XLIII "Kabar gembira, dan semakin gembira"

20.7K 467 12
                                    




Satu bulan kemudian...

Saat ini keluarga Kahla dan juga gus Afiq sedang berkumpul dirumah gus Afiq.

Mereka datang karena Kahla yang sebentar lagi akan melahirkan.

"Kok kamu makin lucu sih, hm" gemas Kahla terhadap anak dari ning Zahra dan juga gus Fikri.

Mereka telah dikaruniai seorang putri yang cantik dan lucu. Namanya Humaira Ulya Zain.

"Maira gitu loh" ujar ning Zahra dengan menirukan suara anak kecil.

Mereka pun melanjutkan mengobrol hingga tiba-tiba Kahla mengeluh sakit perut.

"Sepertinya Kahla mau melahirkan, ayo cepat kita kerumah sakit" ujar Rani dan diangguki oleh lainnya.

"Gus, ambil barang-barang Kahla" pinta umi dan langsung dilaksanakan gus Afiq.

"Ayo cepat" ujar gus Afiq sambil membawa tas besar ditangannya.

Sangking paniknya, gus Afiq bukannya membawa Kahla dan mengajaknya keluar.

Tetapi gus Afiq malah menyeret Chandra yang saat ini masih memproses kejadian saat dirinya tiba-tiba diseret gus Afiq.

"Kok tangannya berurat ya?" Tanya gus Afiq pada dirinya sendiri.

"Kan tanganku itu, bukan tangan Kahla" jawab Chandra dengan malas.

Seketika gus sadar dan langsung masuk kedalam rumah lagi. Tak lupa ia menitipkan tasnya tadi kepada Chandra.

"Kamu ini gus, istrinya malah ditinggal" ujar abah dan balas dengan senyuman canggung gus Afiq.

"Ayo dek, hati-hati" ujarnya.

Mereka pun langsung pergi kerumah sakit. Tak lupa gus Afiq juga memberi kabar Karin karena memang dia yang memintanya.

"Sakit bangetttt, mas" ujar Kahla sambil mencengkeram baju gus Afiq.

Yang semobil dengan gus Afiq hanya Kahla, Chandra, dan juga Rani. Yang lainnya menaiki mobil mereka sendiri.

"Iya, sabar ya. Jangan diremas gini tangan mas dek" ujar gus Afiq yang memegang tangan Kahla yang sedang meremas tangannya. Ngilu.

"Sakitttt mas" ringisnya.

"Atur nafas kamu, tarik nafas. Buang, lagi-lagi" ujar Rani berusaha menenangkan Kahla.

"Sakiiittttt!!!!"

"Aduhhhhh, dekkk"

Rani rasanya ingin tertawa ketika melihat gus Afiq dijambak oleh Kahla. Sedangkan Chandra sudah tertawa melihatnya.

"Kenapa tertawa. Sakittt ini" kesal Kahla saat mendengar Chandra tertawa.

Seketika Chandra langsung diam. Ia melanjutkan berfokus pada kemudi.

Hingga tak lama kemudian mereka sampai dirumah sakit. Mereka buru-buru turun dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah sakit.

Suster yang melihat mereka pun langsung mengambil kursi roda dan menyuruh Kahla duduk.

"Sakit" lirihnya.

Gus Afiq menjadi tak tega melihatnya. Dirinya tak pernah berada diposisi ini. Dan ini pertama kalinya.

"Silahkan untuk suaminya menemani istrinya didalam" ujar salah satu perawat yang bertugas.

Gus Afiq langsung saja masuk kedalam ruang persalinan menyusul Kahla yang terlebih dahulu masuk.

Mereka yang menunggu diluar melihat pintu yang perlahan ditutup dengan cemas.

"Sudah, semua akan baik-baik saja" ujar Naren menenangkan Rani.

Menjadi Yang Kedua "TERBIT" (PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang