Resya

56 13 7
                                    

Pembaca yang baik akan meninggalkan vote, komentar serta saran untuk motivasi author^^

Jangan lupa follow akun ini juga, ya!

2-7-2021

Jum'at

🌸🌸🌸

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Satu Minggu Kemudian~

"Tiga file dengan tanda pengenal di file pertama,"

Ryza mengangguk, memainkan jemari di atas keyboard komputer di saat Rey tengah menyiapkan segala berkas keperluan untuk dibenahi. Setidaknya cowok itu pintar di bidang yang ia kehendaki.

Krieeek!

"Oi! Oi! Gila, ninggalin berkas gitu aja," seru Zyan tiba-tiba masuk, masih lengkap dengan jas dokternya.

"Lo gak ke RS, Zyan? Gue pikir lo ada job padat hari ini," ujar Ryza heran.

"Tapi tadi lo nelpon gue minta dateng, Za," mata Zyan mendatar.

Ryza terkekeh. Ia memang iseng meminta kedatangan Zyan ke Patra Group, namun Zyan berkata tidak bisa. Entah mengapa cowok itu tiba-tiba menongolkan kepalanya pagi ini.

"Iya, gue kira lo gak bisa, makanya mau titip ke Rey." ujar Ryza sembari membuka laci mejanya.

"Hah, sini, langsung ke gue aja. Gak yakin gue dikasih kalo nitip sama dua sibling's ini," kekeh Zyan.

"Tapi, mau gimana juga mereka sodara elo. Zyan," ucap Ryza, "Ya, gak, Reymond Burrak Arnold?"

Rey  hanya mengangkat sebelas alisnya. Tiga saudara dan adik paling terakhir bernama Zyan Burrak Arnold itu sungguh berbeda dari keduanya. Bahkan orang tua mereka saja sangat menunjung kewibawaan tinggi, tapi kenapa Zyan malah receh sekali?

"Gue cuma punya sodari cewek aja," ujar Rey menusuk.

"Tuh, kan? Mereka, tuh, berbanding jauh dengan gue, Za! Gak tau, deh. Mungkin ortu gue boleh nemu mereka di parit," kekeh Zyan.

"Gue malah ngira ortu lo nemu elonya di parit. Toh, lo sendiri yang bawel," ucap Ryza sambil menyerahkan sebuah benda.

"Paan, nih," gumam Zyan mengambil benda itu, lalu membalikkannya dan membelalakkan mata.

"Yeah, gak banyak, cuma orang-orang tertentu aja," ucap Zyan.

"Lo mau married?!" tanya Zyan keras.

Bletak!

"Berisik," ucap Kim yang tiba-tiba sudah ada di sebelahnya, dengan tinju yang tepat di atas kepala Zyan, "Jangan sampai orang kantor tau,"

Zyan meringis. Perempuan itu selalu bermain tangan jika sudah kesal dengan Zyan, dan ia pun tidak peduli dengan semua itu.

"Avyra siapa?" tanya Zyan sembari membaca undangan itu. Namun cowok itu juga merasa familiar dengan nama yang tertera di sana.

"Itu, lho, Si Ketua Kelas yang gue sering cerita. Temen SMA," jawab Ryza.

"Ah, musuh lo untuk bolos?" tebak Zyan, "Wah, gak nyangka. Dulu sukanya berantem sekarang bakal jadi keluarga,"

Ddrrtt ...!

Ryza menoleh, melihat Zyan kini sibuk dengan handphone-nya. Hm, sepertinya cowok itu sudah telat ke rumah sakit. Tapi jarak dari Patra Group ke rumah sakit tidaklah jauh, bahkan masih satu jalan.

AvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang