Bab 25: Ep. 6 - Waktu Pengadilan, II

236 43 0
                                    

Baru saja aku mau membuka mulut, suara Cheon Inho sudah menduluiku.

"Oh, Dokja-ssi! Timing mu pas sekali." Cheon Inho tersenyum saat melihat kami. Aku jadi punya firasat buruk karena Cheon Inho berbicara dengan suara keras.

"Dokja-ssi punya banyak koin, kan? Berapa banyak koinmu? Pastinya kau yang paling kaya di antara semua orang di sini, kan?"

[Karakter 'Cheon Inho' telah mengaktifkan skill 'Incite Lv.2'.]

Semua orang kini melihat ke arahku.

"K-Koin?"

"Siapa yang punya banyak koin?"

Tak perlu waktu lama sampai mereka semua menatap tepat ke arahku. Cheon Inho... Dia memang benar-benar luar biasa.

"K-Kau Dokja-ssi?"

"Kami mohon, selamatkan kami!"

Semua orang tergesa-gesa mendekatiku. Mungkin ada 20-an orang yang mengerumuniku. Kalau aku memberi mereka semua koin, aku bisa kehilangan 2000 koin. Tapi, kalau aku tidak memberikan mereka koin, aku bakal menjadi penjahat utama di Stasiun Gumho ini.

[Pemahaman anda terhadap karakter 'Cheon Inho' bertambah.]

"Hahaha, Dokja-ssi. Aku tidak sanggup memberikan koin untuk semua orang-orang yang malang ini, tapi... Dokja-ssi pasti sanggup, kan? Apa kau hanya akan diam dan melihat saja?"

Aku pun menghembuskan nafasku. Aku sudah pernah melihat trik ini satu-dua kali.

[Para konstelasi dari tipe 'Kebaikan Absolut' telah menilai 'Cheon Inho' sebagai 'orang jahat'.]

Aku juga sudah muak menahan diri di hadapan dia.

"T-Tolong aku!"

"Tolong bantu aku!"

Orang-orang mulai memelas sambil berlinang air mata.

[Hahahahat! Bukankah kisah ini menjadi semakin seru? Sebagai pengingat, waktunya hanya tersisa 10 menit lagi lho!] Ucap Bihyung dengan bahagia, dan anggota party kini menatapku dengan raut wajah yang aneh.

Aku kembali menghembuskan nafas pendek dan perlahan menutup mata, sebelum menatap kerumunan orang di sekitarku. "Aku paham. Kalian mau minta koin?"

Lalu aku mulai tertawa. "Kenapa juga aku harus ngasih ke kalian?"

Kutatap setiap orang yang mengerumuniku. Skenario pertama adalah dosa asli tanggungan masing-masing dari mereka. Jadi, tidak ada satu orang pun yang masih bersih moralnya di sini. Itu malah membuatku merasa semakin jijik. Mereka yang sudah menginjak-nginjak nyawa orang lain demi bisa bertahan hidup, bahkan tidak bisa menanggung nyawa mereka sendiri.

"K-Kenapa?"

"Kau punya banyak koin, kan?! Masa ngasih sedikit aja gak mau?"

Di tengah kebingungan ini, Cheon Inho tertawa terbahak-bahak. "Sudah aku duga, Dokja-ssi."

"..."

"Sejak pertama Dokja-ssi tiba di sini, kau menjual makanan demi koin, kan? Kalau waktu itu kau tidak membuat mereka semua membeli makanannya, berapa banyak orang yang bisa hidup hari ini coba?"

"Betul itu!"

"Sialan! Kembalikan koinku!"

Kemarahan mereka malah tertuju padaku sekarang. Mungkin ini yang direncanakan si Cheon Inho sejak awal.

"Tunggu dulu semuanya! Apa yang kalian lakukan...!"

"Dokja-ssi bukan orang yang seperti itu!"

Yoo Sangah dan Lee Hyunsung berusaha menenangkan protes massal ini, tapi kebanyakan dari mereka sudah kehilangan akal sehatnya. Cheon Inho pun kembali menimpali. "Dokja-ssi, akan kuberikan satu kesempatan terakhir. Berikan koin untuk orang-orang ini."

Omniscient Reader's Viewpoint [VOLUME 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang