13. Mimpi

412 38 1
                                    

Malam tiba, Wilona tengah duduk ditaman dekat kost seorang diri ia menoleh ke kanan dan ke kiri melihat banyak sekali pasangan yang tengah berduaan.

"Hah.. kayanya memang aku harus move on dari mas Jendra, cinta satu arah ternyata sesakit ini" Wilona tersenyum getir.

"Wilo!" Panggil seseorang.

"Mas Ekal?" Wilona menatap Haekal yang berjalan menghampirinya.

"Kok belum pulang?, udah malem lho ini" tanya Haekal duduk disamping Wilona.

"Nyari udara seger mas, mas sendiri ngapain disini?" Wilona bertanya kembali.

"Hehe lagi jalan sama Ghea" Haekal cengengesan.

"Trus mbak Ghea nya mana?"

"Ke toilet sih tadi, katanya sakit perut abis makan bakso pedes" Haekal terkekeh.

"Masih berantem sama Naren?" Tanya Haekal menatap Wilona sembari tersenyum.

"Masih" Wilona tersenyum canggung.

"Wil, mas udah lama kenal Naren dia kalau udah suka sama perempuan pasti bakal dia perjuangin walau dia gatau bakal dapet atau ngga"

"Menurut mas, kamu beruntung bisa disukain sama Naren karna dia mandiri dia juga bisa ngerjain pekerjaan rumah dan.."

"Dan?" Wilona mengerutkan keningnya.

"Alasan Naren begitu ngejar kamu karna memang kamu mirip ibunya, ibunya Naren udah meninggal dari saat dia umur 5 tahun jadi dia di asuh neneknya"

Mata Wilona membulat, ternyata kisah Naren hampir sama sepertinya.

"Sebenernya mas dilarang kasih tau ini ke siapapun sama Naren tapi buat kamu mas kasih pengecualian" Haekal tersenyum.

"Ayahnya mas Naren memang kemana?" Tanya Wilona.

"Ayahnya.." senyum Haekal luntur sebelum melanjutkan kata katanya, "Ayahnya pergi ninggalin Naren dan ibunya demi selingkuhannya, oleh karna itu dia cuma tinggal sama ibunya tapi semenjak ibunya meninggal dia tinggal sama neneknya trus kakeknya juga udah meninggal" Haekal menghela nafas.

"T-terus neneknya sekarang gmn?" Tanya Wilona terlihat sedih mendengar cerita tentang Naren.

"Neneknya alhamdulilah masih ada" Haekal tersenyum membuat Wilona menghela nafas sembari tersenyum.

"Naren beruntung, dia dapet beasiswa buat dia kuliah dijurusan kedokteran" ujar Haekal, Wilona tersenyum getir mendengar ucapan Haekal.

"Wilo balik ke kost dulu ya mas" Wilona bangkit dan diangguki Haekal.

"Hati hati dijalan" Haekal melambaikan tangannya.

"Wil! Mas harap setelah ini kamu bisa pertimbangin lagi perihal Naren!" Teriak Haekal pada Wilona yang sudah menjauh membuat gadis itu menghentikan langkahnya, Wilona menoleh kebelakang kemudian tersenyum dan kemudian melanjutkan kembali langkahnya.

"Mas harap kamu bisa pertimbangin lagi perihal Naren, wil" gumam Haekal sembari tersenyum.

"Kal, ngapain disini? Gue cariin daritadi" Ghea datang sembari menepuk pundak Haekal.

"Eh? Gue nyari angin bentar" kekeh Haekal, Ghea hanya ber-oh ria.

"Oh iya, besok lo pergi ikut wilo kan ya?" Tanya Haekal.

"Iya, makanya abis ini gue mau packing baju" Ghea tersenyum.

"Kampung Wilona emang dimana?" Haekal bertanya lagi.

"Di Surabaya, nanti kita naik kereta kesana besok pagi lo bisa anter gue sama Wilona ke stasiun ga?" Ghea menatap Haekal.

"Bisa, nanti gue pinjem mobil pak Janu" ujar Haekal dan diangguki Ghea.

KOSTAN JANUARTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang