Sore itu, aku duduk di kantor Kepala Detektif, berhadapan dengannya. Melalui jendela, aku melihat suasana sekitar yang mulai sepi. Detektif-detectif dan pegawai-pegawai sudah pulang meninggalkan kantornya.
Pandanganku tertuju pada papan nama di meja yang tertera "Juan Saliho" dan "Kepala Detektif".
Kepala Detektif, seorang pria berusia 48 tahun, memulai pembicaraan, "Begini, Detektif Arya yang terhormat. Anda ini sudah menjabat sebagai detektif selama beberapa tahun."
Aku, dengan penuh hormat, menjawab, "Betul, pak. Hampir lima tahun."
Kepala Detektif melanjutkan pembicaraan dengan serius., "Dalam beberapa tahun tersebut, Anda pasti menyadari bahwa banyak kasus yang Anda tangani tidak berhasil diselesaikan dengan baik. Dalam banyak kasus pembunuhan misterius, Anda seringkali salah menduga pelakunya--"
Aku langsung memotong pembicaraannya karena sontak terkaget, "Tapi, pak, saya sering mendapatkan kasus-kasus yang sangat rumit. Tidak seperti detektif-detektif yang lain."
Kepala Detektif mengangguk mengakui argumanku, namun tetap memberikan tanggapannya, "Betul, namun sebagian besar kasus itu Anda yang pilih sendiri. Itulah risikonya."
Aku mencoba mempertahankan diri, "Tapi saya sudah berhasil menangkap pembunuh paling kejam di negara ini, pak."
Kepala Detektif memberikan pengakuan, namun tetap menekankan pentingnya kerjasama dengan tim, "Betul, tetapi itu juga dibantu dengan detektif yang lain."
Rasa penasaran menghantui pikiranku, "Lalu, sekarang bagaimana? Saya harus memilih kasus-kasus yang lebih mudah?"
Kepala Detektif memberikan keputusan yang bergantung pada pilihan dan kemampuanku, "Itu terserah Anda kedepannya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga bisa ditunjuk untuk menangani kasus-kasus tertentu. Tetapi, kalau Anda gagal lagi--"
Aku memohon dengan penuh keputusasaan, Tolong, pak! Saya sudah berusaha mati-matian untuk mendapatkan title ini. Saya telah mengorbankan banyak hal untuk mengikuti semua tahap dan prosesnya.
Kepala Detektif menunjukkan fakta yang tidak menguntungkan, "Dari 13 kasus yang Anda tangani, hanya 3 yang berhasil, 10 lainnya salah, setelah persidangan tersangka tidak terbukti bersalah. Artinya, hanya 23 persen angka keberhasilan yang Anda peroleh. Jika Anda melakukan kesalahan lagi... mohon maaf, Anda harus diberhentikan.
Aku merasa putus asa, mencoba memohon sekali lagi, "Tapi, pak--"
Kepala Detektif menegaskan keputusannya, "Ini adalah kebijakan yang tidak dapat diubah.
Dalam kekecewaan dan kekesalan, aku berdiri dari kursi dan meninggalkan ruangan Kepala Detektif tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
***
Malamnya, aku berjalan sendirian di pinggiran kota dengan ekspresi murung dan rasa lemas yang menyelimuti diriku. Aku melangkah dengan langkah yang terus-menerus, sambil memperhatikan sekeliling kota, dari kendaraan yang melintas, gedung-gedung menjulang, hingga orang-orang yang sibuk dengan urusan mereka. Kota ini terlihat hidup dengan hiasan lampu kuning yang memancar dari gedung-gedung dan lampu jalan.
Tiba-tiba, sebuah suara kecelakaan menghantam telingaku. Sebuah sepeda motor terdengar jatuh di jalan raya. Aku segera melirik ke arah suara tersebut, dan melihat sebuah kecelakaan tunggal yang baru saja terjadi.
Di trotoar yang gelap melihat kondisi sepeda motor yang rusak parah dan korban kecelakaan terlihat mengalami luka parah. Bersama dengan beberapa orang yang juga melihat kejadian ini, kami segera menghampiri untuk memberikan pertolongan.
Aku berteriak, "Siapa yang bawa mobil? Tolong segera dibawa ke rumah sakit terdekat!"
Kemudian aku menunjuk seorang pria seumuranku, "Mas, hubungi pihak keluarganya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembunuhan 3 Menit
Mystery / Thriller".... Saya yakin pembunuhnya adalah orang yang sangat jenius dan kuat, sehingga bisa mengeksekusi pembunuhan seperti ini ...," tegas Detektif Arya. Tempat terhening, perpustakaan menjadi kasus pembunuhan paling misterius dan sulit sepanjang karir De...