Ep. 13 - 'Bossy Killer'

1 0 0
                                    

Sementara itu di sekolah

"Arshaka, mana Arshaka?" ucap seorang guru didepan kelas

"Tidak masuk bu" jawab ketua kelas

"Kenapa tidak masuk, apa kalian ada yang diberi kabar?"

Ketua kelas nengok ke arah Ian

"Apa?" Ian

"Lo kan teman deket nya, apa dia ga ngasih tau lo?" Ketua kelas

"Ngga tuh" Ian

"Berarti dia tidak ada kabar ya?" ucap guru didepan kelas dan melanjutkan mengabsen.

Aduh Raka, lo kemana si? baru masuk ko udah bolos, ditelpon juga gadiangkat. Ian

Saat di tengah pelajaran, si Sasha tiba tiba bangun sambil melihat layar hp nya tidak berkedip. Semua anak kelas memandangnya dengan penuh tanya.

"Lo kenapa Sha?" Ian

Dia tidak menjawab dan langsung mengambil tas serta jaketnya yang menggantung di kursi sambil menelepon seseorang.

"Hei, kumpulkan semua anak anak di tempat biasa, ada tugas khusus buat kalian." ucapnya sambil menutup telpon dan berjalan keluar kelas.

"Tunggu, Sha! kenapa?" Ian

Dia berhenti dan membalikan badannya menghadap Ian

"Apa ada hubungannya ama si Raka?"

"Siapa Raka?"

"Raka, yang kemaren lu culik buat kerja"

"Iya" dia mengucap itu sambil berlalu.

"Hah? iya? Raka ada dimana? Sha!!" Ian mengucapkan itu sambil mengikuti si Sasha keluar kelas.

"Apa kau tidak bisa diam saja? ini urusanku"

"Mana bisa gw diem aja, dia temen gw, dan gara gara lo, dia jadi diculik kan?"

"Jadi kau mau apa? jika bisa selamatkan saja sendiri" ucapnya sambil berlalu

***

Di tempat Raka

Seorang pria itu berdiri di depan Raka sambil memandangi layar ponselnya lalu tersenyum dan berkata.

"Lihat, pacarmu saja tidak peduli kepadamu, hahah" dia menunjukkan chat nya dengan seseorang yang bernama 'Bossy Killer' dan gw melihat ada foto gw yang dikirim ke nomor itu.

"Siapa dia?" ucap gw lemah karena seluruh badan gw lemes belum makan dari kemarin.

"Kau tidak tahu? diakan pacarmu"

"Aku tak punya pacar"

"Apa? suaramu sangat kecil, apa kau tidak bisa berbicara dengan benar?"

"LEPASIN GW!" gw berteriak sambil meronta ronta.

"Kau jangan membuang energi mu untuk berteriak, jika ada orang yang mendengar kau bisa bahaya"

gw hanya menunduk dan terkulai lemas.

"Kenapa kau tiba tiba diam? jangan mati dulu, aku bahkan belum menyiksa mu" dia mengucapkan itu sambil memegang wajah gw lalu tersenyum dan melangkah keluar.

Malam pun tiba.

Pria itu masuk sambil membawa sebungkus roti di tangannya dan melemparkannya ke tubuh gw

"Makan itu, jangan mati dulu sebelum aku menyiksamu"

Gw pun bergerak mencoba melepaskan ikatan di tangan gw.

"Hah... kau ini sangat merepotkan" dia berjalan ke belakang gw dan melepaskan ikatan di tangan gw

"Jangan pernah coba coba untuk kabur, jika kabur pun percuma, karena tempat ini sangat jauh dari rumah mu" dia mengucapkan itu lalu keluar dan menutup pintu.

Mafia's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang