Bab 21: Ep. 5 - Penjaga Kegelapan, II

272 39 0
                                    

Anggota party-ku ternyata bisa bertarung dengan baik. Aku sendiri agak terkejut saat melihatnya. Terutama Lee Hyunsung dan Jung Heewon yang melangkah bersamaku, mereka sungguh sangat membantu. Komposisi barisan serangan kami tentu terdiri dari kami bertiga di baris depan, sedangkan tiga yang lain di baris belakang. Kurang dari semenit pertarungan dimulai, beberapa tikus tanah sudah terbaring di tanah dengan luka tusuk di leher mereka.

Lee Hyunsung yang sudah jauh lebih kuat dari para tikus tanah itu kini mengelap keringat di dahinya dan berseru, "...Kurasa aku bisa hidup."

Manusia tidak begitu lemah lagi ketika sudah meningkatkan statsnya. Meski begitu, kekuatan mental Lee Hyunsung yang spesial juga membantunya. Manusia biasa tidak mungkin bisa setenang ini saat bertarung melawan monster pertamanya. Memang ada sebabnya dia dijuluki sebagai Pure Steel Sword di masa depan nanti. Tapi ternyata masih ada lagi yang lebih hebat, Jung Heewon. Dia bilang, "Pola gerakan mereka ternyata lebih simpel dari yang kukira?"

Mungkin karena skill Kendo yang dimilikinya, tapi setiap kali dia mengayunkan pedangnya, tikus tanah pun ikut terpotong di bagian kaki atau ekornya.

"Hahh!"

Masalah yang dimiliki Jung Heewon adalah dia terlalu banyak menginvestasikan koinnya pada status strength sehingga staminanya cepat terkuras. Tapi kekuatan satu kali serangannya yang ternyata lebih besar dari yang kukira, menjadi keuntungannya. Ayunan pedangnya membentuk pola yang tampak mengerikan di udara.

"Sial, aku kelepasan satu!"

Suara Jung Heewon mulai bergetar. Vitality-nya yang sudah terkuras habis kini membuatnya lemah dan daya tahan tubuhnya juga jatuh. Tikus tanah yang memasuki pertahanan kami cukup cerdik. Setelah membuat kami terpisah-pisah, mereka segera mengincar lawan yang kelihatan paling lemah dengan insting berburu mereka.

"Serahkan padaku."

Tapi sayangnya insting mereka memilih lawan yang salah. Sebuah senjata tumpul yang dilemparkan dari tangan Lee Gilyoung mengenai tepat di kepala tikus tanah yang mengincarnya. Kekuatannya mungkin tidak begitu besar karena tubuhnya yang masih kecil, tapi sudah cukup ampuh. Yang lain bisa membantu membereskannya.

Tombak Yoo Sangah menembus tubuh tikus tanah itu. Tikus itu menggeliat-geliat, dan Yoo Sangah tampak kebingungan, tapi dia tetap menahan tombak itu dengan tangannya. Tikus tanah yang sudah kehabisan kekuatan itu pun tumbang ke tanah. Sejujurnya, aku sempat mengira Yoo Sangah akan kesulitan beradaptasi dengan dunia ini, tapi kenyataan kembali mengejutkanku. Biasanya reaksi normal yang seharusnya muncul adalah panik seperti si Han Myungoh yang hanya bisa berdiri saja di sini.

"U-Uhhhh..." Di saat yang lain sibuk bertarung, orang yang satu ini sibuk bersembunyi di tepian. Tapi bahkan untuk bersembunyi pun dia tidak bisa melakukannya dengan baik sehingga kini kakinya terluka dan berdarah.

Aku menusuk tikus tanah terakhir yang masih hidup dengan duriku, dan akhirnya suasana di terowongan pun menjadi hening. Kucipratkan darah yang melumuri duriku ke tanah, dan kuperhatikan mereka. Mereka semua tergores dan lecet di sana-sini, kecuali Han Myungoh, tapi tidak ada yang terluka parah. Ini benar-benar kemenangan pertama yang luar biasa.

Yoo Sangah dan Lee Gilyoung mulai rileks kembali dan duduk di tanah, Lee Hyunsung menancapkan tombaknya ke tanah dan mulai mengelap keringat di dahinya. Sedangkan Jung Heewon merengut sambil menghitung jumlah mayat tikus tanah yang tergeletak di sekitar kami. "...Dokja-ssi, berapa yang kau bunuh?"

"Empat."

"Cih, aku dua ekor!"

"Aku tiga ekor." Harga diriku pun hancur seketika begitu mendengar laporan Lee Hyunsung yang penuh rasa bangga. Padahal selisih stats kami harusnya masih jauh tapi rekornya hanya selisih satu denganku? Kugunakan skillku untuk melihat jendela atribut Lee Hyunsung.

Omniscient Reader's Viewpoint [VOLUME 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang