XLI "Setelah berbulan-bulan"

12.2K 465 7
                                    







Delapan bulan kemudian...

Delapan bulan berlalu, dan saat ini kandungan Kahla juga berusia delapan bulan.

Tinggal menunggu satu bulan lagi, maka anaknya akan lahir didunia.

Dan tentu saja kehamilan pertama Kahla membuat gus Afiq keteteran. Bagaiman tidak? Ngidamnya kahla aneh-aneh.

Seperti saat ini, gus Afiq mengambil sampah-sampah yang ada dikompleknya dengan memakai baju oren kebanggaan petugas kebersihan.

Ditemani oleh tiga sahabatnya, yaitu Riko, Rizki, dan juga Bima. Masih ingat mereka?.

Mereka bertiga malah mentertawakan gus Afiq yang saat ini sudah seperti petugas kebersihan.

Sedangkan Kahla juga ikut tersenyum sambil mengelus perutnya yang sudah membucit.

"Semangat mas!!!" Pekiknya dengan mengepalkan tangan keudara memberi semangat gus Afiq.

Tentu saja gus Afiq langsung mengangguk semangat karena disemangati oleh ayang.

Riko malah meledakan tawanya kala melihat gus Afiq yang tampak pasrah dan nurut kepada Kahla.

"Ciri-ciri suami takut istri ini mah" ujarnya diangguki oleh kedua sahabatnya.

Dengan ide jahil yang masuk dalam pikirannya. Ia menatap kedua sahabatnya sambil menaik-turunkan alisnya.

Dan kedua sahabatnya juga langsung paham seketika. Mereka langsung berjalan menghampiri gus Afiq.

Dengan sengaja, mereka lewat didipan gus Afiq dan membuang sampah disana.

Melihat itu, gus Afiq langsung menatap tajam ketiga sahabatnya yang kurang akhlak itu.

Membuat ketiganya langsung ketar-ketir dan mengambil sampah mereka lalu memasukan kedalam kantong plastik yang dibawa gus Afiq.

Beberapa bulan yang lalu. Dimana gus Afiq baru saja sampai dijakarta. Mereka langsung meluncur mengunjungi gus Afiq.

Mereka sudah diberi tahu jika gus Afiq akan pindah kejakarta. Dan ketua mereka, Dewa. Juga mengetahuinya.

Dan sekarang, mereka sedang menemani gus Afiq yang sedang menuruti ngidam sang istri diluar nalar itu.

"Hehe, sorry bos" ujar Bima memasukan sampah botolnya bagian terakhir.

Gus Afiq hanga bisa pasrah dengan keadaan ini. Dirinya ini CEO dan ustadz dikota ini.

Masak iya disuruh mungutin sampah. Apalagi dengan pakaian seperti ini. Sungguh harga dirinya semurah gorengan diwarung.

Dengan kesal dirinya berlari menuju Kahla yang sedang duduk dikursi depan rumahnya.

"Adek" panggilnya melas.

Ketiga sahabatnya hanya bisa menyerngit jijik mendengarnya.

"Yaelah, cepu ke istrinya" ujar Riko malas.

"Halah, lo irikan" balas Bima membuat Riko langsung saja menampol wajah kurang ajar Bima.

"Enak saja, gue ini udah punya calon. Emang lo, jomblo"

"Calon apaan? Beda agama gitu" sambung Rizki membuat Riko bungkam seketika.

Dan itu kesempatan Bima untuk menertawakan Riko sepuasnya.

"Hahahahaha, kasian deh lo" ejeknya sambil membuat pose menangis.

"SIALAN!!!!" pekik Riko dan mengejar Bima yang sudah lari duluan.

Menjadi Yang Kedua "TERBIT" (PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang