahkan ia tahan tidak keluar sampai berjam-jam hingga Libra pulang.
Namun jika ada jadwal pemotretan dan wawancara seperti hari ini, Naka tidak akan bisa menghindarinya. Dia yang akan menghampiri Libra.
"Bentar mbak." Ucap Zeraya lalu ia mengelap wajah Libra dengan tisu.
"Sudah." Jawab Zeraya.
Libra kali ini tebar pesona. Ia mulai memegang pegangan wajan, menuang adonan lalu membolak-balikkan layaknya seorang cheff.
"Keren banget..." Ucap Zeraya memuji Libra.
Makin ke sini Naka merasa jika Zeraya ini sepertinya mencari perhatian Libra.
Libra menoleh pada Naka membuat tatapan mereka terkunci selama beberapa detik lalu Libra kembali fokus menyelesaikan masakan yang ia buat. Menyusun topping martabak lalu menatanya di meja sehingga terlihat sangat cantik dan menggugah selera.
"Try it?" Pinta Libra pada Naka. Ia mengangkat sebuah sendok dan menyodorkan Naka. Naka memutar bola matanya jengah namun ia tak menolak. Ia harus tetap profesional dengan merasakan hasil karya Libra lalu menuangkan nya dalam tulisan.
Namun sayang sekali, Zeraya lebih dahulu melahapnya. "Mmm... beneran enak banget..." Ucapnya.
Libra menatap Zeraya kecewa. Padahal ia mau Naka yang mencobanya karena ia masak dengan sepenuh hati untuk gadis pujaannya tersebut sayang malah ditikung oleh Zeraya.
Naka sendiri benar-benar kesal dengan kelakuan wanita satu ini. Makin lama makin tidak jelas tujuan dan arti kehadiran Zeraya sebagai asisten nya.
Wanita itu seperti punya maksud tersendiri dengan mengatasnamakan diri sebagai asisten.
Naka mengambil sendok garpu lalu mengambil sepotong pizza dan memakannya demi membuat penilaian untuk kebutuhan tulisannya. Dia mengunyah sambil memejamkan mata tanpa sadar karena ternyata masakan Libra ini... "Enak." Ucap Naka spontan membuat hati Libra yang sempat kecewa jadi berbunga-bunga.
Wow... It's amazing... Senang sekali rasanya dipuji Naka begini.
"Kalau begitu tolong buat ulasan yang bagus dan menarik di tulisan loe. Jangan lupa loe tegaskan gue tidak mengandalkan koneksi orang tua juga wajah tampan yang gue punya untuk sampai di titik sukses seperti sekarang, yah meskipun memang wajah ini cukup berpengaruh sih..." Ucap Libra.
Naka memicingkan mata sambil menggeleng. Ini yang dia tak suka dari pria itu, narsis dan terlalu percaya diri. Tapi sayangnya emang kenyataan sih.
Usai pemotretan dan wawancara untuk edisi bulan depan Naka pun bersiap kembali ke kantor. Ia sedang menghindari Libra apalagi karena tatapan pria itu yang seolah tak lekat darinya.
"Ehm, Ze boleh tinggalkan kami berdua sebentar? Ada yang mau gue omongin ke Naka." Pinta Libra.
"Mau ngomong apa?" Naka dan Zeraya kompak kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story (Naka & Libra)
RomanceSequel MBA GARIS KERAS : BACAAN DEWASA "Gue bilang loe seksi..." ucap Libra serius. "Seksi? Cewek kayak gue, yang pake kaos oblong terus celana usang sama rambut berantakan gini loe kata seksi? Ha-ha-ha. Playboy tuh emang aneh ya? Kambing dibedakin...