Bab 26: Ep 6 - Waktu Pengadilan, III

304 44 0
                                    

Pagi hari, Stasiun Gumho sudah mulai sedikit berubah. Yang pertama kusadari adalah Han Myungoh menghilang. Saat pertarungan kemarin dimulai, dia segera bersembunyi dan menghilang begitu pertarungannya selesai. Aku tidak tau apakah dia masih bersembunyi di stasiun ini, atau mungkin dia sudah berjalan ke stasiun berikutnya.

"Lupakan saja, nggak perlu mengkhawatirkan dia. Toh dari awal aku sudah tidak menyukainya. Ditambah lagi, bukan cuma dia yang menghilang." Seperti kata Jung Heewon. Setelah pertarungan kemarin, jumlah orang yang tersisa di Stasiun Gumho sedikit sekali. Bukan karena tidak ada yang selamat, bukan. Justru yang selamat lebih banyak daripada yang di cerita aslinya. Tapi, sebagian besar dari para penyintas itu tampaknya semalam sudah meninggalkan stasiun ini. Mungkin mereka sudah menemukan alasan hidupnya masing-masing.

"...Apa mereka bakal baik-baik saja?" Tanya Yoo Sangah sembari memperhatikan para penyintas yang tersisa. Aku, Yoo Sangah, Lee Hyunsung, Lee Gilyoung, dan Jung Heewon. Selain kami berlima, hanya ada lima orang yang masih ada di stasiun ini.

Jung Heewon berseru kepada mereka lebih dulu, "Hei, kalian! Apa kalian mau ikut dengan kami?"

Kalimatnya yang biasa-biasa saja membuat mereka saling berdiskusi. Seorang wanita yang menggandeng tangan anaknya lalu menjawab mewakili mereka. "...Kami akan pergi sendiri. Kami masih punya beberapa koin, kok."

Jujur aku sangat kagum dengan duo ibu dan anak ini yang berhasil selamat dari pertarungan berdarah kemarin. Kalau dia sekuat itu sih, kurasa mereka sanggup bertahan hidup meski tanpa mengikuti kami. Jung Heewon pun mengangguk, "Baiklah. Semoga beruntung ya."

Begitu Jung Heewon berbalik memunggungi mereka, raut wajah mereka menjadi lega. Yah, tidak aneh juga. Situasi kemarin memang benar-benar membuat semua orang jadi syok berat. Bagaimana tidak, ada satu yang menolak memberi bantuan dan satunya bisa membunuh banyak orang dengan brutal, meskipun mereka tau sebabnya. Bagi mereka, Jung Heewon mungkin sama menakutkannya dengan Grup Cheuldoo. Kusentuh Lee Hyunsung yang menampangkan ekspresi konyol di sebelahku.

"Lee Hyunsung-ssi?"

"Ah, iya!"

Lee Hyunsung, yang sedang menatap Jung Heewon dengan wajah kosong, terkejut dan melihat ke arahku. Sepertinya aku bisa menebak apa yang ada di pikirannya. Dia pasti keheranan apakah wanita itu kemarin benar-benar menggila dan membunuh semua Grup Cheoldoo.

Apa persiapannya sudah selesai?"

Lee Hyunsung menjawab, "Iya! Meski agak kurang rapi tapi sudah selesai kok. Ada botol-botol plastik untuk tempat air, barang-barang untuk persiapan udara dingin, dan persediaan darurat..."

Memang, yang namanya tentara paling mantap kalau sudah soal begini.

"...Semua itu sudah ada. Kalau kau masih butuh yang lain..."

Tidak ada lagi yang kubutuhkan... aku ingin mengatakan itu, tapi tiba-tiba aku teringat sesuatu. "Oh, apa kau bisa carikan powerbank?"

"Powerbank? Buat apa...?"

Wajar saja dia keheranan. Hp sudah tidak berguna lagi sejak tidak ada sinyal. Aku pun menjawab dengan samar, "Mau kupakai untuk sesuatu."

Lee Hyunsung mau mencarikannya, dan mulai merangsak barang-barang milik Grup Cheoldoo. Lee Gilyoung dan Yoo Sangah juga berkata ingin ikut membantu mencari. Jung Heewon menatapku dan bertanya, "Apa kita bakal berangkat sekarang?"

"Iya."

Dia menanyakannya dengan biasa tanpa perlu memastikan apakah kita akan berangkat bersama-sama atau tidak. Inilah Jung Heewon. Bagiku itu sama artinya dengan dia menerima kami. Sang 'Judge of Destruction' yang pastinya bakal mencuri perhatian Yoo Joonghyuk.

Omniscient Reader's Viewpoint [VOLUME 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang