Bisikan

4 1 0
                                    

Pada suatu hari yang gelap gelita, di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh hutan rimbun, tinggalah seorang gadis bernama Maya. Gadis itu tinggal sebatang kara setelah ibunya meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Maya merasa kesepian dan takut, terutama pada malam hari.

Suatu malam, ketika hujan deras turun dengan kerasnya, Maya terbangun dari tidurnya. Dia mendengar suara bisikan yang lembut datang dari tingkap bilik tidurnya. Ketika Maya menghampiri tingkap tersebut dengan perlahan, bisikan tersebut semakin jelas, seolah-olah suara angin berbisik halus ke telinga gadis itu.

"Bukalah tingkap ni, Maya," bisikan itu terdengar. Suara itu terlalu menggoda naluri ingin tahunya sehingga sukar untuk diabaikan, jadi Maya tunduk pada hasrat keingintahuannya dan membuka tingkap secara perlahan-lahan dan berhati-hati. Angin malam yang menusuk masuk ke dalam kamar memberi sensasi dingin pada kulitnya.

Tiba-tiba, tanpa sebarang amaran, cahaya redup mengisi ruangan bilik Maya. Di tengah kerisauannya, sejasad bayangan muncul dari dalam kegelapan. Bentuknya kabur, tetapi Maya dapat merasakan suasana seram yang terpancar dari bayang kabur tersebut. Bulu roma di seluruh tubuhnya menegak.

"Dengarkanlah bisikanku, Maya," suara itu berkata dengan lembut. "Di dalam hutan ini, terdapat roh-roh yang hauskan darah manusia. Mereka mengembara dan mencari korban untuk memuaskan dahaga mereka."

Maya menelan air liurnya berbagai perasaan terbit dalam dirinya,  ketakutan, ketidakpercayaan, dan rasa ingin tahu. “Siapa kamu?” Tanya Maya dengan gemetar.

"Namaku Eliza. Aku adalah bunian, yang berteduh dan berkampung di dalam hutan ini. Aku menasihati kamu, jangan pernah keluar dari rumah di malam hari. Jangan dengarkan bisikan jahat mereka. Mereka ingin memerangkap dirimu seperti juga yang terjadi kerajaanku."

Maya terkejut dan gelisah. Dia tidak pernah membayangkan apa yang akan dihadapinya di sekitar rumahnya yang tampak sepi dan aman. Maya ingin bertanya lebih banyak, tetapi sebelum dia sempat membuka mulut,  Eliza menghilang secara misteri ibarat mengikuti tiupan angin, meninggalkan Maya terdiam dan bingung.

Hari kian berlalu, tetapi bisikan yang Maya dengar di malam hari tidak pernah terhenti dan tetap menghantuinya. Dia terus merasakan konflik dalam keinginannya untuk tahu. Namun, Maya menuruti nasihat Eliza dan tidak melakukan hal bodoh untuk berkeliaran ke dalam hutan di malam hari.

Suatu malam, Maya merasakan suatu keganjilan , bisikan itu tak pernah hilang dan tidak pudar dari fikirannya. Dia memutuskan untuk menemui bomoh di kampung sebelah untuk meminta bantuan. Bomoh itu mengatakan kepada Maya bahawa benar terdapat roh dan membawa sumpahan melalui bisikan. Dia memberikan Maya sebuah manik-manik hitam seperti gelang yang dapat memberikannya perlindungan.

Maya kembali ke rumahnya dengan hati yang berdebar. Dia memasang manik-manik itu di pintu masuk rumahnya dan berdoa agar melindunginya dari roh jahat. Bisikan itu tidak lagi terdengar di telinganya dan pada malam hari Maya menjadi semakin tenang.

Tetapi pada suatu malam, Maya mengalami mimpi buruk yang membuat dirinya gentar. Dalam mimpi itu, Maya melihat Eliza yang murung dan sedih. Eliza meluapkan kemarahannya pada Maya. "Kau mengkhianatiku, kau harus menanggung akibatnya," bisiknya dengan suara bergetar.

Maya terbangun dengan peluh dingin menitis di dahinya. Selama ini Eliza menipu dia lah ketua segala roh jahat. Ketakutan dan penyesalan memenuhi hatinya. Dia telah ditipu oleh Eliza, tambahan pula, menggantung manik-manik ibarat memberi provokasi kepada mereka. Dari saat itu, bisikan Eliza dan roh-roh jahat kembali terdengar, kali ini penuh dengan dendam, menggiring Maya menuju nasib buruknya yang tak dapat di elak.

Hingga hari ini, Maya masih tinggal di rumahnya itu dengan bisikan roh yang berulang kali menghantui ingatannya. Dia sedaya upaya untuk tidak mendengarkan bisikan itu, tetapi roh itu selalu  membisikkan kepada Maya " cabut lah nyawa kau ” dengan nada yang menyeramkan dan garau.

Siapakah Eliza?

AbyadWhere stories live. Discover now