Bussines Trip

54 9 8
                                    

Pembaca yang baik akan meninggalkan vote, komentar serta saran untuk motivasi author^^

Jangan lupa follow akun ini juga, ya!

17-12-2023

Minggu

🌸🌸🌸


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Za, Za! Truk itu, gilaaa!"

Sreeet!

Napasku tercekat. Gila! Ryza benar-benar menjalankan mobil seperti ingin ke alam barzah. Truk disalip dengan santai bahkan sampai sopir truk itu berteriak kasar pada mobil kami.

"Santai, Baby!" seru Ryza di tengah dentuman musik DJ, "Gue pembalap!".

"Pembunuh! Bukan Pembalap!" sahutku kesal, dan itu malah membuat Ryza tertawa renyah.

Aku berpegangan erat ketika Ryza berbelok ke kanan. Haaah, mimpi apa aku semalam sampe dibuat senam jantung seperti ini.

Perjalanan pulang bersama Ryza setelah Bussines Trip ini cukup panjang. Kami menjajahi jalan hingga 2 jam lamanya. Untungnya bussines trip selesai hanya tiga hari. Selama bussiness trip, aku sudah menunjukkan perkembangan ku di depan Ryza dan tamu lainnya. Ryza pun juga menunjukkan skill-nya sebagai manajer tanpa menampakkan hal-hal yang membuat tangan gatal untuk memukulnya.

Dan hari ini kami sudah berjalan kembali pulang.

Triiingg...! Triiiiing...!

Aku melirik pada handphone Ryza yang berbunyi, membuat tanganku segera mengecilkan volume musik di mobil.

"Ada yang chat lo," ucapku sambil menyerahkan handphone pada Ryza.

"Buka aja," sahut Ryza yang sibuk menyetir.

Aku hanya mengangguk, membuka sebuah chat dari seorang perempuan bernama Lizzie (9).

"Dari Lizzie, katanya kenapa kamu ga bales chat dia?" ucapku membaca chat itu. "Eh, siapa ini? Kenapa ada angka sembilan dalam kurung?"

"Oh, berarti simpenan ke sembilan," jawab Ryza enteng, "Hapus aja, ga perlu lagi,"

Aku sweatdrop. Aduh, perutlu tiba-tiba mulas ketika mengingat perkataan Rangga semalam. Kenapa jawaban nyatanya malah datang sekarang? Tapi kenapa pula Ryza memperlihatkan ketengilannya dengan mengaku bahwa Lizzie itu pacar ke sembilannya? Santai pula.

Aku mendelikkan bahu, memblokir dan menghapus satu persatu kontak perempuan di handphone Ryza. Em, banyak sekali perempuan yang malah terlihat lebih ganjen padahal Ryza hanya chat awal saja dan balas singkat. Yeah, mau tidak mau memang kelihatannya Ryza duluan yang mendekati mereka.

Oh, sepertinya Ryza tak lagi membuka obrolan dengan wanita baru setelah menikah?

Aku menarik tipis sudut bibirku. Entahlah, bangga saja--

"Kuy, kuy!" ajak Ryza sambil memarkirkan mobil.

Aku menoleh kanan dan kiri. Sebuah penginapan kecil yang tak tampak megah pun berdiri di depan mata.

"Za, kok, di sini?" tanyaku heran. Pasalnya penginapan ini juga terpencil.

"Bensin habis, Bude," jawabnya sambil mengendorkan sabuk pengaman.

Sudut siku-siku terbentuk di kepalaku, "Jadi gimana? Lo bawa bensin cadangan?"

"Beli eceran aja, saat genting juga," sahut Ryza, lalu keluar dari mobil, menghampiri pedagang eceran, dan tak berapa lama pun ia kembali ke mobil sambil berkata,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AvyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang