Flas back...
Mereka masih sibuk menyusuri gudang itu. Hingga panggilan keras milik salah satu petugas membuat mereka buru-buru mendekati petugas itu.
Dapat gus Afiq lihat jika petugas itu memegang ponsel milik ning Fadila yang sedikit terkena noda darah.
Gus Afiq baru menyadari jika ia tidak pernah melihat ponsel istrinya itu setelah istrinya tiada.
Ia terlalu lerut dalam kesedihan hingga melupakan ini. Sedangkan kang Arip dengan cepat mengambil ponsel itu dari tangan perugas tadi.
Ia menekan terus tombol daya pada ponsel tadi. Tetapi ponsel itu tak menunjukan tanda-tanda jika ingin menyala.
"Sepertinya baterainya habis. Sebaiknya di cas dulu, barang kali ada perunjuk diponsel itu" ujar salah satu petugas dan diangguki oleh mereka.
Gus Afiq langsung merebut ponsel itu dari tangan kang Arip. Dengan segera ia berjalan memasuki ruang para ustadz-ustadzah yang memang tidak jauh dari gudang.
Ia pun meminjam charger milik salah satu ustad disana. Kang Arip juga terus mengikuti gus Afiq dan menunggu gus Afiq yang kini sedang menyalakan ponsel itu.
Tak lama kemudian, ponsel itu menyala. Gus Afiq dengan segera mengecel beberapa aplikasi diponsel itu.
Mulai dari aplikasi chat dan tidak menemukan apa-apa. Dilanjut di galeri. Hanya ada foto-foto dan juga video semasa ning Fadila masih hidup.
"Coba buka perekam suara" ujar kang Arip dan langsung dituruti oleh gus Afiq.
Gus Afiq pun membuka aplikasi itu. Dan melihat satu-satunya rekaman dengan tanggal sama dengan terbunuhnya ning Fadila.
Dengan cepat gus Afiq memutar rekaman itu. Dapat mereka dengar suara grusak-grusuk direkaman itu.
Tetapi, selanjutnya membuat mereka melototkan mata mereka.
Disana terdengar jelas bahwa ning Fadila sedang bertengkar dengan ustadzah Liya.
"Seharusnya saya yang menjadi istri gus Afiq dulu, bukan kamu yang malah penyakitan gini" suara ustadzah Liya terekam jelas didalam rekaman itu.
Tangan gus Afiq mengepal kala mendengar ucapan ustadzah Liya. Sedangkan kang Arip hanya diam menyimak rekaman itu.
"Apa yang kau bicarakan? Mana mungkin suami saya mau dengan wanita sepertimu" kini suara ning Fadila yang terdengar.
Setelah kalimat itu terucap, saat ini direkaman itu hanya terdengar grusak-grusuk kembali.
Hingga beberapa detik kemudian terdengar suara tawa ustadzah Liya.
"Hahahaha, seharusnya kau mati saja. Biar saya yang menjadi istri gus Afiq" ujar ustadzah Liya didalan rekaman itu.
"Mana mungkin, mas Afiq sudah mempunyai istri lain yang jauh lebih baik dari pada anda"
"SIALAN!!!"
Setelahnya terdengar suara ringisan dari ning Fadila. Dan gus Afiq serta kang Arip yakin jika ustadzah Liya melakukan sesuatu pada ning Fadila.
"Sebaiknya aku mencari Kahla dan menyuruhnya kemari. Lalu, aku mencari gus Afiq dan juga menyuruhnya kemari. Agar Kahla yang menjadi tersangka pembunuhan ning Fadila. Hah, setelah ini Kahla yang akan mati"
Brak
Semua orang yang berada didalam ruangan itu terkejut kala gus Afiq memukul meja didepannya dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Yang Kedua "TERBIT" (PO)
Teen Fiction⚠️Alangkah baiknya follow terlebih dahulu sebelum membaca. ⚠️Ambil yang baik buang yang buruk ⚠️DILARANG KERAS UNTUK MEM-PLAGIAT. ⚠️Typo bertebaran, belum direvisi. Bagaimana perasaan kamu jika harus menjadi yang kedua? ini tentang gadis yang menja...