"Kau" terdengar suara dari earphone gw, itu suara si Sasha.
"Sha? kenapa?"
"Kamera sudah ditangani, bergeraklah lebih cepat."
"Iya" gw berjalan menyusuri lorong, dan pintu yang Sasha maksud sudah terlihat didepan mata gw dan berada di ujung lorong.
"Siapa kau? ada perlu apa kemari?" gw kaget dan langsung melirik ke arah pintu yang baru terbuka dan melihat ada seorang pria tinggi berbaju hitam dengan kacamata hitam, dan gw kira itu adalah salah satu pengawal di bangunan ini.
"Ah saya juga pengawal disini, dan sedang diperintah mengambil sesuatu disini" ucap gw sambil melihat dia
"Diperintah siapa kau?"
"Hei jika ada seseorang yang menghalangi mu, sebut saja seseorang yang bernama Tuan Li" gw mendengar suara Sasha di earphone gw.
"Tuan Li, saya diperintah Tuan Li"
setelah mengucapkan nama itu, pria yang dihadapan gw langsung berdiri kaku tanpa mengucapkan apapun
"Tu-Tuan Li?"
"Benar, memangnya kenapa?"
"Tidak, silahkan lanjutkan pekerjaan anda, dan jangan mengadukan saya sudah menghalangi anda barusan, permisi" setelah mengucapkan itu dia pun berlalu pergi.
"Memang siapa Tuan Li?" gumam gw sendirian sambil membuka pintu.
Pintu terbuka dan gw melihat ada 2 orang yang sedang mengikat 2 orang pria berbaju hitam seperti pengawal
"Siapa kau? kenapa kau masuk kemari?"
"Saya" gw masih bingung mau ngapain keinget ucapan si Sasha. "Saya Roy"
"Roy?" ucap salah satu dari mereka
"Ternyata lo ya yang sedang bekerja dengan Sasha" hah? apa? mereka ko tau
"Siapa kalian? siapa itu Sasha?" karena gw selalu mengerjakan tugas dengan baik, jadi gw akting dikit
"Kami anggota nya si Sasha, lo pasti yang namanya neraka itu kan?"
"Neraka? Raka nama gw Raka!"
"Ohh Raka, tapi Sasha bilang lo namanya Neraka"
Sasha, emang dia gatau nama gw apa? perasaan gw dah ngasih tau nama gw dengan baik dan benar.
"Baiklah selamat bekerja Raka, tugas kami hanya menyingkirkan para pengawal ini" mereka pun pergi lewat atap dengan membawa 2 pengawal yang diikat tadi dan menariknya keatas dengan bantuan yang lainnya.
"Baiklah ayo bekerja" ucap gw sambil mengepalkan tangan di depan badan gw, gw melihat sekeliling dan diruangan itu dipenuhi lukisan di setiap sisinya, gw mencoba mencari lukisan yang dimaksud Sasha dan menggeser lukisan itu satu persatu, tapi tidak ada satupun brankas di baliknya, gw yang kebingungan mencoba untuk menghubungi si Sasha dan menekan tombol di earphone gw.
"Apa?" ucapnya
"Gw ganemu lukisannya"
"Cari"
"Gaada, gw udah coba geser semua lukisan yang ada disini, tapi gaada"
"Dasar bodoh, kau tidak mendengarkanku baik baik ya? Titik buta kamera, kau sudah tahu dimana? Cari dan andalkan otak pintarmu itu" suaranya langsung hilang
"Titik buta kamera ya" gw mengangkat kepala gw dan mencari kamera di setiap sudut ruangan.
"Itu 1 kanan... 2 kiri... 3 pojok kiri, berarti ada di pojok kanan, bagian... sana. Oke Sasha teka teki yang menyenangkan:)"
Gw berjalan ke arah pojok kanan dan ganemuin apa apa disana cuma dinding kosong, gw dah coba dorong siapa tau ada pintu tersembunyi gitu ya kan tapi gaada, sampe mata gw teralihkan dengan suatu tombol yang ada di lantai dengan warna yang sama
"Aduhh ini ranjau bukan ya?" gw dengan perasaan yang takut mencoba menginjak tombol dibawah sana sambil menutup mata.
Drrrk...
"Apa itu suara kereta yang mau jemput gw kesurga?" gw perlahan membuka mata dan rak buku yang berada tak jauh disana mulai bergerak dan menunjukan salah satu ruangan dengan lukisan yang besar. Gw mendekat dan masuk keruangan itu lalu menggeser lukisannya dan menemukan brankas nya.
"Sa-, eeh bukan, maksudnya Rin, gw dah nemu brankas nya, apa password nya?" gw berbicara sambil menekan tombol yang ada di earphone gw
"Tunggu disana, jangan bergerak sedikitpun, pemyamaran kita ketahuan" dia berbicara dengan nada pelan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia's Girl
RandomPindah ke sekolah baru, bertemu teman baru, merupakan hal yang menyenangkan bagi Arshaka. Tapi, dia malah terlibat suatu masalah dengan seorang cewek misterius dikelasnya. Apakah Arshaka bisa keluar dari masalah itu?. New Version! Cerita ini aku pub...