16. Buat Cerita Kita Sendiri

213 24 0
                                    

Setelah makan direstoran, mereka langsung memutuskan untuk pulang lebih dulu dan melanjutkan dimalam hari.

Mereka berniat untuk membersihkan diri lebih dulu, setelahnya makan dan langsung pergi berkeliling lagi.

"Suka bgt sama itu kamera kayanya" ucap Jendra terkekeh menatap Naren yang tengah duduk ditepi kasur.

Naren hanya ikut terkekeh menanggapi ucapan Jendra.

"Oh iya gue lupa, lo lebih suka sama yang ngasih kamera nya" ejek Jendra tertawa kecil.

"Ngeliat perubahan sikap Wilona ke gue, bikin gue jadi pengen berusaha buat dapetin dia.." ucap Naren menatap kamera ditangannya.

"gue yakin lo bakal dapetin Wilona, na" balas Jendra yakin.

"Semoga ya" kekeh Naren, kemudian Jendra berlalu keluar dari kamar.

Kanaya duduk dihalaman belakang, menikmati hembusan angin yang bertiup membuat rambut yang sedikit berantakan.

Jendra yang baru keluar dari kamar dan hendak pergi ke dapur menghentikan langkahnya ketika melihat pintu belakang terbuka, dengan penasaran ia berjalan kesana dan menemukan Kanaya duduk sendirian.

"ngapain disini sendirian? angin nya kenceng, nanti masuk angin nay" Jendra melepaskan jaketnya, kemudian memakaikan nya pada Kanaya.

Kanaya tersenyum menatap Jendra ikut duduk disampingnya.

"Malam ini rasanya bintang jadi banyak banget ngga sih.." ucap Kanaya menatap keatas langit sembari tersenyum.

Bukannya melihat keatas langit, Jendra masih fokus menatap wajah cantik Kanaya dari samping.

Gadis berambut hitam sepinggang dan mempunyai tahi lalat di ujung bawah bibirnya, selalu menarik perhatian Jendra mau apapun yang dilakukan gadis itu.

"Ngapain ngeliatin muka aku? liat bintang nya tuh" kekeh Kanaya yang menyadari Jendra menatapnya.

"muka kamu lebih menarik daripada bintang bintang di langit, nay" balas Jendra tersenyum.

Kanaya tertawa kecil, ada ada saja pikir gadis itu.

"Nay" panggil Jendra, Kanaya menoleh.

"Ayo buat cerita kita sendiri disini, buat kisah cinta kita sendiri.. hanya ada kamu sama aku" Jendra menatap lekat manik indah Kanaya.

Kanaya diam sejenak mendengar ucapan Jendra, kemudian perlahan ikut tersenyum dan mengangguk.

"terimakasih ya, perlahan lahan aku mulai jatuh cinta sama kamu.. harusnya aku buka hati dari awal, terimakasih dan maaf jen" Kanaya menatap kebawah.

"Gapapa, jangan berterimakasih.. itu masa lalu, sekarang intinya kita udah bersama nay" Tangan Jendra bergerak mengelus kepala Kanaya, gadis itu mengangguk.

"Perjalanan masih panjang, masih banyak waktu untuk kamu bener bener cinta sama aku.. mau selama apapun itu aku akan tunggu sampai hati kamu sepenuhnya mau terima aku" sambung Jendra, mata Kanaya berkaca kaca.

"Aku masih penasaran kenapa kamu bisa jatuh cinta sama aku?" Tanya Kanaya.

"Jatuh cinta ngga butuh alasan, nay.. aku suka semua hal tentang kamu" jawab Jendra.

Kanaya langsung duduk mendekat kemudian menyenderkan kepalanya di pundak Jendra.

"Aku juga suka semua hal yang udah kamu lakuin buat aku, semuanya" ucap Kanaya, Jendra tersenyum dan membiarkan Kanaya bersandar.

"Mas Rendy, udah siap siapnya?" Tanya Nina melihat Rendy yang baru saja keluar dari kamar.

"Udah, tinggal tunggu yang lain" jawab Rendy tersenyum.

KOSTAN JANUARTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang