Scary

41 5 9
                                    

Pembaca yang baik akan meninggalkan vote, komentar serta saran untuk motivasi author^^

Jangan lupa follow akun ini juga, ya!

13-12-2023

Rabu

🌸🌸🌸

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

07.00 WIB~

PRANG!

Demi Neptunus! Mengapa tanganku berani sekali lancang menyenggol vas bunga sultan hingga jatuh dan terpecah belah? Gajiku setahun bahkan tidak akan cukup mengganti sebuah vas itu. Sungguh, sepertinya aku akan mengalami perpanjangan mimpi buruk yang tiada akhirnya.

"Mati gue ..." gumamku berjongkok untuk membersihkan pecahan vas bunga.

Aelah, satu vas bunga saja membuat jantungku sudah hampir copot begini. Yeah, wajar saja. Vas bunga kesayangan Mama Iin dengan tidak sengaja tersenggol lengan kananku. Ugh, tapi kenapa pula vas bunga itu dipajang di atas meja dan meja itu diletakkan di tangga yang melingkar?

Rumah El Addraff ini memang unik sekali. Tangga saja ada dua. Satu tangga utama yang terlihat megah di ruang tengah, dan satu tangga kecil yang diapit dua dinding ini. Aku melewati tapak tangga ini untuk menghindari tatapan sinis Mama Iin yang tengah membaca majalah limited edition di ruang tengah. Tapi sepertinya aku juga telah membuat singa betina itu mengendus mangsa.

"Apa itu?" tanya Mama Iin, dan suaranya terdengar mendekat.

O, ow, mampus lo, Vy ...

Sret!

Mama Iin mengeryitkan dahi ketika sampai pada asal suara. Ah, ulah siapa ini? Vas bunga senilai mobil sport itu jatuh dan pecah di lantai tangga. Tidak mungkin tidak ada asap kalau tidak ada api. Pasti ada yang menyenggolnya.

'Meoow ...'

Mama Iin menoleh. Ah, lihatlah kucing anggora-Persia yang melenggak lenggok di bawah kaki meja tersebut.

"Morry?" gumam Mama Iin, lalu menggendong kucing keluarga Addraff itu, "Kamu ini nakal sekali,"

'Meooow ...'

"Mbok Buni, tolong bereskan pecahan vas ini, ya," pinta Mama Iin pada Mbok Buni yang datang karena mendengar keributan juga.

Mbok Buni mengangguk, Mama Iin beranjak pergi dengan Morry di gendongannya.

"Jangan teriak ..."

Ugh ... Jantungku hampir copot ketika langkah Mama Iin mendekat tadi. Baru saja aku ingin menyiapkan seribu alasan, tiba-tiba tangan Ryza langsung menarikku ke belakang tembok dinding, dan mendorong Morry agar menjadi tersangka pemecahan vas bunga.

Kasihan, Morry dijadikan kambing hitam oleh majikannya sendiri.

Aku melirik. Posisi apa ini? Ryza menarikku, dan menyembunyikanku dalam pelukannya. Telapak tangan kanan Ryza membekap mulutku, sedangkan tangan kirinya melingkari tubuhku. Ah, baru saja aku sport jantung karena tragedi vas bunga, ini sport jantung pula karena suami nakalku ini.

Ngomong-ngomong, kenapa dia sudah bangun? Apa dia sudah sehat?

Aku menggelengkan kepala agar terlepas dari bekapan Ryza setelah mengetahui situasi aman kembali, "Za ..."

AvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang