Calon Laki

65 11 17
                                    

Pembaca yang baik akan meninggalkan vote, komentar serta saran untuk motivasi author^^

Jangan lupa follow akun ini juga, ya!

23-6-2021

Rabu

🌸🌸🌸

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~09.00 WIB~

Aku menepuk kedua pipiku, menggigiti kuku jemariku tiap kali gelisah akan suatu masalah. Biasanya, tiap kali aku menghadapi masalah pasti aku akan berpikir dengan kepala dingin walau hati berkecamuk dan selesai begitu saja. Tapi ini masalahnya berbeda.

Ini masalahku dan Ryza.

Aku menepuk jidat. Hah, kenapa aku dan Ryza semalam sama-sama terlihat bodoh dengan memasang tampang dungu dan diam saja? Apa saking kagetnya kami tidak dapat berbicara apa-apa? Sungguh, memalukan sekali. Jika kalian berada di posisiku, ingin rasanya berteriak karena kedua belah pihak keluarga sangat menyetujui perjodohan ini berlangsung. Apalagi karena kami saling diam memandang, Abah Rajak dan Kakek Syahrul menyangka kami pun setuju dengan perjodohan ini dan didasari dengan sudah saling kenal.

Kacau!

Aku membelalak kaget. Di depanku ada sesosok orang super jahil yang merangkap sebagai manajerku di Patra Group, tengah memandangku dengan mulut terbuka dan jari yang menunjuk dengan tidak yakin.

"Eja sama dia?" tanya Ryza.

"Avy sama dia?" tanyaku bersamaan dengan pertanyaan Ryza.

Kakek Syahrul mengangguk, lalu tertawa, "Belum nikah saja kalian sudah kompak, apalagi sudah nikah?"

"Sudah CS kayaknya, ya?" kekeh Abah Rajak.

"Jadi, bagaimana? Apa kalian setuju dengan perjodohan ini?" tanya Papa Rendra.

Perjodohan?

Dengan Si Doi?!

Bakal jadi apa hidup ke depan?

"Aduh, malah saling tatap-tatapan!" ejek Ilham.

Aku melirik, menyikut pinggangnya dan menoleh kembali kepada Ryza yang tengah menggaruk belakang kepalanya.

"Faura Avyra," gumam Ryza.

"Ryza El Addraff," gumamku pula.

Prok!

Kami berdua menoleh ke arah Kakek Syahrul. Beliau menepuk tangannya sekali sembari terkekeh senang.

"Sudah, kita sepakat untuk menyalin silaturahmi, ya? Dari Eja dan Avy juga tidak ada penolakan,"

Ryza membelalak, "Kek, Eja—"

"Ya, Eja?" tanya Kakek Syahrul.

Kulirik pada Ryza yang menelan saliva. Hm, dia bakal menyegah perjodohan ini terjadi, kan? Tentu saja. Dia, kan, tidak menyukaiku.

Ryza tersenyum tanpa beban, "Eja setuju,"

Jdeeer!

Aku menepuk jidat. Flashback semalam masih terngiang di kepalaku. Sungguh aku heran pada cowok yang setuju ingin menikah dengan orang yang selalu mengekangnya semasa SMA. Apalagi para orang tua sudah menentukan jadwal begitu cepat.

AvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang