6. Merelakan ?

299 29 0
                                    

"sekarang gue minta kita semua buat terbuka satu sama lain, kita udah hampir 2 tahun ngekost bareng jadi gue harap gaada yang ditutupin lagi" ucap Haekal serius menatap yang lain yang tengah menunduk.

Kini mereka semua tengah berada di ruang tamu, hari pun sudah malam hingga menciptakan keheningan.

"Gue duluan yang bakal ngaku, gue suka sama Ghea dan gue yakin kalian kaget karna dari dulu gue keliatan bercanda tapi gue serius, gue suka Ghea" jelas Haekal membuat yang lain terkejut terutama Kanaya, hatinya serasa ditikam.. sakit.

"Kal" Ghea menarik baju Haekal, ia tidak enak hati melihat Kanaya yang menunduk.

"Biar gue yang urus" ucap Haekal tersenyum pada Ghea.

"Nay, gue udah tau soal perasaan lo ke gue tapi sorry perasaan gue cuma buat Ghea dan gue harap lo ngerti itu" Haekal mendekat dan menggenggam tangan Kanaya, gadis itu mendongak perlahan menatap Haekal dengan air mata yang membasahi pipinya sedangkan Jendra yang melihat itu hanya bisa menahan cemburu dengan mengalihkan pandangan nya.

"Gue yakin Jendra lebih pantas dapet cinta dari lo ketimbang gue" Haekal tersenyum tapi tidak dengan Kanaya, ia benar benar sudah jatuh cinta terlalu dalam pada laki laki dihadapannya ini, ia tidak bisa membenci Ghea juga karna perasaan memang tidak bisa dipaksakan.

"Ga semudah itu kal.. perasaan gue ke lo udah terlalu besar susah buat hapusnya" Kanaya melepaskan genggaman tersebut, jujur ia senang tangannya di pegang oleh Haekal tetapi tidak dengan kata kata yang Haekal lontarkan.

"Kal, meskipun Kanaya mau sama gue yang gue dapet cuma raga nya ngga dengan hati nya" sahut Jendra tiba tiba membuat Haekal dan Kanaya sontak menoleh.

"Jangan paksain Kanaya buat sama gue, bahagianya Kanaya cuma lo jujur gue ga rela Kanaya sama lo tapi setelah gue liat langsung kaya tadi, Kanaya beneran cinta sama lo dan kelihatan kalau ngga ada peluang buat gue" Jendra memaksakan senyumnya, Kanaya membatu kenapa kata kata Jendra terdengar begitu menyedihkan ? Apa ia sejahat itu karna tak bisa membalas perasaan nya ?

"Wilo mau ngaku juga, Wilo suka sama mas Jendra maaf seharusnya Wilo ga anggap kebaikan mas Jendra dulu sebuah perasaan melainkan hanya rasa kasihan dan iba karna kondisi keluarga Wilona" Wilona seperti nya kali ini benar benar ingin menyerah, sudah tidak ada harapan lagi bagi dirinya untuk bersama Jendra, hati laki laki itu sepenuh nya hanya untuk Kanaya bukan dirinya.

"Wil, mas tau tentang perasaan kamu sama mas selama ini tapi maaf mas cuma anggap kamu sebagai adik mas sendiri jadi mas harap kamu bisa mencoba membuka hati untuk laki laki laki lain seperti Naren" Jendra tersenyum tipis menatap Wilona sedangkan gadis yang ditatapnya hanya diam.

"Terus gmn sama perasaan aku ?.." tanya Nina tiba tiba membuat Naren menoleh diikuti yang lain.

"Nin, maafin mas nana yang selama ini ga peka sama perasaan kamu.. coba cintai Rendy dia tulus sama kamu bahkan rela mukul mas nana itu udah cukup membuktikan perasaan Rendy sama kamu" Naren menatap Nina dalam dan Nina menggigit bibir bawahnya menahan sakit hati nya lagi, apa ia harus mulai menyukai Rendy ?

"Gue emang suka sama Nina tapi kalau dia bahagia dia ada di diri lo gue rela gue bakal berusaha hilangin perasaan gue ke dia" Rendy membuang wajahnya kesembarang arah, jujur ia sebenarnya tidak rela tetapi Nina lebih terlihat menyukai Naren.

"Aku bakal coba move on" ucap Nina dengan cepat membuat yang lain terkejut.

"Nin ?" Rendy seakan tak percaya, apakah ia salah dengar ? Nina mau mencoba melupakan Naren ?

"Selama ini aku terlalu fokus sama perasaan ku ke mas Naren sampai aku ga sadar kalau ada laki laki yang selalu ada buat aku bahkan sampai rela bergadang cuma buat bantuin tugas sekolah aku" Nina menoleh kearah Rendy, ia diam sejenak lalu tersenyum.

KOSTAN JANUARTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang