XIX "Ngerjain Gus Galak"

15.8K 604 22
                                    


"Gedang goreng"

"AFIQ, ARIF"

Perdebatan antara gus Afiq dan juga kang Arip berhenti ketika mendengar suara yang cukup keras memanggil mereka.

Mereka pun menoleh kebelakang, dan jelas ada tiga sahabat gus Afiq yang sedang menuntun motor mereka masing-masing.  Mereka juga membawa tas dipundak mereka.

Dengan senyuman yang tak pernah luntur. Mereka menghampiri gus Afiq dan juga kang Arip dan langsung memeluk mereka.

"Kalian udah mau pulang?" Tanya gus Afiq melepaskan pelukan dari Rizki.

"Iya, masalah disini juga udah selesai kan. Jadi kita bisa pulang dengan tenang" ujar Riko dengan mengibaskan tangannya keudara.

"Mau pulang ke rahmatullah lo? Segala bilang pulang dengan tenang"

Riko langsung saja memukul mulut milik Bima yang tidak bisa dikendalikan itu. Mulutnya sangat manis.

"Udahlah, kita balik dulu ya. Lo Bra, kapan kekota lagi? Pak ketu butuh wakilnya disana, kasian dia mimpin gengnya sendirian" ujar Rizki dan diangguki oleh Bima dan juga Riko. Kang Arip mah diam bae.

Gus Afiq nampak tersenyum. "Tunggu aja, gue bakal kesana"

Wajah yang tadinya murung kini terganti dengan wajah puas dan senang.

"Oke, kita tunggu"

"Yaudah kita pamit dulu, assalamualaikum"

"Wa'alaikumus salam, hati-hati dijalan"

"Sip"

Riko, Bima, dan juga Rizki menaiki motornya masing-masing. Lalu menyalakan mesinnya dan menjauh dari perkarangan pesantren.

Dan kini, hanya ada gus Afiq dan juga kang Arip yang terus menatap gerbang pesantren setelah tiga orang tadi lewat.

Kang Arip beralih menatap gus Afiq. "Lo beneran mau kekota lagi, Fiq?" Tanyanya.

"Iya, tapi nggak tau kapan. Kasian pak ketu gue, nelongso"

***

Pagi ini, pagi yang indah menurut seorang gadis yang kita tahu dengan nama Kahla. Sedari tadi Kahla tak berhenti tersenyum mengingat tadi malam ia dipanggil sayang oleh gus Afiq. Dan juga tadi pagi ia sholat berjamaah subuh bersama gus Afiq.

"Ekhem, senyum-senyum terus. Kenapa tu?"  Goda Karin yang duduk disebelah Kahla.

Kahla langsung salah tingkah ketika digoda Karin. Sedangkan Karin malah cengengesan nggak jelas.

"E-eh, apaan sih" ujarnya dengan malu.

"Heleh, bilang aja lo seneng kan disayang sama Afiq. Gue juga seneng kalo lo seneng" ujar Karin dengan tulus.

Saat ini, mereka sedang duduk dikursi plastik yang dilapisi oleh kain putih bersih. Didepan mereka sudah ada pasangan lelaki juga perempuan yang terlihat serasi.

Siapa lagi kalau bukan ning Zahra dan juga sang suami. Mereka baru saja menyelesaikan ijab kabulnya dan langsung melakukan acara repsesi.

"Eh, ngomong-ngomong jadi nggak tawaran lo waktu itu?"

Kahla menyerngit mendengar pertanyaan dari Karin. Tawaran? Tawaran apa? -pikirnya.

"Ck, yang itu loh. Yang lo mau bantuin gue supaya deket sama Arif" decaknya.

Kahla langsung menganggukan kepalanya dan menatap Karin dengan aneh. Karin yang ditatap seperti itu malah jadi takut.

Menjadi Yang Kedua "TERBIT" (PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang