In-Law-Sister

46 11 9
                                    

Pembaca yang baik akan meninggalkan vote, komentar serta saran untuk motivasi author^^

Jangan lupa follow akun ini juga, ya!

7-7-2021

Rabu

🌸🌸🌸

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~15.00 WIB~

Mampus gue! Mampus gue! Mampus gue!

Lihat, lihat! Berkas penting ini harus segera dikumpul paling lambat lima menit lagi. No, way! Aku seperti siswa bandel yang telat mengumpulkan tugas karena suatu halangan. Bisa-bisa aku mendapatkan tatapan elang dari Kim.

Tidaaak!

Bruk!

Ah, musibah apa lagi yang menimpaku pagi ini? Kenapa aku seperti orang kolot yang terburu-buru? Kini aku terjatuh dan semua berkas yang kupeluk berceceran di lantai. No! Ada genangan air yang hampir disentuh sebuah kertas yang keluar dari wadahnya.

Sret!

Aku mendongak, melihat tangan putih dari seorang gadis berkacamata hitam golden yang menutupi matanya, mengambil berkas yang hampir terkena genangan air itu.

"Ah, makasih!" ucapku sembari mengumpulkan berkas lainnya.

Kulihat, wajah gadis itu tidak bereaksi sama sekali. Menjawab ucapan terima kasihku saja tidak. Cuek, namun ia menyerahkan kertas tadi padaku. Tentu aku masih tau tata krama untuk tersenyum walau gadis cantik di depanku ini tak bersuara sama sekali.

Eh?

Aku mengedipkan mata dua kali. Apa-apaan itu? Kenapa tiba-tiba tangan gadis itu menjauhkan kertas milikku? Padahal tadi ia menjulurkan tangannya untuk memberikan kertas itu padaku. Hah, apa dia ingin bercanda?

"Ma-maaf?" ucapku tersenyum kaku.

"Namamu Faura Avyra?" tanyanya.

Ah, sepertinya ia membaca name tag-ku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk, "Iya. Apa ada yang bisa saya bantu?"

Gadis itu hanya diam. Wah, aku iri. Dia cantik sekali. Wajah serta tubuhnya putih bersih, terlihat alami tanpa campuran krim pemutih lain. Mungkin ia merawat diri? Cocok sekali dengan dress maroon simpel sebatas lutut, tas mini hitam dan rambut yang bergaya curly cokelat lebih panjang dari pundak.

Cantik!

Tapi-Hei, apa dia tidak tau tata krama? Gadis itu pergi begitu saja tanpa berkata-kata. Ia melenggak dengan high heels hitamnya ke arah yang berlawanan denganku. Ah, sepertinya ia ingin ke ruangan Ryza? Oh, aku tau. Mungkin dia adalah salah satu perempuan dari playboy cap kapak, Ryza El Addraff.

Aku mengerlingkan mata, cukup kesal dengan perlakuan gadis itu namun pikiranku langsung melayang kepada kertas yang tak sempat gadis itu berikan padaku.

"Astaghfirullah ...!"

🌸🌸🌸

"Ayolah, Za!"

Ryza menghela napas. Sejak dirinya akan menikah, Ryza sudah tidak lagi berdekatan dengan perempuan yang biasa ada di sekelilingnya. Entah itu dari nurani atau ia malas melihat dempul tebal yang dipakai mereka. Namun kenapa perempuan dengan rambut bob itu masih ngeyel dan datang ke Patra Group? Ah, Ryza bahkan lupa punya janji dengannya. Dan, tunggu dulu. Apa cowok itu juga lupa jika perempuan di depannya itu adalah salah satu dari pacarnya?

AvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang