03. Patah hati

371 36 2
                                    

Pagi ini kedelapan penghuni Kost Januarta tengah sarapan bersama, tidak seperti biasa yang selalu rusuh dan berisik kini hanya ada kesunyian disana.

"Kalian pada kenapa sih ? kok diem semua ?" Tanya Haekal memecah keheningan.

"Lagi makan jangan ngobrol kal" ucap Ghea yang paham akan situasi yang terjadi.

"Tapi ga biasanya kaya gini" Haekal menatap mereka semua bergantian lalu matanya berhenti pada Kanaya yang hanya memainkan makanannya.

"Nay ? Kenapa ga makan ?" Tanya Haekal membuat Kanaya langsung mendongak kearahnya.

"g-gapapa kal ! gue gapapa" Kanaya memaksakan senyum nya

"Bohong, kalian sebenernya ada apa ? Jangan diem dieman gini" Haekal kembali menatap yang lain bergantian.

"Haekal diem, makan." ucap Ghea penuh penekanan mau tak mau Haekal kembali melanjutkan makan nya dengan terpaksa dengan decakan diakhir.

-

"meong, wilo bisa ga ya dapetin hati mas Jendra.." gumam Wilona yang bermain bersama kucing ditaman depan kost.

"eh Wilo, ngapain disini sendiri ?" suara tersebut membuat Wilona terkejut lalu berbalik menengok kebelakang dan menemukan sosok Jendra disana yang tengah berjalan menghampiri nya.

"eee.. lagi main sama kucing aja kok mas" ucap Wilona gugup karna menyadari Jendra ikut berjongkok disamping lalu ikut mengelus kucing tersebut.

"Wil, menurut kamu mas cocok ga sama Kanaya ?" Tanya Jendra menatap Wilona dengan senyuman, seketika tadinya hati Wilona yang berbunga bunga langsung buyar begitu saja.

Wilona diam sejenak, masih mengontrol rasa cemburunya, ia terkejut dengan ucapan Jendra.. laki laki yang ia suka.

"M-mas suka mba Naya ?.." tanya Wilona memastikan.

"Hehe iya Wil, jangan bilang sama yang lain ya ini rahasia kita berdua aja ya dan mas juga udah nyatain perasaan mas ke Kanaya" Jendra terkekeh sedangkan Wilona terkejut lagi, "jadi menurut kamu mas cocok ga sama Kanaya ?" Tanya Jendra lagi.

"Cocok kok mas, cocok bgt malah" Wilona memaksakan senyumnya.

"Bodoh.. kenapa lo bilang gitu Wilo ?.." batinnya.

"Wih gitu ya, yaudah deh thanks Wil kalo gitu mas masuk lagi ya" Jendra bangkit lalu masuk kembali kedalam.

Senyum yang Wilona paksaan tadi tiba tiba saja berubah menjadi tangisan yang membuat senyum tersebut luntur seketika beruntung posisi Wilona saat itu berada didekat semak semak jadi tidak ada yang melihatnya menangis.

"Wil ?" Panggil Naren tiba tiba dibelakang Wilona, membuat gadis itu buru buru menghapus air matanya yang sudah membasahi pipinya lalu segera bangkit dari jongkoknya.

"Jangan kesini mas" ucap Wilona tanpa membalikkan tubuhnya membuat Naren menghentikan langkahnya.

"Kamu.. nangis ?" Tanya Naren berhati hati.

"Ngga kok, cuma kelilipan aja tadi" ucap Wilona mengulum bibirnya, tetapi mau sekeras apapun ia berbohong suaranya yang bergetar tidak bisa membohongi Naren.

"Berhenti berpura pura Wil, Jendra lagi kan ? lupakan Jendra, mau sekeras apapun kamu berjuang kalau bukan kamu yang dia mau tidak akan bisa.." ucap Naren seketika membuat kedua mata Wilona membulat.

"Mas jangan ikut campur urusan aku, ini perasaan aku terserah aku mau aku berikan ke siapa" Wilona mengepalkan tangannya, lagi lagi ia tak bisa menahan tangisnya.

"Jangan ikut campur ? mas cuma ga mau kamu sakit hati karna orang yang ngga cinta sama kamu, hati mas nana juga ikut sakit liat kamu begini Wil" Naren melangkah mendekati gadis yang masih membelakangi nya tersebut, tetapi sebelum ia benar benar sampai mendekati Wilona gadis itu langsung berlari memasuki kost untuk menuju kamarnya.

KOSTAN JANUARTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang